Nahas, Orang Utan di Kalteng Jadi Sasaran Tembakan Senapan Angin

Senin, 16 Mei 2022 - 16:06 WIB
loading...
Nahas, Orang Utan di Kalteng Jadi Sasaran Tembakan Senapan Angin
Orang utan di Kalteng jadi sasaran tembakan senapan angin. Foto: Sigit/SINDOnews
A A A
KOTAWARINGIN TIMUR - Seekor orang utan ditemukan dengan banyak luka tembak senapan angin, di Desa Batuah, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng.

Hasil pemeriksaan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dan Orang Utan Foundation United Kingdom (OF-UK), banyak peluru senapan angin bersarang di balik kulitnya.

"Ada 8 butir peluru senapan angin di tubuh orang utan ini," jelas Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit, Muriansyah, Senin, (16/5/2022).



Peluru tersebut diperkirakan sudah bersarang lama, serta diyakini tidak ditembakkan berturut-turut sekaligus oleh oknum warga.

"Kami menduga ini bukan ulah oknum warga yang sengaja. Tapi kemungkinan saat berburu burung ketemu, lalu menembak dengan maksud menakuti,” paparnya.

Muriansyah menegaskan, masyarakat yang menemukan satwa dilindungi tak menyakiti hewan tersebut. Sebab ada ancaman hukuman berat bagi yang sengaja memelihara, memperjual belikan, bahkan menyakiti hewan tersebut.



"Bila terjadi gangguan atau melihat kemunculan satwa dilindungi segera hubungi kami, atau aparat desa setempat, agar tertangani dengan baik,” jelasnya.

Selain peluru senapan angin, di tubuh orang utan itu juga ditemukan adanya luka gores. Namun, luka ini diyakini karena terjatuh dari pohon, bukan karena serangan manusia.

Untuk diketahui, orang utan ini ditangkap menggunakan senapan bius petugas BKSDA, pada Minggu 15 Mei 2022. Setelah ditangkap, orang utan itu dibawa ke tanah lapang untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter BKSDA.



Dari hasil pemeriksaan diketahui orang utan ini memiliki bobot sekitar 55 kilogram dengan perkiraan usia 15 tahun, tergolong orang utan dewasa. Secara garis besar orang utan tersebut dalam kondisi baik.

"Untuk pengambilan peluru dilakukan di BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Pangkalan Bun, karena tidak memungkinkan saat di lokasi," tutupnya.
(san)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2129 seconds (0.1#10.140)