Business Matching AFPI dan Hipmi Bali untuk Tingkatkan Penyaluran Modal UMKM
loading...
A
A
A
DENPASAR - Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia ( AFPI ) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bali menggelar Business Matching & Exploration Session di Courtyard by Marriott Bali Nusa Dua Resort.
Kegiatan ini untuk mendorong dan mengakomodir kebutuhan akses permodalan Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) sekaligus momentum kolaborasi untuk memperkenalkan peran Fintech Pendanaan Bersama yang dapat menjadi alternatif solusi modal maupun pendanaan bagi pengusaha Indonesia dan pelaku UMKM.
Baca juga: Memilukan! Warga Bali Ditelantarkan di Singapura hingga Harus Tidur di Jalanan
Kegiatan ini inisiatif AFPI untuk berperan aktif dalam kegiatan G20 dalam menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan para penyelenggara Fintech Pendanaan Bersama.
Business Matching & Exploration Session ini bertujuan agar AFPI dan para anggotanya dapat memberikan informasi terkait produk Fintech Pendanaan Bersama produktif yang dapat digunakan usahawan dalam pengembagan bisnis.
Selain itu untuk memberikan edukasi akan persyaratan dalam pengajuan pinjaman. Tak hanya itu saja, kegiatan business matching diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang status legalitas perusahaan Fintech Pendanaan Bersama yang berizin, legal dan aman untuk dijadikan mitra.
Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK) Adi Budiarso dalam sambutannya sangat bersyukur dengan event ini. "Sebagai asosiasi yang bekerjasama dengan pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai Financial Sector 2045, salah satunya melalui peran fintech dengan harapan pertemuan regulator, daerah dan pelaku bisnis bisa bersinergi mendorong literasi, inklusi dan pendalaman sektor keuangan, khususnya dalam pemberdayaan perempuan, anak muda, digitalisasi bisnis bagi pembangunan inklusif dan sustainable," katanya, baru-baru ini.
Ketua Umum AFPI sekaligus Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi menyebut, event ini sebagai rangkaian side event G20 serta key agenda dari AFPI dengan harapan fintech ini dapat menjadi peranan untuk economy recovery khususnya ekonomi provinsi Bali.
"Acara ini juga menjadi kontribusi konkret AFPI dan antusiasme para pelaku Fintech Pendanaan Bersama untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan digital bagi UMKM, khususnya menjadi wadah untuk menjawab kebutuhan akses alternatif modal kerja maupun pendanaan demi scale up bisnis seluruh jajaran anggota Badan Pengurus Daerah Area Bali HIPMI selaku pengusaha muda," ujarnya.
Diketahui, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia yakni sebesar 64,19 juta, di mana komposisi Usaha Mikro dan Kecil sangat dominan yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92% dari keseluruhan sektor usaha.
Data menyebutkan sekitar 46,6 Juta UMKM belum memiliki akses kredit, hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang besar terhadap industri Fintech Pendanaan Bersama untuk mengisi gap kebutuhan kredit tersebut.
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali mencatat adanya 340 ribu UMKM Bali per tahun 2021, pertumbuhan yang tumbuh secara signifikan terhadap UMKM provinsi Bali tersebut juga menjadi tantangan serta peluang tersendiri atas kebutuhan akses modal usaha.
Fokus Fintech Pendanaan untuk pemberdayaan UMKM menjadi penting, lantaran besarnya kontribusi terhadap perekonomian nasional. Data teranyar menyatakan sumbangsih UMKM mencapai 61,07% untuk PDB dan 97% untuk pembukaan lapangan kerja.
Ketua BPP Hipmi Bidang 2 Keuangan dan Perbankan Dr. Anggawira menyambut baik kegiatan G20 dan arahan presiden untuk mendorong pemulihan ekonomi dengan harapan kolaborasi pendanaan melalui Fintech Pendanaan Bersama, khususnya untuk pengusaha mikro yang tergabung dalam Hipmi Bali.
Ketua Umum BPD Hipmi Bali Agus Pande Widura juga mengungkapkan, saat ini anggota Hipmi Bali secara keseluruhan sudah mencapai 700 pengusaha yang tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai macam bidang usaha seperti food & beverage, fashion, technology startup, property, handicraft dan lain lain.
