Puluhan Sapi di Sergai Terinfeksi Penyakit LSD dan PMK, Peternak Resah

Selasa, 07 Juni 2022 - 06:44 WIB
loading...
Puluhan Sapi di Sergai Terinfeksi Penyakit LSD dan PMK, Peternak Resah
Puluhan ekor sapi peliharaan peternak di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) Sumatera Utara (Sumut) terserang LSD dan PMK. Foto dok/SINDOnews
A A A
SERGAI - Puluhan ekor sapi peliharaan peternak di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) Sumatera Utara (Sumut) terserang penyakit kulit atau lumpy skin disease (LSD) dan penyakit mulut dan kuku (PMK). Para peternak resah karena sepinya pembeli sapi menjelang Idul Adha.



Muhammad Hasan, seorang peternak mengatakan, akibat penyakit tersebut kondisi kesehatan sapi mereka menurun. Terlihat banyak benjolan-benjolan di bagian tubuh sapi. Bahkan di bagian bawah kakiterlihat luka yang cukup parah yang diduga merupakan ciri-ciri penyakit PMK.

“Disertai nafsu makan yang berkurang, penurunanberat dan bobot tubuh sapi hingga sapi menjali malas bergerak dan kesulitan saat melangkah atau berjalan,” ujar Hasan, Senin (6/6/2022).

Kondisi yang dialami sap-sapi ini, lanjut Hasan, sudah terjadi dalam dua minggu ini. “Sekitar dua puluh ekor sapi yang mengalami penyakit LSD dan seekor diantaranya diduga terjangkit penyakit PMK,” pungkasnya.

Para peternak dan pemerintaha desa setempat melalui kepala dusun telah melaporkan kasus sapi-sapi yang sakit ini kepada pihak Bhabinkamtibmas. Namun, hingga saat ini belum ada tindakan apapun dari pihak terkait.

Sebelumnya, para peternak sudah berupaya mengobati sapi mereka yang sakit dengan memanggil mantri hewan untuk dilakukan penyuntikan. Namun terkendala dengan stok obat yang terbatas dan sering habis.

Supratman, kepala dusun mengatakan, pihaknya hanya bisa berharap ada bantuan khususnya obat-obatan agar sapi-sapi mereka yang sakit bisa sembuh dan tidak menular ke sapi-sapi yang lainnya.

Terkati omset penjualan sapi menjelang hari raya Idul Adha, Supratman mengaku pesanan berkurang. “Karena pembeli tidak tertarik melihat sejumlah sapi-sapi yang sakit,” pungkasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2245 seconds (0.1#10.140)