Kisah Pilu Bocah Miskin Anak Pembuat Arang Kayu Dibunuh Kakak Ipar
loading...
A
A
A
KARAWANG - Kasus pembunuhan sadis yang menimpa bocah S (14) yang dibunuh kakak iparnya, T (26) menggegerkan warga Karawang. Bahkan warga Dusun Cilele, Desa Wanjaya, Kecamatan Telukjambe mengaku kaget dan berkabung dengan pembunuhan korban.
Korban dikenal warga Dusun Cilele sebagai siswa SDN kelas Jauh di Dusun Cilele. Meski jarak tempuh antara rumah korban dengan sekolah sejauh 9,1 kilometer, namun korban memilih bertahan hingga tamat sekolah dasar.
Ayah korban, Sali (45), mengatakan sosok S sangat dekat dengan warga Dusun Cilele. Sali mengaku sebelumnya tinggal cukup lama di Desa Wanajaya.
Namun kemudian keluarga pindah ke Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel.
Di Desa Parungmulya ini Sali kemudian menikah lagi dengan warga setempat. Dari pernikahan pertama Sali tidak dikaruniai anak. "Dari istri kedua ini saya punya empat anak dan korban merupakan anak ketiga dari empat saudara?" kata Sali, Kamis (19/5/22).
Menurut Sali, setelah pindah rumah ke Desa Ciampel, korban S memilih untuk tetap sekolah di Dusun Cilele. Padahal jarak rumah di Ciampel dengan sekolah sekitar 9 kilometer.
Kondisi diperparah dengan jalan menuju sekolah yang sulit dilalui karena penuh lumpur.
Jika hujan, maka akses masuk ke sekolah tidak bisa dilalui kendaraan. "Kalau sudah hujan harus jalan kaki karena jalan penuh lumpur. Belum ada aspal, listrik juga sinyal telepon. Tapi S tetap memilih bertahan hingga tamat SD," katanya.
Menurut Sali, karena kehidupannya yang miskin dia pindah dari Desa Wanajaya ke Desa Ciampel. Di Ciampel, Sali bekerja sebagai pembuat arang kayu.
Anaknya S masih sering bermain di Dusun Cilele bertemu teman-temannya. Namun setelah tamat SD, S tidak melanjutkan sekolah SMP karena tidak punya biaya.
S kemudian bekerja sebagai penjual bensin milik kios kakak iparnya T. "Dari situlah ada peristiwa yang menewaskan anak saya," katanya.
Sali mengaku pasrah dengan meninggalnya S. Dia tidak tahu harus berbuat apa, apalagi pelakunya masih masuk keluarga.
"Saya ikhlas aja dengan kejadian ini. Korban anak saya, pelakunya mantu saya. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana," pungkasnya.
Lihat Juga: Kekejian Terdakwa Yosef Dibeberkan JPU saat Sidang Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Korban dikenal warga Dusun Cilele sebagai siswa SDN kelas Jauh di Dusun Cilele. Meski jarak tempuh antara rumah korban dengan sekolah sejauh 9,1 kilometer, namun korban memilih bertahan hingga tamat sekolah dasar.
Ayah korban, Sali (45), mengatakan sosok S sangat dekat dengan warga Dusun Cilele. Sali mengaku sebelumnya tinggal cukup lama di Desa Wanajaya.
Namun kemudian keluarga pindah ke Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel.
Di Desa Parungmulya ini Sali kemudian menikah lagi dengan warga setempat. Dari pernikahan pertama Sali tidak dikaruniai anak. "Dari istri kedua ini saya punya empat anak dan korban merupakan anak ketiga dari empat saudara?" kata Sali, Kamis (19/5/22).
Menurut Sali, setelah pindah rumah ke Desa Ciampel, korban S memilih untuk tetap sekolah di Dusun Cilele. Padahal jarak rumah di Ciampel dengan sekolah sekitar 9 kilometer.
Kondisi diperparah dengan jalan menuju sekolah yang sulit dilalui karena penuh lumpur.
Jika hujan, maka akses masuk ke sekolah tidak bisa dilalui kendaraan. "Kalau sudah hujan harus jalan kaki karena jalan penuh lumpur. Belum ada aspal, listrik juga sinyal telepon. Tapi S tetap memilih bertahan hingga tamat SD," katanya.
Menurut Sali, karena kehidupannya yang miskin dia pindah dari Desa Wanajaya ke Desa Ciampel. Di Ciampel, Sali bekerja sebagai pembuat arang kayu.
Anaknya S masih sering bermain di Dusun Cilele bertemu teman-temannya. Namun setelah tamat SD, S tidak melanjutkan sekolah SMP karena tidak punya biaya.
S kemudian bekerja sebagai penjual bensin milik kios kakak iparnya T. "Dari situlah ada peristiwa yang menewaskan anak saya," katanya.
Sali mengaku pasrah dengan meninggalnya S. Dia tidak tahu harus berbuat apa, apalagi pelakunya masih masuk keluarga.
"Saya ikhlas aja dengan kejadian ini. Korban anak saya, pelakunya mantu saya. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana," pungkasnya.
Lihat Juga: Kekejian Terdakwa Yosef Dibeberkan JPU saat Sidang Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
(shf)