Gegara Masalah Upah, Anak Juragan Sawit di Riau Bunuh Pekerja Kebun
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Bustami (49) warga Dusun Tulang, Desa Pematang Berangan, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rohul, Riau ditemukan tewas di kebun sawit. Belakangan diketahui Bustami menjadi korban pembunuhan dengan pelaku adalah anak pemilik kebun sawit.
Setelah sempat menghilang, pelaku bernama Risky Qoiry alias Iki akhirnya menyerahkan diri. Dia mengakui seluruh perbuatannya yakni membunuh Bustami. Baca Juga: 2 Mayat Perempuan Ditemukan Warga Ujung Genteng Penuh Luka
"Didampingi oleh Kades Desa Rambah Tengah Hulu, Riski menyerahkan diri dan mengakui pembunuhan terhadap Bustami tersebut adalah dirinya," kata Kapolres Rohul, AKBP Eko Wimpiyanto, Senin (20/6/2022).
Kasus ini berawal atas temuan mayat di kebun sawit di daerah Rambah pada 18 Juni 2022. Belakangan diketahui bahwa yang tergeletak sudah tidak bernyawa adalah Bustami. Sementara kebun sawit itu milik Asnauli. Korban sendiri merupakan pekerja di kebun sawit milik Asnauli.
Tidak berapa lama ada orang berteriak memanggil warga bahwa ada mayat. Dia adalah pelaku Risky. Pria berusia 22 tahun ini pura-pura minta tolong untuk mengelabui warga.
Tidak berapa lama banyak warga dan pihak kepolisian pun datang ke lokasi. Polisipun melakukan penyelidikan. Belakangan kecurigaan mengarah kepada Risky, anak pemilik kebun sawit. Pelaku sendiri langsung menghilang tidak lama setelah kejadian.
Sementara itu pihak kepolisian membawa jenazah korban ke RS Bayangkara Polda Riau di Pekanbaru untuk dilakukan otopsi.
Dari hasil otpsi ditemukan memar pada punggung, luka lecet pada dahi, daun telinga sebelah dan pundak bahu kiri.
"Kemudian ada resapan darah pada jaringan ikat pembungkus tulang tengkorak, jaringan ikat pembungkus saluran kerongkongan, jaringan ikat pembungkus otot leher sisi kiri, penampang otak kecil, permukaan batang otak, perdarahan di bawah selaput keras otak, perdarahan di bawah selaput lunak otak akibat kekerasan tumpul," imbuhnya.
Hasil pemeriksaan juga menyimpulkan adanya darah sebanyak 20 cc di bawah selaput keras pada daerah otak kecil dan tanda-tanda herniasi (pergeseran) otak.
Selanjut AKBP Eko Wimpiyanto, ditemukan tanda-tanda mati lemas (asfiksia) berupa tanda-tanda kongesti (perbendungan), sianosis pada jaringan kuku jari-jari tangan dan bintik-bintik perdarahan (ptekie haemorrhage). "Penyebab kematian adalah akibat kekerasan tumpul pada daerah kepala yang menimbulkan pendarahan otak," imbuhnya.
Dari hasil introgasi sementara pelaku dengan korban terlibat perkelahian mulut dan berujung pembunuhan. "Motifnya karena urusan kerja dan upah antara korban dan tersangka," tukasnya.
Setelah sempat menghilang, pelaku bernama Risky Qoiry alias Iki akhirnya menyerahkan diri. Dia mengakui seluruh perbuatannya yakni membunuh Bustami. Baca Juga: 2 Mayat Perempuan Ditemukan Warga Ujung Genteng Penuh Luka
"Didampingi oleh Kades Desa Rambah Tengah Hulu, Riski menyerahkan diri dan mengakui pembunuhan terhadap Bustami tersebut adalah dirinya," kata Kapolres Rohul, AKBP Eko Wimpiyanto, Senin (20/6/2022).
Kasus ini berawal atas temuan mayat di kebun sawit di daerah Rambah pada 18 Juni 2022. Belakangan diketahui bahwa yang tergeletak sudah tidak bernyawa adalah Bustami. Sementara kebun sawit itu milik Asnauli. Korban sendiri merupakan pekerja di kebun sawit milik Asnauli.
Tidak berapa lama ada orang berteriak memanggil warga bahwa ada mayat. Dia adalah pelaku Risky. Pria berusia 22 tahun ini pura-pura minta tolong untuk mengelabui warga.
Tidak berapa lama banyak warga dan pihak kepolisian pun datang ke lokasi. Polisipun melakukan penyelidikan. Belakangan kecurigaan mengarah kepada Risky, anak pemilik kebun sawit. Pelaku sendiri langsung menghilang tidak lama setelah kejadian.
Sementara itu pihak kepolisian membawa jenazah korban ke RS Bayangkara Polda Riau di Pekanbaru untuk dilakukan otopsi.
Dari hasil otpsi ditemukan memar pada punggung, luka lecet pada dahi, daun telinga sebelah dan pundak bahu kiri.
"Kemudian ada resapan darah pada jaringan ikat pembungkus tulang tengkorak, jaringan ikat pembungkus saluran kerongkongan, jaringan ikat pembungkus otot leher sisi kiri, penampang otak kecil, permukaan batang otak, perdarahan di bawah selaput keras otak, perdarahan di bawah selaput lunak otak akibat kekerasan tumpul," imbuhnya.
Hasil pemeriksaan juga menyimpulkan adanya darah sebanyak 20 cc di bawah selaput keras pada daerah otak kecil dan tanda-tanda herniasi (pergeseran) otak.
Selanjut AKBP Eko Wimpiyanto, ditemukan tanda-tanda mati lemas (asfiksia) berupa tanda-tanda kongesti (perbendungan), sianosis pada jaringan kuku jari-jari tangan dan bintik-bintik perdarahan (ptekie haemorrhage). "Penyebab kematian adalah akibat kekerasan tumpul pada daerah kepala yang menimbulkan pendarahan otak," imbuhnya.
Dari hasil introgasi sementara pelaku dengan korban terlibat perkelahian mulut dan berujung pembunuhan. "Motifnya karena urusan kerja dan upah antara korban dan tersangka," tukasnya.
(don)