Sebagai Wilayah Masuk Musim Kemarau, BMKG Minta Waspada Dampak Kekeringan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagian wilayah di Indonesai sudah memasuki musim kemarau , yaitu mencapai 37,7 persen dari Zona Musim (ZOM). Hal itu diungkapkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam keterangan resminya.
"Saat ini telah sekitar 37,7% dari jumlah ZOM (Zona Musim) yang ada di Indonesia mengalami musim kemarau dan 1 daerah tidak mengalami hujan lebih dari 2 bulan. Waspada dampak kurang hujan!" tulis BMKG, Senin (4/7/2022).
BMKG melakukan monitoring terhadap 3.707 pos pengamatan hujan, di mana wilayah yang mengalami kemarau paling ekstrem yakni 1 lokasi (0,03%), kemarau sangat panjang di 1 lokasi (0,03%), kemarau panjang di 15 lokasi (0,40%).
Kemudian, menengah ada di 167 lokasi (4,50%), kemarau pendek 190 lokasi (5,13%). Kemarau sangat pendek ada di 2087 lokasi (56,30%), dan masih ada hujan sebanyak 1246 lokasi (33,61%).
BMKG mengatakan wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian utara dan timur, Sumatera bagian utara, sebagian Riau, pesisir utara Banten, pesisir utara Jawa Barat, Sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur.
Kemudian Bali, sebagian besar NTB, sebagian besar NTT, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian barat, Sulawesi Utara bagian selatan, Papua Barat bagian utara, dan sebagian Papua.
"Daerah yang sudah lama tidak mengalami hujan hingga berada pada kategori panjang ekstrem yakni ada di NTT Rambangaru-Sumba Timur (93 hari)," kata BMKG .
BMKG pun mengimbau agar masyarakat waspada terhadap dampak kekeringan akibat kemarau yang mulai dialami oleh sebagian wilayah Indonesia.
"Hemat dan gunakan air secara bijak. Supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama," imbau BMKG.
"Saat ini telah sekitar 37,7% dari jumlah ZOM (Zona Musim) yang ada di Indonesia mengalami musim kemarau dan 1 daerah tidak mengalami hujan lebih dari 2 bulan. Waspada dampak kurang hujan!" tulis BMKG, Senin (4/7/2022).
BMKG melakukan monitoring terhadap 3.707 pos pengamatan hujan, di mana wilayah yang mengalami kemarau paling ekstrem yakni 1 lokasi (0,03%), kemarau sangat panjang di 1 lokasi (0,03%), kemarau panjang di 15 lokasi (0,40%).
Kemudian, menengah ada di 167 lokasi (4,50%), kemarau pendek 190 lokasi (5,13%). Kemarau sangat pendek ada di 2087 lokasi (56,30%), dan masih ada hujan sebanyak 1246 lokasi (33,61%).
BMKG mengatakan wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian utara dan timur, Sumatera bagian utara, sebagian Riau, pesisir utara Banten, pesisir utara Jawa Barat, Sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur.
Kemudian Bali, sebagian besar NTB, sebagian besar NTT, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian barat, Sulawesi Utara bagian selatan, Papua Barat bagian utara, dan sebagian Papua.
"Daerah yang sudah lama tidak mengalami hujan hingga berada pada kategori panjang ekstrem yakni ada di NTT Rambangaru-Sumba Timur (93 hari)," kata BMKG .
BMKG pun mengimbau agar masyarakat waspada terhadap dampak kekeringan akibat kemarau yang mulai dialami oleh sebagian wilayah Indonesia.
"Hemat dan gunakan air secara bijak. Supaya dampak kekeringan akibat kemarau bisa kita hadapi bersama," imbau BMKG.
(agn)