Bupati Bulukumba Paparkan Program Rumpon di Simposium Perikanan Kelautan

Minggu, 05 Juni 2022 - 16:28 WIB
loading...
Bupati Bulukumba Paparkan Program Rumpon di Simposium Perikanan Kelautan
Bahkan Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf memaparkan sejumlah program andalan Pemkab Bulukumba dalam simposium Nasional IX dan Internasional V Kelautan dan Perikanan. Foto: Istimewa
A A A
BULUKUMBA - Pemerintah Kabupaten Bulukumba terus mendorong konstribusi seluruh sektor membangkitkan perekonomian daerah, termasuk sektor perikanan.

Bahkan Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf memaparkan sejumlah program andalan Pemkab Bulukumba dalam simposium Nasional IX dan Internasional V Kelautan dan Perikanan yang digelar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.

Andi Utta sapaan akrab Bupati Bulukumba, konstribusi sektor pertanian kehutanan dan perikanan terhadap perekonomian daerah atau PDRB sebesar 36,86 persen.



“Sementara khusus untuk sektor perikanan menyumbang konstribusi sebesar 11,94 persen dari total PDRB,” bebernya.

Melihat potensi tersebut, Andi Utta mengaku akan lebih memaksimalkan potensi perikanan dan meningkatan produktifitas perikanan tangkap yang nilai produksinya saat ini Rp1,3 triliun.

Untuk itu sejumlah program prioritas dilaksanakan oleh pemerintah daerah, seperti Gerakan 1000 Rumpon, Penyediaan Kolam Labuh, Pembangunan Sentra Pelelangan Ikan, dan Budidaya Rumput Laut dengan sistem keramba.

Rumpon, lanjutnya bukan alat tangkap , tapi sebagai tempat makan ikan dengan adanya planton. Karena perairan Bulukumba khususnya laut dalam minim terumbu karang, maka rumpon menjadi solusi untuk menjadi lokasi bermain ikan.

“Jadi nelayan itu tidak lagi pergi mencari ikan, tapi ke laut untuk menangkap ikan di lokasi ada rumponnya,” bebernya.

Lebih lanjut dikatakan 1 unit rumpon dapat menghasilkan produksi ikan rata-rata 40 ton perbulan yang biasanya diambil empat kali dalam sebulan.

Selain membahas rumpon, Andi Utta yang juga praktisi di sektor kelautan perikanan ini membahas kondisi nelayan di Indonesia secara umum.

Menurutnya, salah satu kendala produktifitas nelayan terbatas oleh karena kurangnya dukungan permodalan dari pihak perbankan. “Berbeda di sektor pertanian, sarana usaha perikanan tidak bisa dijadikan jaminan bank,” ungkapnya.

Simposium dilaksanakan secara Luring dan Daring dibuka Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Jamaluddin Jompa, di aula Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas dan berlangsung selama 2 hari, Sabtu-Minggu, 4-5 Juni 2022.

Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa menyebut simposium ke-9 yang digelar tersebut dimulai sejak dirinya masih menjadi Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

“Saya merasa bangga simposium ini bisa berlanjut, oleh karena bagaimana pun juga mengelola sumber daya kelautan perikanan ini sesuatu yang tidak mudah,” ungkapnya.

Kenapa tidak mudah, karena menurutnya kelautan perikanan itu tidak nampak atau kelihatan. Berbeda dengan budidaya, kelautan perikanan memerlukan sains teknologi informasi. Jika sains dan teknologi itu tidak dilakukan maka kebijakan pada sektor ini juga tidak bisak dilakukan dengan baik.



Untuk mengawal SDGs di sektor kelautan perikanan, Unhas harus memastikan kerjasama dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota untuk bersama-sama menyatukan kemampuan sehingga pembangunan ini berkelanjutan secara ekologi dan optimum secara ekonomi untuk memastikan produktifitas terus meningkat.

“Tidak bisa secara ekologi saja kita kejar, tapi kita tidak dapat mengoptimalkan secara ekonomi,” beber Jamaluddin yang dilantik sebagai rektor dua bulan yang lalu.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0968 seconds (0.1#10.140)