Kegiatan ini untuk mendorong dan mengakomodir kebutuhan akses permodalan Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) sekaligus momentum kolaborasi untuk memperkenalkan peran Fintech Pendanaan Bersama yang dapat menjadi alternatif solusi modal maupun pendanaan bagi pengusaha Indonesia dan pelaku UMKM.
Baca juga: Memilukan! Warga Bali Ditelantarkan di Singapura hingga Harus Tidur di Jalanan
Kegiatan ini inisiatif AFPI untuk berperan aktif dalam kegiatan G20 dalam menjalankan fungsi pengaturan dan pengawasan para penyelenggara Fintech Pendanaan Bersama.
Business Matching & Exploration Session ini bertujuan agar AFPI dan para anggotanya dapat memberikan informasi terkait produk Fintech Pendanaan Bersama produktif yang dapat digunakan usahawan dalam pengembagan bisnis.
Selain itu untuk memberikan edukasi akan persyaratan dalam pengajuan pinjaman. Tak hanya itu saja, kegiatan business matching diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang status legalitas perusahaan Fintech Pendanaan Bersama yang berizin, legal dan aman untuk dijadikan mitra.
Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan (PKSK) Adi Budiarso dalam sambutannya sangat bersyukur dengan event ini. "Sebagai asosiasi yang bekerjasama dengan pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai Financial Sector 2045, salah satunya melalui peran fintech dengan harapan pertemuan regulator, daerah dan pelaku bisnis bisa bersinergi mendorong literasi, inklusi dan pendalaman sektor keuangan, khususnya dalam pemberdayaan perempuan, anak muda, digitalisasi bisnis bagi pembangunan inklusif dan sustainable," katanya, baru-baru ini.
Ketua Umum AFPI sekaligus Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi menyebut, event ini sebagai rangkaian side event G20 serta key agenda dari AFPI dengan harapan fintech ini dapat menjadi peranan untuk economy recovery khususnya ekonomi provinsi Bali.
"Acara ini juga menjadi kontribusi konkret AFPI dan antusiasme para pelaku Fintech Pendanaan Bersama untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan digital bagi UMKM, khususnya menjadi wadah untuk menjawab kebutuhan akses alternatif modal kerja maupun pendanaan demi scale up bisnis seluruh jajaran anggota Badan Pengurus Daerah Area Bali HIPMI selaku pengusaha muda," ujarnya.
Diketahui, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia yakni sebesar 64,19 juta, di mana komposisi Usaha Mikro dan Kecil sangat dominan yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92% dari keseluruhan sektor usaha.
Data menyebutkan sekitar 46,6 Juta UMKM belum memiliki akses kredit, hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang besar terhadap industri Fintech Pendanaan Bersama untuk mengisi gap kebutuhan kredit tersebut.
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali mencatat adanya 340 ribu UMKM Bali per tahun 2021, pertumbuhan yang tumbuh secara signifikan terhadap UMKM provinsi Bali tersebut juga menjadi tantangan serta peluang tersendiri atas kebutuhan akses modal usaha.
Fokus Fintech Pendanaan untuk pemberdayaan UMKM menjadi penting, lantaran besarnya kontribusi terhadap perekonomian nasional. Data teranyar menyatakan sumbangsih UMKM mencapai 61,07% untuk PDB dan 97% untuk pembukaan lapangan kerja.
Ketua BPP Hipmi Bidang 2 Keuangan dan Perbankan Dr. Anggawira menyambut baik kegiatan G20 dan arahan presiden untuk mendorong pemulihan ekonomi dengan harapan kolaborasi pendanaan melalui Fintech Pendanaan Bersama, khususnya untuk pengusaha mikro yang tergabung dalam Hipmi Bali.
Ketua Umum BPD Hipmi Bali Agus Pande Widura juga mengungkapkan, saat ini anggota Hipmi Bali secara keseluruhan sudah mencapai 700 pengusaha yang tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai macam bidang usaha seperti food & beverage, fashion, technology startup, property, handicraft dan lain lain.
(msd)