Pasien COVID-19 Meninggal di Bandung Lebih Banyak Terjadi Sebelum PSBB

Selasa, 23 Juni 2020 - 23:12 WIB
loading...
Pasien COVID-19 Meninggal...
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna. Foto/Humas Pemkot Bandung
A A A
BANDUNG - Sebagian besar pasien positif terpapar virus Corona (COVID-19) yang meninggal di Kota Bandung, terjadi pada saat sebelum Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan.

Sedangkan saat PSBB diterapkan mulai pertengahan April hingga Juni 2020 ini, jumlah pasien COVID-19 yang meninggal justru sedikit. Ini membuktikan, tingkat fatalitas wabah COVID-19 di Kota Bandung saat PSBB diterapkan, tidak lagi ganas. (BACA JUGA: 190 Anak Terpapar COVID-19, Pengunjung Mal di Kota Bandung Tak Ada Batas Usia )

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, selain karena penerapan PSBB, penanganan terhadap pasien COVID-19 pun semakin baik. Sehingga tak terjadi gelombang kasus kematian beruntun sejak PSBB diterapkan.

"Dulu di Bandung itu, virus itu begitu cepat menuju (menyebabkan) kematian. Sekarang, justru kematian menjauh. Kebanyakan (pasien COVID-19) sembuh. Jadi dulu ganas, sekarang tidak lagi ganas," kata Ema di Balai Kota Bandung, Selasa (23/6/2020). (BACA JUGA: 190 Anak Terpapar Corona, Berli: Terbanyak di Bodebek dan Bandung Raya )

Menurut Ema, tingkat imunitas masyarakat semakin baik dibandingkan fase awal wabah Corona merebak. Masyarakat sudah tak rentan terpapar virus Corona karena mulai disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Artinya, tingkat kesembuhan dan pengendalian wabah di Bandung cukup baik. Saya yakin, suatu waktu, cepat atau lambat, kita akan kembali kepada situasi yang diharapkan (new normal)," ujar dia. (BACA JUGA: Update COVID-19 Kota Bandung, Landai Tak Ada Kasus Meninggal Baru )

Berdasarkan data Pusat Informasi COVID-19 (Pusicov) Kota Bandung, setelah PSBB diterapkan mulai 22 April hingga Senin 22 Juni 2020, jumlah kematian hanya enam.

Sedangkan sebelum PSBB, sejak 17 Maret hingga 22 April, jumlah kasus kematian mencapai 34 hanya dalam waktu satu bulan lebih.

Meski begitu, tutur Sekda, Pemkot Bandung tetap mengantisipasi gelombang kedua kasus COVID-19 meski grafik kasus positif kumulatif saat ini melandai.

"Untuk antisipasi gelombang kedua, bahwa yang namanya surveilans itu tidak akan berhenti. Penanganan COVID-19 terus berlangsung, artinya pelacakan akan terus kami lakukan," tutur Ema.

Seperti diberitakan, update COVID-19 di Kota Bandung berdasarkan Pusicov Bandung Senin 22 Juni 2020 tercatat mulai landainya kasus positif baru. Begitu pun pasien positif, tidak ada penderita yang meninggal dalam beberapa pekan terakhir.

Saat ini, warga positif COVID-19 aktif di Kota Bandung berjumlah 103 orang. Positif aktif adalah pasien yang saat ini masih berstatus positif, menjalani perawatan di RS rujukan Covid atau isolasi mandiri. Kasus positif aktif, terpantau tidak mengalami penambahan sejak 13 Juni 2020 lalu.

Dengan jumlah 103 positif aktif, maka total warga Bandung yang tercatat telah positif terpapar virus COVID-19 mencapai 384 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 241 orang telah sembuh dan 40 orang meninggal dunia. Kasus meninggal dunia, juga tercatat tak ada penambahan sejak 5 Juni lalu.

Dilihat dari usia, kasus positif 8 di antaranya adalah balita, 15 remaja usia 6 hingga 20 tahun, 51 adalah dewasa usia 20 hingga 29 tahun, 59 orang rentang usia 30 hingga 39 tahun, dan terbanyak adalah warga bejana 50 hingga 59 tahun berjumlah 109 orang.
(awd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2170 seconds (0.1#10.140)