9 Rumah Rusak Berat Terseret Tanah Longsor di Kota Palopo
loading...
A
A
A
PALOPO - Longsor mengakibatkan sembilan rumah warga rusak berat di Desa Battangbarat, Kecamatan Warabarat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, pada Jumat (26/6/2020) sekitar pukul 16.00 Wita.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palopo melaporkan longsor dipicu oleh hujan intensitas tinggi mengguyur kawasan itu dan struktur tanah labil.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, selain merusak rumah warga, longsor juga mengakibatkan akses jalan yang menghubungkan Kota Palopo dengan Tanah Toraja terputus. BPBD Palopo melaporkan longsor tidak mengakibatkan korban jiwa. Insiden longsor serupa terjadi di wilayah sepekan lalu.
"Pascainsiden tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kota Palopo melakukan kaji cepat di lapangan. Tim juga melakukan evakuasi warga terdampak. Tim yang berada di lapangan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan darurat di wilayah itu," kata Raditya.
Kota Palopo, ujar Raditya, merupakan wilayah dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi untuk bahaya tanah longsor. Luas wilayah dengan tingkat kerentanan sedang seluas 5.272 hektare, sedangkan tinggi mencapai 11.994 hektare. Jumlah potensi populasi terpapar akibat bahaya tanah longsor mencapai 5.243 jiwa.
"Masyarakat setempat diharapkan mampu mengidentifikasi potensi ancaman bahaya di sekitar. Pada kondisi hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi lama dapat memicu terjadinya longsor tersebut. Ini merupakan salah satu bentuk kesiapsiagaan berbasis komunitas menghadapi bahaya longsor atau gerakan tanah," ujar dia.
Di samping itu, kemampuan untuk menganalisis intensitas dan durasi hujan dapat menjadi peringatan dini bagi masyarakat. Indonesia telah memiliki landslide early warning system (LEWS) namun belum semua wilayah terpasang sistem ini.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) mengeluarkan peta zona kerentanan gerakan tanah Juni 2020 yang menunjukkan bahwa wilayah Kota Palopo termasuk berpotensi menengah hingga tinggi.
Sementara itu, Ketua RT 03 Petrus (50) alias Andes mengatakan, ada tiga titik rawan longsor di wilayahnya. "Kejadiannya tadi sore sekitar pukul 15.25 Wita, sembilan rumah warga yang terbawa tanah longsor dan masih ada sekitar 5 rumah lagi terancam," kata Petrus.
Menurut Petrus, sejak sore pukul 15.24 Wita hingga pukul 19.00 Wita malam, suara gemuruh tanah longsor masih terdengar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palopo melaporkan longsor dipicu oleh hujan intensitas tinggi mengguyur kawasan itu dan struktur tanah labil.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, selain merusak rumah warga, longsor juga mengakibatkan akses jalan yang menghubungkan Kota Palopo dengan Tanah Toraja terputus. BPBD Palopo melaporkan longsor tidak mengakibatkan korban jiwa. Insiden longsor serupa terjadi di wilayah sepekan lalu.
"Pascainsiden tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kota Palopo melakukan kaji cepat di lapangan. Tim juga melakukan evakuasi warga terdampak. Tim yang berada di lapangan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan darurat di wilayah itu," kata Raditya.
Kota Palopo, ujar Raditya, merupakan wilayah dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi untuk bahaya tanah longsor. Luas wilayah dengan tingkat kerentanan sedang seluas 5.272 hektare, sedangkan tinggi mencapai 11.994 hektare. Jumlah potensi populasi terpapar akibat bahaya tanah longsor mencapai 5.243 jiwa.
"Masyarakat setempat diharapkan mampu mengidentifikasi potensi ancaman bahaya di sekitar. Pada kondisi hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi lama dapat memicu terjadinya longsor tersebut. Ini merupakan salah satu bentuk kesiapsiagaan berbasis komunitas menghadapi bahaya longsor atau gerakan tanah," ujar dia.
Di samping itu, kemampuan untuk menganalisis intensitas dan durasi hujan dapat menjadi peringatan dini bagi masyarakat. Indonesia telah memiliki landslide early warning system (LEWS) namun belum semua wilayah terpasang sistem ini.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) mengeluarkan peta zona kerentanan gerakan tanah Juni 2020 yang menunjukkan bahwa wilayah Kota Palopo termasuk berpotensi menengah hingga tinggi.
Sementara itu, Ketua RT 03 Petrus (50) alias Andes mengatakan, ada tiga titik rawan longsor di wilayahnya. "Kejadiannya tadi sore sekitar pukul 15.25 Wita, sembilan rumah warga yang terbawa tanah longsor dan masih ada sekitar 5 rumah lagi terancam," kata Petrus.
Menurut Petrus, sejak sore pukul 15.24 Wita hingga pukul 19.00 Wita malam, suara gemuruh tanah longsor masih terdengar.