Evaluasi Arus Mudik dan Balik Lebaran 2022, Gapasdap: Tiket Online di Merak-Bakauheni Perlu Ditinjau

Selasa, 24 Mei 2022 - 18:36 WIB
loading...
Evaluasi Arus Mudik dan Balik Lebaran 2022, Gapasdap: Tiket Online di Merak-Bakauheni Perlu Ditinjau
Suasana penyeberangan Merak-Bakauheni saat arus mudik dan balik lebaran 2022.Foto/ist
A A A
MERAK - Operator penyeberangan yang dikonsolidasi Gabungan Pengusaha Angkutan Penyeberangan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) melakukan arus mudik dan balik Lebaran 2022 khususnya di rute Merak-Bakuheni. Di penyeberangan ini perlu perbaikan mengingat adanya antrean panjang pada masa mudik dan balik kemarin.

DPP Gapasdap telah menggelar beberapa kali pertemuan melibatkan anggotanya. Ketua Umum DPP Gapasdap Khoiri Soetomo mengatakan pertemuan dilakukan untuk monitoring serta evaluasi program angkutan Mudik-Balik Lebaran 2022.

“Kami [DPP Gapasdap] telah beberapa kali melakukan rapat sekaligus memberikan sejumlah catatan serta evaluasi agar proses pelaksanaan program Angkutan Mudik-Balik bisa terlaksana lebih baik lagi pada era-era mendatang. Catatan berbentuk evaluasi atas pelaksanaan program tersebut perlu disampaikan ke sejumlah pihak untuk sebagai bagan masukan dan perbaikan program,” kata Khoiri dalam keterangan resminya, Selasa (24/05/2022).

Baca juga: Keluarga Korban Tewas Tenggak Miras Oplosan di Jayapura Minta Polisi Tangkap Pemilik

Khoiri menyatakan DPP Gapasdap memberikan catatan umum, namun secara khusus menyoroti rute penyeberangan Merak-Bakauheni akibat adanya kemacetan yang relatif parah saat proses angkutan mudik-balik Lebaran 2022.

“Setidaknya ada 4 [empat] pokok masalah yang menjadi critical point yang sangat Gapasdaf soroti atas rute penyeberangan Merak-Bakauheni agar segera ada perbaikan kedepannya sehingga program angkutan mudik dan balik tahun depan [2023] bisa semakin membaik,” kata Khoiri.

Khoiri menyatakan sorotan pertama pada penggunaan aplikasi tiket online Ferizy dinilai sebagai salah satu penyebab terjadinya kemacetan antrian kendaraan pada rute penyeberangan Merak-Bakauheni.

Pada konteks itu, lanjut Khori, Gapasdap menilai masih banyaknya keluhan masyarakat pengguna terhadap penggunaan aplikasi tersebut.

“Masyarakat mengeluhkan baik ketika melakukan transaksi masih merasa kesulitan, yang pada akhirnya harus meminta bantuan calo/agen tiket dengan kompensasi biaya tertentu –dimana hasil temuan lapangan- yang terkadang ongkos kompensasi itu hampir sama dengan harga tiket,” ungkapnya.

Ini terlihat dari beberapa review yang diberikan masyarakat baik di App Store maupun Play Store dengan angka yang cukup rendah.

“Gapasdap memohon kepada pemerintah guna mengevaluasi total pelaksanaan penjualan tiket melalui aplikasi, agar sebelum tuntas, sistem itu untuk sementara tidak diberlakukan atau lebih baik menggunakan sistem sebelumnya seperti transaksi elektronik menggunakan E-money, Brizzi, Tap Bni, Frizzi yang telah digunakan di beberapa rute penyeberangan seperti yang digunakan pada ruas jalan tol,” tambahnya.

Pada point DPP Gapasdap selanjutnya, kata Khoiri, menyoroti keberadaan dermaga eksekutif, dengan armada kapal-kapal yang memiliki kapasitas kecil dan kecepatan yang dibawah standar juga dinilai menjadi salah satu kemacetan saat angkutan lebaran beberapa waktu lalu.

“Lha sebenarnya masih banyak kapal yg memiliki ukuran jauh lebih besar dan lebih cepat yg dapat dioperasikan di dermaga ekeskutif, kok milih kapal berukuran kecil. Untuk itu, kapasitas dermaga yang besar itu menjadi mubadzir sedangkan disisi lain kondisi antrian kendaraan sangat panjang,” tegas Khoiri.

Pengamat Transportasi Bambang Harjo pernah menyampaikan bahwa khusus untuk penyeberangan rute Merak-Bakauheni perlu penambahan jumlah dermaga agar utilitas kapal penyeberangan semakin meningkat dari sekitar 25%-35% menjadi lebih tinggi.

“Pemerintah perlu segera menambah jumlah dermaga di lintas Merak-Bakauheni mengingat tingkat utilitas armada kapal penyeberangan masih rendah sehingga menjadi tidak ramah usaha dan prospektif,” kata Bambang Haryo belum lama ini.

Lebih dalam Gapasdap, terang Khoiri, menilai tidak bisa melayani masyarakat secara maksimal karena kurangnya dermaga, sedangkan jumlah kapal sangat banyak.

“Lebih dari 25 unit kapal posisi menganggur tidak bisa dioperasikan karena jumlah dermaga kurang. Kondisi ini sungguh ironis krn kemacetan demikian panjang. Selain itu bbrp dermaga juga mengalami kerusakan sehingga tdk bisa optimal dalam pengoperasiannya. Gapasdap meminta kepada PT ASDP untuk segera melakukan perbaikan dermaga yg rusak dan juga melakukan pembangunan dermaga baru, agar kapal2 yg ada bisa dioptimalkan operasionalnya.”

Karena saat ini Gapasdap telah memberikan layanan sesuai SPM, ungkap Khori, kepada masyarakat dengan durasi yg lebih lama dibanding ketika masyarakat di pelabuhan. Maka kami berharap bahwa layanan pelabuhan juga ditingkatkan.

Secara Khusus DPP Gapasdap, terang Khoiri, tengah memikirkan untuk menempuh jalur hukum terkait soal pemberlakukan tiket online di rute Merak-Bakauheni bila desakan Gapasdap ini tidak segera ditindaklanjuti.

“Upaya hukum akan segera ditempuh bila hingga beberapa waktu usulan untuk dievaluasi atas program tiket online di penyeberangan Merak-Bakauheni tidak segera dievaluasi oleh para pihak yang berwenang. Gapasdap sudah melakukan sejumlah upaya formal termasuk menyampaikan surat ke sejumlah pihak, sehingga upaya hukum demi menjaga kepentingan public perlu dilakukan,” ujar Khoiri.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1305 seconds (0.1#10.140)