Sakera, Pejuang Kaum Tertindas dari Madura yang Dikhianati Teman Seperguruan

Rabu, 27 Juli 2022 - 05:51 WIB
loading...
Sakera, Pejuang Kaum Tertindas dari Madura yang Dikhianati Teman Seperguruan
Sakera adalah seorang tokoh pejuang yang lahir di Pulau Madura. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-19. (Ist)
A A A
Sakera adalah seorang tokoh pejuang yang lahir di Pulau Madura. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-19. Sakera sadalah seorang jagoan daerah yang melawan penjajah Belanda di perkebunan tebu Kancil Mas Bangil.

Legenda jagoan berdarah Bangil ini sangat populer di Jawa Timur utamanya di Pasuruan dan Madura. Sakera yang bernama asli Sadiman adalah golongan ningrat yang disebut dengan kelas Mas, berlatar belakang Islam yang amat sholeh dan pekerja keras.

Profesinya sebagai mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula Kancil Mas Bangil. Ia dikenal sebagai seorang mandor yang baik hati dan sangat memperhatikan kesejahteraan para pekerja, sehingga dijuluki Sakera. Sakera adalah pejuang yang anti penjajahan.

Suatu saat setelah musim giling selesai, pabrik gula tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu. Karena kepentingan itu orang Belanda ambisius untuk membeli lahan perkebunan yang seluas-luasnya dan dengan harga semurah-murahnya.

Dengan cara yang licik, orang Belanda itu menyuruh Carik Rembang untuk bisa menyediakan lahan baru untuk Perusahaan dalam jangka waktu singkat dan murah, dengan iming-iming harta dan kekayaan.

Sehingga Carik Rembang bersedia memenuhi keinginan tersebut. Carik Rembang pun menggunakan cara-cara kekerasan kepada rakyat dalam mengupayakan tanah untuk perusahaan.

Sakera pun selalu membela rakyat, karena sikap ketidakadilan yang berkali kali dilakukan oleh Carik Rembang. Sehingga Carik Rembang melaporkan hal ini kepada pemimpin perusahaan. Pemimpin perusahaan marah dan mengutus wakilnya Markus untuk membunuh Sakera.

Suatu hari pekerja sedang istirahat di perkebunan, Markus marah-marah dan menghukum para pekerja serta menantang Sakera. Sakera yang mengetahui hal ini, marah dan membunuh Markus serta pengawalnya di kebon tebu.

Sejak saat itu Sakera menjadi buronan polisi pemerintah Hindia Belanda. Suatu saat ketika Sakera berkunjung ke rumah ibunya, ia dikeroyok oleh Carik Rembang dan polisi Belanda. Karena ibu Sakera diancam akan dibunuh maka, Sakera akhirnya menyerah, dan dimasukkan ke penjara di Bangil.

Siksaan demi siksaan dilakukan polisi Belanda kepada Sakera setiap hari. Selama dipenjara Sakera selalu kangen dengan Keluarga dirumahnya.
Hingga akhirnya Sakera berhasil lolos dan melakukan perlawanan kembali.

Perlawanan pun dimulai, Carik Rembang dibunuh dan dilanjutkan dengan menghabisi para petinggi perkebunan yang memeras rakyat. Bahkan kepala polisi Bangil pun ditebas tangannya dengan celurit senjata khas yang digunakan Sakera.

Dengan cara yang licik pula polisi Belanda mendatangi teman seperguruan Sakera yang bernama Aziz untuk mencari kelemahan Sakera. Dengan iming-iming akan diberi imbalan kekayaan oleh pemeritah Belanda di Bangil.

Baca: Siasat Menyerah Panglima Wangkang Bikin Pasukan Belanda Pusing.

Aziz menjebak Sakera dengan licik, akhirnya Sakera pun terjebak dan dilumpuhkan ilmunya dengan memukulkan "Jamur Kuning" ke badannya. Lagi-lagi Belanda berhasil menangkap kembali Sakera yang kemudian diadili oleh pemeritah Belanda di Bangil dan diputuskan untuk dihukum gantung.

Sakera gugur digantung di Penjara Bangil dan Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan, daerah paling selatan Kota Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

Baca Juga: Kisah Pilu Kematian Putri Tujuh yang Cantik Jelita dan Legenda Lahirnya Nama Kota Dumai.

Semangat perjuangan yang dilakukan Sakera tidak pernah terdokumentasikan bagi masyarakat, dan belum masuk di dalam kategori Pahlawan Nasional Indonesia.

Di karenakan Sakera termasuk salah satu dari banyaknya Pahlawan Di Indonesia. Yang memperjuangkan daerahnya sendiri dari keganasan penjajahan Belanda. Sehingga Nama dan Jasa-jasanya Sakera, hanya bisa di dengar di daerahnya sendiri.

Sumber:
wikipedia
diolah dari berbagai sumber
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1220 seconds (0.1#10.140)