Anak Meninggal di Ponpes Gontor Diduga Akibat Kekerasan, Orang Tua Cari Keadilan

Selasa, 06 September 2022 - 16:55 WIB
loading...
Anak Meninggal di Ponpes Gontor Diduga Akibat Kekerasan, Orang Tua Cari Keadilan
Soimah (44), ibu dari AM (17), santri yang diduga meninggal dunia di Pondok Pesantren Darussalam Gontor Pusat 1 Pusat Ponorogo, Jawa Timur didampingi pengacaranya terus mencari keadilan. Foto: SINDOnews/Dede Febriansyah
A A A
PALEMBANG - Soimah (44), ibu dari AM (17), santri yang diduga meninggal dunia karena mengalami kekerasan pada saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Darussalam Gontor Pusat 1 Pusat Ponorogo, Jawa Timur belum bisa menerima kenyataan pahit itu.

Dia pun sampai saat ini masih terus berusaha mencari keadilan atas anaknya yang meninggal secara tak wajar.

Diketahui sebelumnya, Soimah tiba-tiba mendapat kabar dari pengasuhan Gontor 1 bahwa anaknya meninggal, Senin (22/8/2022) pukul 10.20 WIB. Masih dalam kondisi berduka dan terus berurai air mata, Soimah menguatkan diri tampil ke media untuk mencari keadilan.



Melalui kuasa hukumnya, Titis Rahmawati mengatakan bahwa kliennya tersebut meminta keadilan terhadap anaknya yang meninggal dunia di Pondok Pesantren Gontor diduga karena adanya tindakan kekerasan.

"Sebelumnya klien saya ini mendapatkan surat keterangan kematian dari Dokter RS internal Pondok Pesantren Darussalam Gontor Pusat 1 Ponorogo, Jawa Timur," ucap Titis, Selasa (6/9/2022).



Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa anaknya meninggal dunia karena sakit. Namun, Titis mengungkapkan, dia tidak akan menuduh pihak pesantren terhadap adanya surat kematian yang diterima orangtua korban.

"Bisa jadi surat kematian dari pihak RS tersebut untuk memudahkan pengiriman jenazah korban. Karena kan memang dalam kondisi Covid 19," ujarnya.



Saat ini, lanjut Titis, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan dari Polda Jawa Timur terkait kematian anak Soimah.

"Saat ini masih menunggu penyelidikan dari pihak polisi yang di sana. Kalau memang diperlukan pihak keluarga akan ke sana, karena pihak keluarga masih terkendala biaya," ungkapnya.

Titis mengungkapkan, pihaknya saat ini telah berkomunikasi dengan penyidik terkait proses pengungkapan kasus meninggalnya santri asal Palembang yang tidak wajar.

"Kami telah berkomunikasi dengan penyidik melalui WhatsApp, dari informasi yang kami terima saat ini sedang pengumpulan barang bukti dan saksi-saksi," terangnya.



Sedangkan dari pihak pesantren menjalin komunikasi dengan pihak keluarga terkait kematian anak tersebut. "Ada komunikasi, namun yang berkomunikasi masih dari pihak-pihak perwakilan, sehingga pihak keluarga tidak cukup puas," ungkap Titis.

Dalam komunikasi tersebut pihak pesantren telah menyatakan surat pengakuan bahwa Albar meninggal karena adanya kekerasan. "Pihak pesantren mengakui bahwa adanya tindak kekerasan," tuturnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4193 seconds (0.1#10.140)