Ventilator Inovasi Unpad-ITB Mulai Disebar ke Seluruh Indonesia

Kamis, 25 Juni 2020 - 11:10 WIB
loading...
Ventilator Inovasi Unpad-ITB Mulai Disebar ke Seluruh Indonesia
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat mencoba menggunakan Ven-I, ventilator portabel yang mudah digunakan dan harganya terjangkau. Foto/Dok/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Ventilator Vent-I hasil inovasi tim dari Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi (ITB) serta Rumah Amal Salman mulai didistribusikan ke seluruh Indonesia untuk penanganan pasien COVID-19.

Sejak Selasa (23/6/2020) lalu, sebanyak 216 unit ventilator portabel Vent-I sudah didistribusikan, mulai dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, hingga Papua Barat.

Pengembang sisi medis dan end user Vent-I dari Unpad, Reza Widianto Sudjud mengatakan, ventilator yang mudah dioperasikan dan harganya terjangkau ini telah lolos uji Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan.

Ventilator ini pun telah memenuhi standar SNI IEC 60601-1:204 yang memuat persyaratan umum keselamatan dasar dan kinerja esensia.

"Vent-I dinyatakan lolos uji ketahanan. Kemudian, kami lakukan uji klinis. Uji klinis lolos. Setelah itu, kami mendapatkan izin edar," ungkap Reza, Kamis (27/6/2020).

Pihaknya menargetkan produksi Vent-I sebanyak 800-900 unit hingga pekan kedua Juli 2020 mendatang melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti PT Dirgantara Indonesia (DI) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Jabar.

"Jalur produksi assembly dilakukan di Polman (Politeknik Manufaktur) dan Polban (Politeknik Bandung) dibantu beberapa SMK dan melibatkan UMKM. Kontrol kualitas dan kalibrasi tetap dilakukan ITB. Mahasiswa ITB, UPI, Polman, dan Polban terlibat selama proses pengembangan, produksi dan kontrol kualitas," katanya.

Sementara itu, pengembang sisi medis Vent-I, Ike Sri Redjeki mengatakan, Vent-I menggunakan mesin ventilator PEEP (positive end-expiratory pressure) agar mudah dioperasikan. Pasalnya, kata dia, tidak semua dokter dan tenaga medis dapat mengoperasikan ventilator advance.

"Kalau memegang ventilator dan salah, itu bukan membantu malah membunuh. Saya coba membuat yang paling sederhana," ujarnya.

Menurut Ike, terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang dapat mengoperasikan ventilator advance mendorong dia dan timnya berinovasi.

Selain SDM, pembuatan ventilator advance memerlukan waktu panjang, sedangkan virus SARS-CoV-2 menyebar dengan cepat.

Maka, lanjut Ike, pembuatan ventilator dengan mesin PEEP dinilai efektif, tepat guna, dan dapat menekan biaya produksi.

Ike mengatakan, Vent-I digunakan untuk pasien COVID-19 dengan gejala klinis tahap dua agar mereka tidak mengalami gagal napas. (Baca juga: Tak Ada Hujan Hari Ini, Suhu Bandung Raya 19,2-29,3 Derajat)

"Maka kami coba membuat ventilator yang dapat dioperasikan oleh perawat, dokter umum atau dokter spesialis yang lain. Bahkan mesin ini bisa dibawa pulang dan dipakai oleh pasien di rumah," terangnya.

Ike menambahkan, ventilator portabel Vent-I menjadi salah satu solusi pemenuhan ventilator di Indonesia untuk menekan tingkat mortalitas atau kematian akibat COVID-19.

"Ventilator yang kami kembangkan dan buat tepat guna karena tujuannya untuk penanganan COVID-19 yang menular begitu cepat. Itu yang sekarang kita butuhkan," tandasnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0993 seconds (0.1#10.140)