Gubernur Serahkan Alat Rapid Test untuk Pemeriksaan 4.000 Dosen Unhas
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Gugus Tugas Sulsel menyerahkan alat kesehatan penanganan COVID-19 kepada Universitas Hasanuddin (Unhas). Penyerahan dilakukan oleh Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah selaku Ketua Gugus Tugas Sulsel kepada Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Rabu (24/6/2020) malam.
Bantuan yang diserahkan berupa masker non-medis 3.000 buah, APD UEA 2.500 buah, masker N95 100, Googless 1.000 buah dan alat rapid test 4.000 buah.
"Demikian juga Unhas, termasuk APD, hari ini kita juga berikan. Dan itulah wujud daripada sinergi yang sudah kita bangun bersama. Kami harap, kolaborasi yang dibuat ini kita bisa cepat memutus rantai penularannya," kata Gubernur Nurdin, dalam keterangan persnya kepada SINDOnews, Kamis (25/6/2020).
Pemberian alat ini akan dimanfaatkan oleh Unhas, termasuk melakukan rapid test kepada 4.000 dosen. Dwia menjelaskan bahwa sebelumnya telah dilakukan rapid test kepada tenaga pendidikan dan pegawai unhas sebanyak 2.000 orang. Ditemukan 37 reaktif rapid test, kemudian dilanjutkan Swab hasilnya 25 dinyatakan positif Covid-19. Selanjutnya mereka telah diisolasi.
"Sekarang setelah 2.000 pegawai saya minta bantuan dari provinsi lagi mau tes 4.000 dosen. Tinggal nanti kalau Insya Allah, mudah-mudahan nggak ada, kalau ada pun segera kita (tangani). Jadi saya bilang sama kalaupun ada yang positif itu bukan, suatu aib," jelasnya.
"Bahkan itu tujuannya kita bisa memutus mata kalau kita positif langsung diidentifikasikan, ditracing jadi mencegah penularan ke orang lain. Bahkan menjadi pahlawan bagi keluarga, bagi komunitasnya," imbuhnya.
Rektor perempuan pertama Unhas ini dengan dilakukan rapid test maka kampus berperan serta dalam memutus mata rantai COVID-19. Sehingga ia juga mengajak kampus lain melakukan hal yang sama. Sebab, kampus merupakan tempat berkumpul banyak orang dari berbagai tempat.
Lanjutnya, bahwa rapid test ini penting, terlebih mendekati momentum Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). UTBK merupakan tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Bantuan yang diserahkan berupa masker non-medis 3.000 buah, APD UEA 2.500 buah, masker N95 100, Googless 1.000 buah dan alat rapid test 4.000 buah.
"Demikian juga Unhas, termasuk APD, hari ini kita juga berikan. Dan itulah wujud daripada sinergi yang sudah kita bangun bersama. Kami harap, kolaborasi yang dibuat ini kita bisa cepat memutus rantai penularannya," kata Gubernur Nurdin, dalam keterangan persnya kepada SINDOnews, Kamis (25/6/2020).
Pemberian alat ini akan dimanfaatkan oleh Unhas, termasuk melakukan rapid test kepada 4.000 dosen. Dwia menjelaskan bahwa sebelumnya telah dilakukan rapid test kepada tenaga pendidikan dan pegawai unhas sebanyak 2.000 orang. Ditemukan 37 reaktif rapid test, kemudian dilanjutkan Swab hasilnya 25 dinyatakan positif Covid-19. Selanjutnya mereka telah diisolasi.
"Sekarang setelah 2.000 pegawai saya minta bantuan dari provinsi lagi mau tes 4.000 dosen. Tinggal nanti kalau Insya Allah, mudah-mudahan nggak ada, kalau ada pun segera kita (tangani). Jadi saya bilang sama kalaupun ada yang positif itu bukan, suatu aib," jelasnya.
"Bahkan itu tujuannya kita bisa memutus mata kalau kita positif langsung diidentifikasikan, ditracing jadi mencegah penularan ke orang lain. Bahkan menjadi pahlawan bagi keluarga, bagi komunitasnya," imbuhnya.
Rektor perempuan pertama Unhas ini dengan dilakukan rapid test maka kampus berperan serta dalam memutus mata rantai COVID-19. Sehingga ia juga mengajak kampus lain melakukan hal yang sama. Sebab, kampus merupakan tempat berkumpul banyak orang dari berbagai tempat.
Lanjutnya, bahwa rapid test ini penting, terlebih mendekati momentum Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). UTBK merupakan tes masuk ke perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).