Pesona Danau Kelimutu dan Legenda Perang Abadi

Sabtu, 27 Juni 2020 - 05:02 WIB
loading...
Pesona Danau Kelimutu dan Legenda Perang Abadi
Tiga Danau Kelimutu: Yaitu Tiwu (danau) Ata Mbupu yang berwarna biru tua, Tiwu Ata Polo yang berwarna merah tua, dan Tiwu Koo Fai Nuwa Muri yang berwarna hijau. Foto ist
A A A
Pernah mendengar nama tempat wisata Danau Kelimutu? Danau Kelimutu terdiri dari tiga kawah danau yang letaknya berdampingan. Ketiganya berada di atas pucuk Gunung Kelimutu. Tiga danau yang ada di atas Gunung Kelimutu tersebut berada di Desa Pemo, Kecamatan Kalimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam bahasa setempat (bahasa Lio), Kelimutu artinya gunung mendidih (keli=gunung, mutu=mendidih).

Unik dan menariknya, ketiga danau tersebut memiliki warna berbeda, yaitu warna biru tua, hijau dan merah kecokelatan. Untuk mencapai danau tersebut, pelancong bisa masuk melalui Kota Maumere atau Kota Ende, yang semuanya menggunakan transportasi darat dan akan berhenti di satu tempat bernama Moni.

Moni dilengkapi dengan rumah atau wisma untuk penginapan. Dari Moni, pelancong bergerak menuju puncak Kelimutu. Waktu yang ideal untuk ke puncak adalah jam 9 atau 10 pagi WIB. Karena kalau di bawah jam tersebut atau di atas jam 16 sore, kawah kerap ditutup kabut. (Baca: Gua Napalicin, Legenda Si Pahit Lidah yang Kesal dan Bergumam)

Berada di danau tiga warna-begtu biasa disebut-akan terasa pesona alamnya. Angin yang mengalir di pucuk gunung menerpa dedaun cemara yang tumbuh renggang memisahkan ketiga danau. Desau getar dedaun cemara ditingkah suara aneka satwa liar. Sejuk dan indah nian. Tapi ada juga perasaan ngeri ketika melihan buih putih bergerak di permukaan danau berwana hijau.

Ada riak seperti mendidih di dalam cekung kawah yang jauh di bawah sana. Bisa jadi karena gerak aliran angin yang tersedot ketika melewati cekung ruang kosong kawah hingga permukaan air berontak. Lebih terasa angker, ketika berdiri di tepi danau biru tua. Pagar pembatas tubuh seolah tak sanggup menghalau rasa takut. Kawah biru tua yang kita tatap jauh di bawah sekira 50-an meter.

Ketika kita berdiri di tepian atas pada posisi nyaris tegak lurus dengan tepi danau di bawahnya, kita tergoda untuk melemparkan batu ke kawah danau. Anehnya, batu yang dilempar tak akan sampai ke permukaan air. Tidak ada riak air yang gejolak akibat batu yang kita lempar.

Kata pemandu yang biasa menuntun pengujug, batu yang dilempar tidak sampai ke permukaan air karena grafitasi dinding kawah menariknya. Namun, lain pengetahuan para pemandu, lain pula cerita warga yang turun temurun secara lisan.

Kisah Danau Tiga Warna

Danau tiga warna atau danau Kelimutu memiliki cerita. Cerita ini diyakini kebenarnnya oleh warga setempat dan diwariskan lisan turun temurun. Syahdan, dahulu kala, di puncak Gunung Kelimutu hidup Konde Ratu beserta rakyatnya.

Di antara rakyatnya itu, ada dua orang yang memiliki ilmu. Pertama, bernama Ata Mbupu yang memiliki ilmu (putih) untuk menolong orang. Kedua, bernama Ata Polo yang memiliki ilmu hitam, tukang santet dan membunuh orang dengan ilmu sihirnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3004 seconds (0.1#10.140)