Herman Johannes, Rektor UGM yang Ahli Membuat Bom untuk Melawan Belanda
loading...
A
A
A
Dia juga tercatat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), pada 1945-1946 dan bergabung dengan Partai Indonesia Raya (PIR), pada 1948. Selain aktif di politik, Herman juga terlibat dalam bidang militer.
Dia mendapat tugas membangun laboratorium persenjataan bagi TNI. Tugas berat ini dipikulnya, hingga berhasil membuat sejumlah bahan peledak untuk perang melawan Belanda, termasuk bom asap dan granat tangan.
Saat Belanda menyerang Jogjakarta, Herman mendapat tugas dari Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade TNI untuk menghancurkan jembatan-jembatan penghubung Jogja dengan kota-kota lain, untuk menghadang musuh.
Pada 1948, jembatan kereta api Sungai Progo berhasil dia hancurkan. Pada Januari 1949, dia juga meledakan Jembatan Bogem yang membentang di atas Sungai Opak. Satu persatu jembatan penghubung Jogja berhasil dia hancurkan.
Dalam melakukan aksinya, Herman Johannes dibantu para taruna dari Akademi Militer yang tergabung dalam Korps Tentara Mahasiswa. Mereka berhasil memutus jembatan antara Jogja-Surakarta dan Jogja-Kaliurang.
Selepas pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, Herman sempat diangkat menjadi Menteri Pekerjaan Umum, periode 1950-1951. Setelah itu, dia dipilih menjadi Rektor UGM, periode 1961-1966.
Pada akhir hayatnya, dia banyak membuat inovasi bahan bakar alternatif. Salah satunya membuat kompor hemat energi dengan briket arang biomassa. Prof Herman Johannes wafat, pada 17 Oktober 1992, di Jogjakarta.
Sampai di sini ulasan Cerita Pagi, semoga bermanfaat.
Sumber tulisan:
1. Didi Junaedi, Pahlawan-Pahlawan Indonesia Sepanjang Masa, Indonesia Tera, 2014.
2. Julius Pour, Doorstoot naar Djokja Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer, Kompas, 2009.
Dia mendapat tugas membangun laboratorium persenjataan bagi TNI. Tugas berat ini dipikulnya, hingga berhasil membuat sejumlah bahan peledak untuk perang melawan Belanda, termasuk bom asap dan granat tangan.
Saat Belanda menyerang Jogjakarta, Herman mendapat tugas dari Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade TNI untuk menghancurkan jembatan-jembatan penghubung Jogja dengan kota-kota lain, untuk menghadang musuh.
Pada 1948, jembatan kereta api Sungai Progo berhasil dia hancurkan. Pada Januari 1949, dia juga meledakan Jembatan Bogem yang membentang di atas Sungai Opak. Satu persatu jembatan penghubung Jogja berhasil dia hancurkan.
Dalam melakukan aksinya, Herman Johannes dibantu para taruna dari Akademi Militer yang tergabung dalam Korps Tentara Mahasiswa. Mereka berhasil memutus jembatan antara Jogja-Surakarta dan Jogja-Kaliurang.
Selepas pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, Herman sempat diangkat menjadi Menteri Pekerjaan Umum, periode 1950-1951. Setelah itu, dia dipilih menjadi Rektor UGM, periode 1961-1966.
Pada akhir hayatnya, dia banyak membuat inovasi bahan bakar alternatif. Salah satunya membuat kompor hemat energi dengan briket arang biomassa. Prof Herman Johannes wafat, pada 17 Oktober 1992, di Jogjakarta.
Sampai di sini ulasan Cerita Pagi, semoga bermanfaat.
Sumber tulisan:
1. Didi Junaedi, Pahlawan-Pahlawan Indonesia Sepanjang Masa, Indonesia Tera, 2014.
2. Julius Pour, Doorstoot naar Djokja Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer, Kompas, 2009.