Antisipasi PMK, Lima Ekor Kerbau di Sinjai Dikarantina
loading...
A
A
A
SINJAI - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai, melakukan karantina terhadap lima ekor kerbau untuk mengantisipasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Hal itu dilakukan lantaran kerbau tersebut baru saja tiba dari Kabupaten Tana Toraja, yang saat ini menjadi daerah yang terparah penyebaran PMK beberapa hari ini.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai, Burhanuddin, mengatakan pihaknya melakukan langkah antisipasi dengan karantina hewan yang diindikasi PMK untuk mencegah terjadinya penyebaran virus.
"Sampai saat ini di Kabupaten Sinjai belum ada ditemukan sapi mati terkena PMK, cuma memang hewan sementara kita karantina. Ada kerbau pernah ke Tana Toraja yang mana kita tahu Toraja saat ini sudah terdeteksi virus PMK," kata dia, Rabu (13/07/2022).
Dirinya menjelaskan pihaknya melakukan karantina sebanyak lima ekor kerbau, dan akan dicek kondisi kesehatannya. "Lokasinya di Desa Gareccing, Sinjai Selatan," jelasnya.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Sinjai tambahnya, juga akan membuat surat keputusan tentang larangan sapi masuk ke Sinjai untuk mencegah PMK di Sinjai.
Dirinya juga mengimbau, pemilik ternak di daerah untuk mewaspadai PMK, terlebih, kata Burhanudin saat ini daerah tetangga (Kabupaten Bone) tepatnya di Kecamatan Patimpeng sudah ada sembilan ternak sapi positif terkena PMK.
"Kecamatan Patimpeng cukup dekat dengan Kabupaten Sinjai. Kami minta seluruh peternak sapi di Sinjai untuk mewaspadai penyakit itu karena saat ini sudah ada sapi tetangga terkena PMK ," harapnya.
Ia menegaskan agar setiap mitra Dinas Peternakan di Sinjai khususnya para pedagang untuk disiplin terhadap distribusi peternak. "Kami minta tidak asal beli sapi dari luar dan harus memastikan sapi sehat," katanya.
Dirinya menjelaskan, selain ada sapi Kabupaten Bone yang terkena penyakit juga sudah ada ternak sapi warga Bantaeng terkena PMK .
Terlebih menjelang lebaran Idul Adha kemarin sejumlah pengusaha sapi tidak melintasi lokasi pemeriksaan hewan di wilayah perbatasan yang dijaga petugas.
Ada yang sengaja membawa sapi kurban dengan melintasi sungai, ada juga yang memanfaatkan saat petugas belum berjaga di wilayah perbatasan yang dijaga petugas.
"Tidak disiplinnya pedagang sapi membuat potensi PMK masuk di Sinjai, sebab sapi yang dibawa peternak tidak diperiksa surat dan kesehatannya," jelasnya.
Hal itu dilakukan lantaran kerbau tersebut baru saja tiba dari Kabupaten Tana Toraja, yang saat ini menjadi daerah yang terparah penyebaran PMK beberapa hari ini.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai, Burhanuddin, mengatakan pihaknya melakukan langkah antisipasi dengan karantina hewan yang diindikasi PMK untuk mencegah terjadinya penyebaran virus.
"Sampai saat ini di Kabupaten Sinjai belum ada ditemukan sapi mati terkena PMK, cuma memang hewan sementara kita karantina. Ada kerbau pernah ke Tana Toraja yang mana kita tahu Toraja saat ini sudah terdeteksi virus PMK," kata dia, Rabu (13/07/2022).
Dirinya menjelaskan pihaknya melakukan karantina sebanyak lima ekor kerbau, dan akan dicek kondisi kesehatannya. "Lokasinya di Desa Gareccing, Sinjai Selatan," jelasnya.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Sinjai tambahnya, juga akan membuat surat keputusan tentang larangan sapi masuk ke Sinjai untuk mencegah PMK di Sinjai.
Dirinya juga mengimbau, pemilik ternak di daerah untuk mewaspadai PMK, terlebih, kata Burhanudin saat ini daerah tetangga (Kabupaten Bone) tepatnya di Kecamatan Patimpeng sudah ada sembilan ternak sapi positif terkena PMK.
"Kecamatan Patimpeng cukup dekat dengan Kabupaten Sinjai. Kami minta seluruh peternak sapi di Sinjai untuk mewaspadai penyakit itu karena saat ini sudah ada sapi tetangga terkena PMK ," harapnya.
Ia menegaskan agar setiap mitra Dinas Peternakan di Sinjai khususnya para pedagang untuk disiplin terhadap distribusi peternak. "Kami minta tidak asal beli sapi dari luar dan harus memastikan sapi sehat," katanya.
Dirinya menjelaskan, selain ada sapi Kabupaten Bone yang terkena penyakit juga sudah ada ternak sapi warga Bantaeng terkena PMK .
Terlebih menjelang lebaran Idul Adha kemarin sejumlah pengusaha sapi tidak melintasi lokasi pemeriksaan hewan di wilayah perbatasan yang dijaga petugas.
Ada yang sengaja membawa sapi kurban dengan melintasi sungai, ada juga yang memanfaatkan saat petugas belum berjaga di wilayah perbatasan yang dijaga petugas.
"Tidak disiplinnya pedagang sapi membuat potensi PMK masuk di Sinjai, sebab sapi yang dibawa peternak tidak diperiksa surat dan kesehatannya," jelasnya.
(agn)