Vaksin PMK Bakal Disuntikkan ke Gajah karena Rentan Terpapar
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan), Kabupaten Bandung Barat (KBB), terus melakukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) ke hewan ternak milik perorangan ataupun perusahaan.
Pasalnya penularan wabah PMK di KBB terus mengganas dan hingga kini sudah tercatat ada 7.893 ekor yang terpapar. Rinciannya terdiri dari 5.218 ekor sembuh, 148 ekor mati, dan 191 ekor dipotong bersyarat, dengan akumulasi kerugian sudah di atas Rp9 miliar lebih.
Baca juga: Mobil Angkut Uang 6 Koper untuk Mengisi ATM Terjun ke Sungai
Sementara untuk hewan yang sudah mendapatkan vaksin PMK terdiri dari 10.771 ekor sapi dan 9 domba/kambing. "Jumlah yang divaksin di sini (Lembang Park and Zoo) ada delapan ekor domba dan satu kambing. Vaksinnya jenis Aftopor," kata Dokter Hewan Dispernakan, KBB, Suhendra saat ditemui usai vaksinasi PMK di Lembang Park and Zoo, Senin (27/6/2022).
Disinggung soal vaksinasi ke rusa serta gajah, menurutnya harus ada pendekatan khusus karena hewan jenis tersebut memiliki tingkat stres yang berbeda-beda. Yang pasti hewan berkuku genap seperti gajah, rusa dan kijang memang rentan terkena PMK seperti sapi dan kambing.
"Sekarang vaksinasi masih ke domba dan kambing. Untuk Gajah masih menunggu keputusan forum dokter hewan, karena pasti ada metode dan alat khusus yang disiapkan," sambungnya.
Meski satwa jenis tersebut rentan terpapar PMK, pengunjung yang datang berwisata ke Lembang Park and Zoo tidak perlu khawatir. Sebab PMK ini hanya menular ke sesama hewan dan tidak akan menular kepada manusia, sehingga pasti aman bagi pengunjung.
"Kalau dosis vaksin yang diberikan untuk domba/kambing sebanyak satu mili, sementara sapi dua mili," sebutnya.
Dokter Hewan Lembang Park and Zoo, Lucky Aldin Marzuki menyebutkan, di tempatnya terdapat sebanyak tiga ekor gajah, terdiri dari 2 betina dan 1 jantan. Belum diketahui teknis penyuntikan vaksin pada gajah nantinya seperti apa, begitupun dengan dosis vaksin buat hewan berukuran besar.
"Untuk vaksin PMK pada gajah kami masih menunggu konfirmasi dari seluruh dokter hewan di Indonesia. Kalau untuk rusa akan dilakukan dengan melihat kondisinya, mengingat hewan pemakan rumput ini rentan mengalami stres," timpalnya.
Pasalnya penularan wabah PMK di KBB terus mengganas dan hingga kini sudah tercatat ada 7.893 ekor yang terpapar. Rinciannya terdiri dari 5.218 ekor sembuh, 148 ekor mati, dan 191 ekor dipotong bersyarat, dengan akumulasi kerugian sudah di atas Rp9 miliar lebih.
Baca juga: Mobil Angkut Uang 6 Koper untuk Mengisi ATM Terjun ke Sungai
Sementara untuk hewan yang sudah mendapatkan vaksin PMK terdiri dari 10.771 ekor sapi dan 9 domba/kambing. "Jumlah yang divaksin di sini (Lembang Park and Zoo) ada delapan ekor domba dan satu kambing. Vaksinnya jenis Aftopor," kata Dokter Hewan Dispernakan, KBB, Suhendra saat ditemui usai vaksinasi PMK di Lembang Park and Zoo, Senin (27/6/2022).
Disinggung soal vaksinasi ke rusa serta gajah, menurutnya harus ada pendekatan khusus karena hewan jenis tersebut memiliki tingkat stres yang berbeda-beda. Yang pasti hewan berkuku genap seperti gajah, rusa dan kijang memang rentan terkena PMK seperti sapi dan kambing.
"Sekarang vaksinasi masih ke domba dan kambing. Untuk Gajah masih menunggu keputusan forum dokter hewan, karena pasti ada metode dan alat khusus yang disiapkan," sambungnya.
Meski satwa jenis tersebut rentan terpapar PMK, pengunjung yang datang berwisata ke Lembang Park and Zoo tidak perlu khawatir. Sebab PMK ini hanya menular ke sesama hewan dan tidak akan menular kepada manusia, sehingga pasti aman bagi pengunjung.
"Kalau dosis vaksin yang diberikan untuk domba/kambing sebanyak satu mili, sementara sapi dua mili," sebutnya.
Dokter Hewan Lembang Park and Zoo, Lucky Aldin Marzuki menyebutkan, di tempatnya terdapat sebanyak tiga ekor gajah, terdiri dari 2 betina dan 1 jantan. Belum diketahui teknis penyuntikan vaksin pada gajah nantinya seperti apa, begitupun dengan dosis vaksin buat hewan berukuran besar.
"Untuk vaksin PMK pada gajah kami masih menunggu konfirmasi dari seluruh dokter hewan di Indonesia. Kalau untuk rusa akan dilakukan dengan melihat kondisinya, mengingat hewan pemakan rumput ini rentan mengalami stres," timpalnya.
(msd)