Entaskan Warga Kota Surabaya dari Kemiskinan, Wali Kota Eri Cahyadi Gulirkan Program Padat Karya

Jum'at, 01 Juli 2022 - 07:19 WIB
loading...
A A A
"Semoga rumah padat karya ini dapat memberikan manfaat yang luar biasa kepada warga Surabaya," tuturnya.
Entaskan Warga Kota Surabaya dari Kemiskinan, Wali Kota Eri Cahyadi Gulirkan Program Padat Karya

Sekarang ini, rumah padat karya sudah terdata di sistem aplikasi pemkot, sebanyak 20 jenis usaha. Dari 20 jenis usaha tersebut, sebanyak 305 jiwa dari keluarga MBR telah terserap sebagai tenaga kerja. Akan tetapi, data tersebut masih bersifat dinamis, sebab Perangkat Daerah (PD) terkait di lingkup pemkot bersama dengan kecamatan masih terus melakukan entry data. Artinya, tenaga kerja yang sudah terserap melalui program padat karya ini jumlahnya dimungkinkan bisa mencapai lebih dari ratusan jiwa.

Sejumlah rumah padat karya yang telah terdata itu lokasinya tersebar di 31 kecamatan Surabaya. Di antaranya, berada di Tahura Jeruk, Kecamatan Lakarsantri Surabaya, yang digunakan untuk usaha ayam pedaging, budidaya ikan patin dan pertanian jagung.

Lalu, di wilayah Kecamatan Jambangan, berupa pertanian jagung manis, pepaya, timun, kacang panjang serta peternakan ayam pedaging. Kemudian, di BTKD Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, berupa pertanian padi dan peternakan ayam pedaging. Juga, di wilayah Kecamatan Wonocolo berupa kebun pertanian.

Selanjutnya, di BTKD Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, berupa pertanian ketela pohon, kangkung, bayam, pisang kepok, terong, lombok dan jagung. Juga, budidaya peternakan dan perikanan berupa ikan lele, magot dan ayam. Tak hanya itu, rumah padat karya juga telah berdiri di BTKD Semolowaru, Kecamatan Sukolilo, berupa budidaya ikan lele dan nila. Serta, di BTKD Sumberrejo, Kecamatan Pakal berupa budidaya ikan bandeng.

Di samping bidang usaha pertanian, peternakan dan perikanan, rumah padat karya di beberapa wilayah juga digunakan untuk klasifikasi bidang usaha lain. Seperti di Rumah Padat Karya Gubeng yang dimanfaatkan untuk usaha café, potong rambut dan cuci motor.

Demikian pula di Rumah Padat Karya Krembangan yang digunakan untuk usaha café, laundry dan cuci motor hingga budidaya maggot. Ada pula di Rumah Padat Karya Prapen, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, berupa jasa usaha laundry, jahit dan cuci motor. Kemudian, Rumah Padat Karya Sememi berupa usaha cuci mobil, motor, café dan laundry.

Selanjutnya, Rumah Padat Karya Wonocolo berupa jahit bordir, cutting stiker, cuci motor dan servis AC. Sedangkan di wilayah Kecamatan Tandes, berupa Rumah Padat Karya berupa sablon, bordir hingga jahit jaket, tas dan sepatu.

Dan terakhir adalah rumah Padat Karya Dukuh Sutorejo, Kecamatan Mulyorejo berupa batik. Meski belum lama berdiri, rumah padat karya yang tersebar di 31 kecamatan tersebut, telah menyerap belasan hingga ratusan tenaga kerja.

Seperti halnya di Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng yang telah menyerap 20 tenaga kerja dari MBR. “Setiap minggunya, untuk sementara ini tiap MBR mendapatkan Rp500 ribu. Jika ditotal dalam satu bulan, maka satu MBR mendapat penghasilan sebesar Rp2 juta,” kata Camat Gubeng, Kota Surabaya, Eko Kurniawan Purnomo.

Sedangkan di Rumah Padat Karya Prapen, Tenggilis Mejoyo, sekarang ini telah menyerap sebanyak 106 MBR. Camat Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya, Achmad Daya Prasetyono menyebutkan, terdapat tiga unit usaha di Rumah Padat Karya Prapen. Yakni, usaha jasa laundry, jahit-permak, dan cuci motor. "Total ada 106 MBR yang terserap di Rumah Padat Karya Prapen," kata Achmad Daya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1951 seconds (0.1#10.140)