Penguatan Moderasi Beragama, Penyuluh Agama Perlu Optimalkan Media Digital

Jum'at, 26 Agustus 2022 - 17:39 WIB
loading...
Penguatan Moderasi Beragama,...
Kemenag menggencarkan upaya penguatan moderasi beragama dengan mengerahkan para penyuluh agama yang bersentuhan langsung dalam tugas layanan kemasyarakatan. Foto/SINDOnews/Khusnul Huda
A A A
BLORA - Kementerian Agama (Kemenag) menggencarkan upaya penguatan moderasi beragama dengan mengerahkan para penyuluh agama yang bersentuhan langsung dalam tugas layanan kemasyarakatan.

Penyuluh agama berperan strategis dalam diseminasi ide penguatan moderasi beragama (MB). Sebab, kebijakan penguatan MB diarahkan pada upaya membentuk SDM Indonesia yang berpegang teguh dengan nilai dan esensi ajaran agama. Selain itu berorientasi menciptakan kemaslahatan umum, dan menjunjung tinggi komitmen kebangsaan.



Penguatan SDM menjadi kerja sehari-hari para penyuluh agama. Namun di era digital, pendekatannya tidak cukup konvensional.

“Pendekatan kepenyuluhan harus berubah, tidak semata melalui media konvensional tatap muka, tapi juga mengoptimalkan media digital,” kata Staf Khusus Menag Bidang Media dan Komunikasi Wibowo Prasetyo saat memberikan pembekalan kepada ratusan penyuluh agama di Blora, Jawa Tengah, Jumat (26/8/2022).

Wibowo menambahkan, penyuluh bersama seluruh elemen Kemenag, harus mampu mengisi ruang digital dengan konten-konten moderasi beragama.

"Hal itu sebagai penyeimbang sekaligus pengarusutamaan informasi di ruang media sosial, baik youtube, fanspage Facebook, twitter, Instagram, tiktok, pembuatan meme, dan lainnya,” lanjutnya.



Dia mengingatkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mewariskan disrupsi informasi. Dunia digital menyajikan narasi keagamaan yang bebas akses dan kerapkali dimanfaatkan kelompok tertentu untuk menyuburkan konflik dan menghidupkan politik identitas.

Mengutip Heidi Campbell, Wibowo mengatakan bahwa era digital juga berdampak pada pudarnya afiliasi terhadap lembaga keagamaan, bergesernya otoritas keagamaan, menguatnya individualisme, dan perubahan dari pluralisme menjadi tribalisme.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1657 seconds (0.1#10.140)