Nostalgia Masa Lalu, Pasar Kangen Jogja Kembali Digelar setelah 2 Kali Vakum karena Pandemi
loading...
A
A
A
JOGJA - Pasar Kangen kembali digelar usai dua tahun tak dilaksanakan akibat pandemi Covid-19. Acara tahunan yang digagas sejak tahun 2007 ini dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta.
Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja, Ong Hari Wahyu mengatakan saat ini Pasar Kangen sudah berusia 16 tahun, dan sempat vakum pada saat pandemi Covid-19. Tahun ini Pasar kangen memasuki yang ke 14 di mana acara digelar dengan konsep pemberdayaan masyarakat.
"Awalnya untuk bangkit kembali dalam pasca gempa, atau trauma Healing," katanya, Kamis (18/8/2022).
Tema Pasar Kangen 2022 kali ini adalah 'Kumandhange Pasar - Ora Cucul Ora Ngebul'. Menurutnya, dua tahun Pasar Kangen absen karena pandemi banyak sektor-sektor kehidupan seakan berhenti ibarat Pasar Ilang Kumandhange.
Di mana jika ada pasar yang mulai hening, maka perdagangan sudah tidak ada lagi, artinya roda ekonomi akan berhenti dan hubungan social juga akan terhenti. Hal tersebut sebenarnya sesuai dengan ramalan pujangga Ronggo Warsito.
Padahal, Kumandhange Pasar merupakan Kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan melalui revitalisasi-reaktualisasi pangan, mengenalkan, memproduksi, mengkonsumsi berbagai jenis pangan yang pernah ada dan dimiliki bangsa ini.
"Ora Cucul Ora Ngebul merupakan semangat baru pasca pandemi dalam kehidupan. Di mana yang tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan apa-apa," terangnya.
Tahun ini peserta pendaftar berjumlah 1300 namun yang masuk dalam kurasi atau peserta Pasar kangen tahun ini berjumlah 277 peserta, terdiri 170 peserta kuliner, 77 peserta penjual barang-barang lawasan, kerajinan dan komunitas seni yang akan menampilkan aktivitas workshop keseniannya.
Ong menjelaskan Pasar Kangen merupakan juga ajang kreativitas dan produktifitas dalam pengolahan pangan berbasis nilai-nilai lokal dan bahan-bahan pangan lokal. Pasar Kangen bukan berarti berhenti dalam hal kelawasannya saja namun juga mempunyai niatan untuk bisa bersanding dan menghadapi perkembangan zaman ke depan tanpa menghilangkan jati diri budaya bangasa.
"Dalam Pasar Kangen ini pengunjung akan dibawa ke masa tempo dulu bahkan masyarakat dapat bernostalgia di acara festival ini," tambahnya.
Spirit dan relasi dari kegiatan ini tidak hanya dialami oleh antar para pedangang, namun kegiatan ini mempertemukan pedagang dengan pembeli sehingga acara ini tidak hanya sebatas transaksi ekonomi namun terjalin relasi kemanusiaan yang intim.
Pengunjung akan dapat merasakan nilai-nilai kearifan lokal seperti bertegur sapa sehingga para pengunjung dapat merasakan transaksi jual beli seperti di pasar tradisional.
Ong menerangkan ide awal gagasan ini dicetuskan oleh beberapa seniman perupa, pertunjukan dan aktivis kebudayaan di Jogjakarta yang divasilitasi oleh Taman Budaya Yogyakarta pasca gempa bumi yang melanda Jogjakarta tahun 2006.
Acara dalam Pasar Kangen ini menampilkan beraneka ragam jajanan khas yang unik dan langka yang pernah ada di Jogjakarta dan daerah lain, serta menampilkan, menjajakan barang-barang lawasan serta mainan tempo doeloe.
"Mengapa itu harus ditampilkan dan disajikan. Kalau tidak maka akan tergerus jaman," tandasnya.
Melihat perkembangan zaman yang serba cepat banyak budaya-budaya dari luar yang masuk dan mulai menggeser kebudayaan bangsa ini atau bahkan menghilangkan kebudayaan yang pernah dimiliki. Serangan itu begitu kuat sampai pada ruas-ruas dan cita rasa lidah kita dalam hal kuliner sehingga memengaruhi selera cita rasa generasi sekarang.
Ia menyebut saat ini banyak bermunculan makanan-makanan, jajanan dari luar dijajakan dan dikonsumsi masyarakat kita. Dalam hal ini pihaknya harus mewaspadai fenomena tersebut, karena na kuliner adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan berbangsa.
"Pasar Kangen akan kami gelar selama 10 hari dari tanggal 18-27 Agustus 2022 setiap harinya juga dimeriahkan berbagai pertunjukan tradisi dari berbagai daerah di Jogjakarta serta performance art dari seniman-seniman Jogjakarta," pungkasnya.
Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja, Ong Hari Wahyu mengatakan saat ini Pasar Kangen sudah berusia 16 tahun, dan sempat vakum pada saat pandemi Covid-19. Tahun ini Pasar kangen memasuki yang ke 14 di mana acara digelar dengan konsep pemberdayaan masyarakat.
Baca Juga
"Awalnya untuk bangkit kembali dalam pasca gempa, atau trauma Healing," katanya, Kamis (18/8/2022).
Tema Pasar Kangen 2022 kali ini adalah 'Kumandhange Pasar - Ora Cucul Ora Ngebul'. Menurutnya, dua tahun Pasar Kangen absen karena pandemi banyak sektor-sektor kehidupan seakan berhenti ibarat Pasar Ilang Kumandhange.
Di mana jika ada pasar yang mulai hening, maka perdagangan sudah tidak ada lagi, artinya roda ekonomi akan berhenti dan hubungan social juga akan terhenti. Hal tersebut sebenarnya sesuai dengan ramalan pujangga Ronggo Warsito.
Padahal, Kumandhange Pasar merupakan Kedaulatan pangan, kemandirian pangan, ketahanan pangan melalui revitalisasi-reaktualisasi pangan, mengenalkan, memproduksi, mengkonsumsi berbagai jenis pangan yang pernah ada dan dimiliki bangsa ini.
Baca Juga
"Ora Cucul Ora Ngebul merupakan semangat baru pasca pandemi dalam kehidupan. Di mana yang tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan apa-apa," terangnya.
Tahun ini peserta pendaftar berjumlah 1300 namun yang masuk dalam kurasi atau peserta Pasar kangen tahun ini berjumlah 277 peserta, terdiri 170 peserta kuliner, 77 peserta penjual barang-barang lawasan, kerajinan dan komunitas seni yang akan menampilkan aktivitas workshop keseniannya.
Ong menjelaskan Pasar Kangen merupakan juga ajang kreativitas dan produktifitas dalam pengolahan pangan berbasis nilai-nilai lokal dan bahan-bahan pangan lokal. Pasar Kangen bukan berarti berhenti dalam hal kelawasannya saja namun juga mempunyai niatan untuk bisa bersanding dan menghadapi perkembangan zaman ke depan tanpa menghilangkan jati diri budaya bangasa.
"Dalam Pasar Kangen ini pengunjung akan dibawa ke masa tempo dulu bahkan masyarakat dapat bernostalgia di acara festival ini," tambahnya.
Spirit dan relasi dari kegiatan ini tidak hanya dialami oleh antar para pedangang, namun kegiatan ini mempertemukan pedagang dengan pembeli sehingga acara ini tidak hanya sebatas transaksi ekonomi namun terjalin relasi kemanusiaan yang intim.
Pengunjung akan dapat merasakan nilai-nilai kearifan lokal seperti bertegur sapa sehingga para pengunjung dapat merasakan transaksi jual beli seperti di pasar tradisional.
Ong menerangkan ide awal gagasan ini dicetuskan oleh beberapa seniman perupa, pertunjukan dan aktivis kebudayaan di Jogjakarta yang divasilitasi oleh Taman Budaya Yogyakarta pasca gempa bumi yang melanda Jogjakarta tahun 2006.
Acara dalam Pasar Kangen ini menampilkan beraneka ragam jajanan khas yang unik dan langka yang pernah ada di Jogjakarta dan daerah lain, serta menampilkan, menjajakan barang-barang lawasan serta mainan tempo doeloe.
"Mengapa itu harus ditampilkan dan disajikan. Kalau tidak maka akan tergerus jaman," tandasnya.
Melihat perkembangan zaman yang serba cepat banyak budaya-budaya dari luar yang masuk dan mulai menggeser kebudayaan bangsa ini atau bahkan menghilangkan kebudayaan yang pernah dimiliki. Serangan itu begitu kuat sampai pada ruas-ruas dan cita rasa lidah kita dalam hal kuliner sehingga memengaruhi selera cita rasa generasi sekarang.
Ia menyebut saat ini banyak bermunculan makanan-makanan, jajanan dari luar dijajakan dan dikonsumsi masyarakat kita. Dalam hal ini pihaknya harus mewaspadai fenomena tersebut, karena na kuliner adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan berbangsa.
"Pasar Kangen akan kami gelar selama 10 hari dari tanggal 18-27 Agustus 2022 setiap harinya juga dimeriahkan berbagai pertunjukan tradisi dari berbagai daerah di Jogjakarta serta performance art dari seniman-seniman Jogjakarta," pungkasnya.
(shf)