Dikira Pengangguran dan Punya Pesugihan, Pemuda Ini Ternyata Kelola 70 Server Luar Negeri

Rabu, 22 Juni 2022 - 17:20 WIB
loading...
Dikira Pengangguran dan Punya Pesugihan, Pemuda Ini Ternyata Kelola 70 Server Luar Negeri
Nurohman (33), pemuda asal Kulonprogo, Jogjakarta memiliki pekerjaan mentereng, yakni mengelola 75 server di berbagai negara. Foto/iNews TV/Budi Utomo
A A A
KULONPROGO - Sempat jadi pergunjingan dikira pengangguran karena jarang keluar rumah, Nurohman (33), pemuda asal Kulonprogo, Jogjakarta ternyata memiliki pekerjaan mentereng. Nurohman dipercaya mengelola server di berbagai negara.

Sepanjang hari berkutat dalam kamar, dia menjadi pergunjingan bila hidup di pedesaan yang masih kental dengan kehidupan sosial.



Pemuda yang tinggal di Dusun Wonorejo, Pedukuhan Dlingo, Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo ternyata mengelola puluhan server di berbagai negara.

Nurohman sekilas tak berbeda dengan pemuda pada umumnya. Pria sederhana kelahiran 4 Agustus 1989 itu kesehariannya berkutat di kamarnya. Dia bekerja dengan seperangkat peralatan komputer dan laptop dan ditemani kipas kecil.

Lulusan SMK ini ternyata bekerja sebagai teknisi infrastruktur alias infrastructure engineer di perusahaan yang berkutat dalam Internet of Things (IoT) yang berpusat di Singapura,

Dia memelototi komputer dan laptop bukan untuk sekadar berselancar di dunia maya dan melihat media sosial. Namun, putra pasangan Sunardi dan Sanikem yang tinggal di pedesaan ini justru bekerja karena mendapat tanggung jawab menangani puluhan server yang berada di luar negeri.

Oleh perusahaan di Singapura tempatnya bekerja, Nurohman dipercaya mengelola 50 hingga 70 server setiap harinya. Di ruang kerjanya seluas 3x3 meter itu terhubung server utama di Singapura dan Jerman.



Bahkan jumlah tersebut bisa semakin bertambah saat ada event-event tertentu di negara Singapura, Malaysia, Abu Dhabi, Jerman juga Amerika dan beberapa negara lain klien perusahaannya.

"Saya bertugas sebagai developer operational, bertanggung jawab terhadap kelancaran kinerja server yang saya kelola. Bila ada masalah kemudian langsung ditangani dari rumah yang jauh dari perkotaan," katanya, Selasa (21/6/2022).

Pekerjaan menjadi developer operational bukan tanpa kendala. Karena rumahnya di desa sehingga terkadang sulit mendapatkan sinyal internet. Selain itu jaringan listrik yang sering padam membuat pekerjaan ini terhambat.

"Selain menangani server, saya juga sering mendapatkan berbagai proyek dari berbagai negara untuk penghasilan tambahan," lanjutnya.

Ironisnya, kepiawaiannya menangani server di luar negeri ini justru tak pernah dilirik perusahaan yang ada di Indonesia. Pendidikan Nurohman yang hanya tamatan SMK di Pengasih, Kulonprogo membuat usaha mencari pekerjaan di Indonesia lebih sulit dibandingkan di luar negeri.

"Saya bekerja di perusahaan luar negeri karena tak membutuhkan ijazah tinggi, yang terpenting skill. Saya kan hanya lulusan SMK," tuturnya.



Berkutat di depan komputer setiap hari bukan tanpa resiko. Dia kerap dianggap antisosial, pemalas, pengangguran hingga pesugihan oleh tetangganya karena tak pernah keluar rumah dan bekerja layaknya warga di pedesaan.

"Karena hanya dalam rumah terus jarang sosialisasi, saya sering dianggap pengangguran," celetuknya.

Sunikem, ibu kandung Nurohman mengatakan, dulu anaknya bekerja di Jogja sebagai pekerja yang naik tower.

"Saat itu pulang dan ini ibu ada uang untuk membayar utang. Saya terus tanya, kamu kerja apa mas? Dibilang naik tower. Tapi kalau naik tower kok sebanyak ini uangnya," tutur Sunikem.

Dia kemudian melarang anaknya bekerja naik tower karena berisiko. "Kamu mau ikut ibu nggak apa, berhenti bekerja naik tower. Nggak kerja nggak apa-apa, saya begitu. Setelah itu emosi, Nur nggak pergi ke mana-mana beberapa bulan," lanjutnya.

Beberapa saat kemudian Nurohman meminta modal untuk membeli komputer. Awalnya kedua orang tua Nurohman hanya mengira anaknya bermain game online karena aktivitasnya selalu dilakukan hingga larut malam.

Sempat membuat khawatir, akhirnya kedua orang tuanya turut bahagia. Aktivitas bermain komputer tersebut merupakan pekerjaan yang mampu menghasilkan pundi yang bisa membantu mereka yang selama ini hanya mengandalkan uang hasil dari kebun.

Dari hasil pekerjaannya itu, Nurohman mampu bantu menambah bangun rumahnya. Bahkan memberikan layanan internet gratis di beberapa titik pada warga sekitar, seperti di pos ronda pada malam hari untuk warga dan internet siangnya untuk anak-anak belajar.

Nurohman juga membagikan internet ke rumah pak Dukuh karena yang sering dipakai untuk pertemuan warga. Sehingga banyak membantu keperluan internet untuk warga pedukuhan serta teman-temannya secara gratis.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1926 seconds (0.1#10.140)