Ditantang Mentan Siapkan Lahan 20.000 Hektare untuk Jagung, Begini Respons Gubernur Edy
loading...
A
A
A
MEDAN - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo menantang Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyiapkan lahan seluas 20.000 Hektare (ha) untuk pengembangan jagung.
“Kalau ada lahan 20.000 Ha untuk jagung, kita akan upayakan pembangunan pabrik jagung di sana (Sumut). Ini akan sangat menguntungkan baik bagi petani juga baik bagi masyarakat Sumut,” kata Syahrul Yasin Limpo usai bertemu dengan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi di Kantor Kementerian Pertanian Jalan Harsono RM, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (2/8/2022).
Syahrul mengatakan akan terus memberikan dukungan kepada kepala-kepala daerah yang memberikan perhatian lebih pada pertanian. “Sumut memang luar biasa, food estate di sana, bahkan ke depannya bisa dua lokasi. Dukungan Pak Gubernur pada pertanian sangat luar biasa, kami akan terus dukung,” tegasnya.
Lalu bagaimana respons Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi? Dia mengaku memang meminta dukungan Menteri Pertanian soal pengembangan jagung. Saat ini, Sumut bisa memproduksi sekitar 1,1 juta ton per tahun atau peringkat lima secara nasional.
“Jagung kita produksinya sangat baik dan kita akan berupaya terus meningkatkan itu melalui peningkatan sistem pertanian atau lahan baru,” terangnya.
Selain jagung, Edy juga mendapat dukungan penuh dari Mentan Syahrul Yasin Limpo mengembangkan pertanian organik. Salah satu bentuk dukungannya, Kementerian Pertanian akan memberikan 27 Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO).
Pengembangan pupuk organik menjadi salah satu perhatian Edy Rahmayadi mengingat beberapa petani di Sumut mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk. Masalah tersebut diharapkan bisa teratasi dengan tersedianya pupuk organik termasuk pengelolaannya di Sumut.
“Beberapa petani kita mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk, karena itu kita ingin ada pengelolaan pupuk organik melalui UPPO yang akan dibantu Kementerian Pertanian. Satu unit itu terdiri dari delapan ekor sapi, alat pencacah dan rumah kompos,” ujar mantan Pangkostrad itu.
Selain untuk ketersediaan pupuk, tanaman organik juga cukup diminati saat ini dengan harga yang lebih baik dibanding pupuk kimia. Pupuk organik juga dinilai sangat bermanfaat untuk peningkatan produksi baik kualitas maupun kuantitas.
“Manfaatnya sangat luas, produksi lebih baik, tidak mencemari lingkungan, menjaga kualitas lahan dan lainnya. Oleh sebab itu, kita perlu mengembangkan ini karena pertanian masih sektor utama di Sumut,” pungkasnya.
“Kalau ada lahan 20.000 Ha untuk jagung, kita akan upayakan pembangunan pabrik jagung di sana (Sumut). Ini akan sangat menguntungkan baik bagi petani juga baik bagi masyarakat Sumut,” kata Syahrul Yasin Limpo usai bertemu dengan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi di Kantor Kementerian Pertanian Jalan Harsono RM, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (2/8/2022).
Syahrul mengatakan akan terus memberikan dukungan kepada kepala-kepala daerah yang memberikan perhatian lebih pada pertanian. “Sumut memang luar biasa, food estate di sana, bahkan ke depannya bisa dua lokasi. Dukungan Pak Gubernur pada pertanian sangat luar biasa, kami akan terus dukung,” tegasnya.
Lalu bagaimana respons Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi? Dia mengaku memang meminta dukungan Menteri Pertanian soal pengembangan jagung. Saat ini, Sumut bisa memproduksi sekitar 1,1 juta ton per tahun atau peringkat lima secara nasional.
“Jagung kita produksinya sangat baik dan kita akan berupaya terus meningkatkan itu melalui peningkatan sistem pertanian atau lahan baru,” terangnya.
Selain jagung, Edy juga mendapat dukungan penuh dari Mentan Syahrul Yasin Limpo mengembangkan pertanian organik. Salah satu bentuk dukungannya, Kementerian Pertanian akan memberikan 27 Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO).
Pengembangan pupuk organik menjadi salah satu perhatian Edy Rahmayadi mengingat beberapa petani di Sumut mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk. Masalah tersebut diharapkan bisa teratasi dengan tersedianya pupuk organik termasuk pengelolaannya di Sumut.
“Beberapa petani kita mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk, karena itu kita ingin ada pengelolaan pupuk organik melalui UPPO yang akan dibantu Kementerian Pertanian. Satu unit itu terdiri dari delapan ekor sapi, alat pencacah dan rumah kompos,” ujar mantan Pangkostrad itu.
Selain untuk ketersediaan pupuk, tanaman organik juga cukup diminati saat ini dengan harga yang lebih baik dibanding pupuk kimia. Pupuk organik juga dinilai sangat bermanfaat untuk peningkatan produksi baik kualitas maupun kuantitas.
“Manfaatnya sangat luas, produksi lebih baik, tidak mencemari lingkungan, menjaga kualitas lahan dan lainnya. Oleh sebab itu, kita perlu mengembangkan ini karena pertanian masih sektor utama di Sumut,” pungkasnya.
(nic)