Soimah Menangis Tak Punya Uang untuk Laporkan Kejanggalan Kematian Anaknya di Ponpes Gontor
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Kabar tewasnya AM, santri Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jatim yang viral di media sosial terungkap setelah ibunya, Soimah sembari menangis mengadu ke pengacara terkenal Hotman Paris.
Foto/Ist
Soimah menyampaikan anaknya diduga meninggal karena dianiaya. Dia menjelaskan pada 22 Agustus 2022 pukul 06.45 WIB anaknya AM meninggal dunia. Namun dia baru mendapatkan kabar 3 jam setelahnya, yakni pada pukul 10.00 WIB.
Kemudian Soimah menduga putranya tewas karena dianiaya. Dia menjelaskan alasan belum berani melaporkan ke polisi karena kasus ini bersangkutan dengan lembaga besar.
Terlebih lagi ia tidak memiliki uang untuk biaya berangkat menuju ke daerah di mana anaknya menempuh pendidikan.
“Ibu Soimah terus menangis sambil mengatakan bahwa anaknya meninggal dunia karena dianiaya, dan ia tidak memiliki banyak uang agar bisa berangkat untuk membuat laporan polisi,” ungkap Hotman.
Ditambahkan Soimah bahwa ada kejanggalan pada jenazah anaknya yakni saat dimakamkan ada darah yang keluar dari kain kafannya sehingga kafan harus diganti sebanyak dua kali.
“Anak saya sudah dimakamkan tapi ada kejanggalan pada kematian anak saya," katanya.
Ponpes Gontor kemudian menyampaikan permintaan maaf dan menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Mereka berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Dan berdasarkan informasi yang diperoleh AM tewas karena diduga dianiaya oleh rekannya. Peristiwa itu terjadi pada 22 Agustus 2022.
Ponpes Modern Darussalam Gontor baru menyampaikan pernyataan resmi terkait kasus ini pada 5 September 2022.
Juru bicara Ponpes Modern Darussalam Gontor, Ustaz Noor Syahid menjelaskan mengapa mereka baru mengungkap kasus ini.
“Saat sebelum masuk ke Gontor ortu atau bapak telah menandatangani surat penyerahan anak ke pondok. Ada poin kesanggupan salah satunya tidak membawa ke ranah hukum,” katanya.
Namun, karena kasus ini sudah ramai dan orang tua AM yakni Siti Soimah sudah mengadu kepada pengacara kondang Hotman Paris, akhirnya mereka sepakat melapor polisi.
Noor Syahid kemudian menceritakan sebelum AM dinyatakan meninggal. AM sebelumnya ditunjuk sebagai ketua perkemahan Kamis-Jumat pada 18-19 Agustus 2022.
Ponpes Modern Darussalam Gontor ketika itu mau melaksanakan perkemahan setiap Kamis-Jumat pada santri baru.
Sebagai ketua pelaksana, korban harus mengumpulkan barang pinjaman dan disimpan di gudang pada Jumat dan Sabtu.
Pada Senin atau hari kejadian akhirnya dilakukan pemeriksaan barang. Nahas, di sana terjadi peristiwa dugaan penganiayaan.
“Kemungkinan terjadi di situ. Senin kejadiannya. Yang jelas Gontor berduka,” ucap Noor Syahid.
Lihat Juga: Viral! Sopir Taksi Online Dikeroyok di Tol Kebon Jeruk, Pemicunya Korban Salip Mobil Pelaku
Foto/Ist
Soimah menyampaikan anaknya diduga meninggal karena dianiaya. Dia menjelaskan pada 22 Agustus 2022 pukul 06.45 WIB anaknya AM meninggal dunia. Namun dia baru mendapatkan kabar 3 jam setelahnya, yakni pada pukul 10.00 WIB.
Kemudian Soimah menduga putranya tewas karena dianiaya. Dia menjelaskan alasan belum berani melaporkan ke polisi karena kasus ini bersangkutan dengan lembaga besar.
Terlebih lagi ia tidak memiliki uang untuk biaya berangkat menuju ke daerah di mana anaknya menempuh pendidikan.
“Ibu Soimah terus menangis sambil mengatakan bahwa anaknya meninggal dunia karena dianiaya, dan ia tidak memiliki banyak uang agar bisa berangkat untuk membuat laporan polisi,” ungkap Hotman.
Ditambahkan Soimah bahwa ada kejanggalan pada jenazah anaknya yakni saat dimakamkan ada darah yang keluar dari kain kafannya sehingga kafan harus diganti sebanyak dua kali.
“Anak saya sudah dimakamkan tapi ada kejanggalan pada kematian anak saya," katanya.
Ponpes Gontor kemudian menyampaikan permintaan maaf dan menyesalkan terjadinya peristiwa itu. Mereka berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Dan berdasarkan informasi yang diperoleh AM tewas karena diduga dianiaya oleh rekannya. Peristiwa itu terjadi pada 22 Agustus 2022.
Ponpes Modern Darussalam Gontor baru menyampaikan pernyataan resmi terkait kasus ini pada 5 September 2022.
Juru bicara Ponpes Modern Darussalam Gontor, Ustaz Noor Syahid menjelaskan mengapa mereka baru mengungkap kasus ini.
“Saat sebelum masuk ke Gontor ortu atau bapak telah menandatangani surat penyerahan anak ke pondok. Ada poin kesanggupan salah satunya tidak membawa ke ranah hukum,” katanya.
Namun, karena kasus ini sudah ramai dan orang tua AM yakni Siti Soimah sudah mengadu kepada pengacara kondang Hotman Paris, akhirnya mereka sepakat melapor polisi.
Noor Syahid kemudian menceritakan sebelum AM dinyatakan meninggal. AM sebelumnya ditunjuk sebagai ketua perkemahan Kamis-Jumat pada 18-19 Agustus 2022.
Ponpes Modern Darussalam Gontor ketika itu mau melaksanakan perkemahan setiap Kamis-Jumat pada santri baru.
Sebagai ketua pelaksana, korban harus mengumpulkan barang pinjaman dan disimpan di gudang pada Jumat dan Sabtu.
Pada Senin atau hari kejadian akhirnya dilakukan pemeriksaan barang. Nahas, di sana terjadi peristiwa dugaan penganiayaan.
“Kemungkinan terjadi di situ. Senin kejadiannya. Yang jelas Gontor berduka,” ucap Noor Syahid.
Lihat Juga: Viral! Sopir Taksi Online Dikeroyok di Tol Kebon Jeruk, Pemicunya Korban Salip Mobil Pelaku
(shf)