SMAN 5 Sinjai Tampung Pelaku Pengeroyokan, Siswa Demo Mogok Belajar
loading...
A
A
A
SINJAI - Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Kabupaten Sinjai, melakukan demo mogok belajar, memprotes keputusan pihak sekolah menampung beberapa pelaku pengeroyokan di sekolah tersebut.
Diketahui Kasus pengeroyokan sekelompok anak muda di Depan Kantor Dinas Kominfo dan persandian Kabupaten Sinjai yang mengakibatkan salah seorag peremaja FM meninggal dunia pada minggu malam (29/5/2022) lalu.
Aksi demo tersebut disampaikan Kepolisian Resor Sinjai melalui Kasat Binmas AKP Fatahuddin. Ia mengaku demo sudah berlangsung sejak Kamis (25/8/2022) kemarin, sehingga proses belajar mengajar di SMAN 5 Sinjai, sampai Jumat (26/8/2022) tidak berjalan.
Seluruh siswa di sekolah yang beralamat di Jalan Abd Latief, Kecamatan Sinjai Utara itu berunjukrasa.
"Mereka memprotes Kepala SMAN 5 Sinjai, Aliyuddin yang diduga mengakomodir lima orang siswa untuk dititip belajar di SMAN 5 Sinjai," katanya.
Kelima siswa yang dimaksud masih menjalani proses hukum, karena terlibat pada aksi pemukulan yang berujung pada tewasnya seorang remaja di halaman kantor Diskominfo Sinjai, beberapa waktu lalu.
Lanjut dikatakannya, Kepolisian Resor Sinjai memfasilitasi pertemuan antara perwakilan siswa, para guru, dan KepalaSMAN 5 Sinjaiuntuk meredam aksi unjuk rasa di SMAN 5 Sinjai.
Pertemuan di ruang guru awalnya berlangsung cair meski beberapa kali diwarnai ungkapan kekecewaan beberapa guru atas peristiwa yang terjadi.
Kepala SMAN 5 Sinjai, Aliyuddin juga kembali berbicara mengenai alasan dirinya mengakomodir lima siswa yang berhadapan hukum untuk dititip belajar di sekolah tersebut.
Hanya saja proses mediasi ini nyaris ricuh. Hal tersebut berawal ketika seorang perwakilan siswa yang ingin bicara tidak diberikan kesempatan oleh kepala sekolah. Siswa tersebut lalu berontak, namun berhasil ditenangkan oleh beberapa guru kelas.
"Karena melihat situasi tidak kondusif, beberapa personel kepolisian lalu meminta kepala sekolah untuk keluar dari ruangan," jelasnya.
Untuk menenangkan para siswa, seorang guru yang juga wakil kepala sekolah, Arnidawati mengambil pengeras suara. Beberapa kali ia menangis, dan meminta semua siswanya kembali ke dalam kelas.
Terpisah, Siswa Kelas 12 SMAN 5 inisial (AR) mengaku kecewa terhadap kepala Sekolah yang menampung pelaku kriminal.
"Intinya kami tidak terima, kenapa pak kepala sekolah mau menerima siswa pelaku kriminal di sekolah kami, sementara di sekolah lain ditolak," ungkapnya.
Dari pantauan, sejumlah siswa terlihat memasang spanduk dengan menutupi pintu masuk ke sekolah.
Diketahui Kasus pengeroyokan sekelompok anak muda di Depan Kantor Dinas Kominfo dan persandian Kabupaten Sinjai yang mengakibatkan salah seorag peremaja FM meninggal dunia pada minggu malam (29/5/2022) lalu.
Aksi demo tersebut disampaikan Kepolisian Resor Sinjai melalui Kasat Binmas AKP Fatahuddin. Ia mengaku demo sudah berlangsung sejak Kamis (25/8/2022) kemarin, sehingga proses belajar mengajar di SMAN 5 Sinjai, sampai Jumat (26/8/2022) tidak berjalan.
Seluruh siswa di sekolah yang beralamat di Jalan Abd Latief, Kecamatan Sinjai Utara itu berunjukrasa.
"Mereka memprotes Kepala SMAN 5 Sinjai, Aliyuddin yang diduga mengakomodir lima orang siswa untuk dititip belajar di SMAN 5 Sinjai," katanya.
Kelima siswa yang dimaksud masih menjalani proses hukum, karena terlibat pada aksi pemukulan yang berujung pada tewasnya seorang remaja di halaman kantor Diskominfo Sinjai, beberapa waktu lalu.
Lanjut dikatakannya, Kepolisian Resor Sinjai memfasilitasi pertemuan antara perwakilan siswa, para guru, dan KepalaSMAN 5 Sinjaiuntuk meredam aksi unjuk rasa di SMAN 5 Sinjai.
Pertemuan di ruang guru awalnya berlangsung cair meski beberapa kali diwarnai ungkapan kekecewaan beberapa guru atas peristiwa yang terjadi.
Kepala SMAN 5 Sinjai, Aliyuddin juga kembali berbicara mengenai alasan dirinya mengakomodir lima siswa yang berhadapan hukum untuk dititip belajar di sekolah tersebut.
Hanya saja proses mediasi ini nyaris ricuh. Hal tersebut berawal ketika seorang perwakilan siswa yang ingin bicara tidak diberikan kesempatan oleh kepala sekolah. Siswa tersebut lalu berontak, namun berhasil ditenangkan oleh beberapa guru kelas.
"Karena melihat situasi tidak kondusif, beberapa personel kepolisian lalu meminta kepala sekolah untuk keluar dari ruangan," jelasnya.
Untuk menenangkan para siswa, seorang guru yang juga wakil kepala sekolah, Arnidawati mengambil pengeras suara. Beberapa kali ia menangis, dan meminta semua siswanya kembali ke dalam kelas.
Terpisah, Siswa Kelas 12 SMAN 5 inisial (AR) mengaku kecewa terhadap kepala Sekolah yang menampung pelaku kriminal.
"Intinya kami tidak terima, kenapa pak kepala sekolah mau menerima siswa pelaku kriminal di sekolah kami, sementara di sekolah lain ditolak," ungkapnya.
Dari pantauan, sejumlah siswa terlihat memasang spanduk dengan menutupi pintu masuk ke sekolah.
(agn)