Jumlah Penghuni Rutan Medaeng Turun Drastis, Ternyata Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kepala Kanwil Kemenkumham Jawa Timur (Jatim) Zaeroji melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan yang ada di daerah Medaeng.
UPT pertama yang dikunjungi adalah Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo. Di sana, Zaeroji disambut Kepal Rutan Medaeng, Wahyu Hendrajati.
Kebetulan, saat itu berbarengan dengan penerimaan 222 tahanan baru dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya dan Tanjung Perak.
“Hari ini sangat banyak yang masuk, karena menjadi hari pertama setelah libur Lebaran,” ujar Wahyu, Sabtu (14/5/2022).
Wahyu menjelaskan, bahwa sebenarnya pihaknya tidak libur selama Lebaran. Bahkan, pelayanan penitipan barang masih dijalankan saat Hari Raya Idul Fitri. Namun, pihak kejaksaan yang memang baru saat ini mengirimkan tahanan baru.
“Dengan penambahan ini, penghuni kami menjadi 1.369 orang,” lanjut Wahyu.
Wahyu juga menjelaskan, bahwa jumlah penghuni di Rutan Medaeng sudah menurun drastis jika dibandingkan akhir tahun lalu yang mencapai 2.500 orang. Hal ini dikarenakan pihak rutan secara bertahap melakukan distribusi penghuni.
“Karena kami dalam tahap akhir persiapan untuk perluasan blok hunian agar kapasitas bisa meningkat sampai dua kali lipat,” tutur Wahyu.
Menurut jadwal, proses perluasan Rutan Surabaya akan dimulai pertengahan tahun ini. Beberapa blok sudah dibersihkan agar saat proses renovasi bisa efektif dan efisien.
“Kami telah melakukan mitigasi terhadap risiko yang mungkin muncul, sehingga diharapkan bisa meminimalisir potensi gangguan keamanan dan ketertiban,” urai Wahyu.
Sementara itu, Zaeroji berpesan agar Rutan Surabaya tetap mengedepankan aspek keamanan dan ketertiban. Hal ini juga harus diimbangi dengan pelayanan tahanan yang prima.
“Sinergi dan kolaborasi dengan stakeholder agar kondisi rutan tetap kondusif,” ujarnya.
Sedangkan di Rupbasan dan Bapas Surabaya Zaeroji meminta jajarannya agar bekerja dengan optimal. Jangan sampai kekurangan yang ada membuat penurunan kinerja. Justru harus dijadikan dasar untuk menciptakan inovasi kinerja.
“Jangan mudah menyerah dengan keadaan, inovasi mutlak agar pelayanan tetap berjalan dengan baik,” pesan Zaeroji.
Setelah di Rutan Medaeng, dilanjutkan ke Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Surabaya.
UPT pertama yang dikunjungi adalah Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo. Di sana, Zaeroji disambut Kepal Rutan Medaeng, Wahyu Hendrajati.
Kebetulan, saat itu berbarengan dengan penerimaan 222 tahanan baru dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya dan Tanjung Perak.
“Hari ini sangat banyak yang masuk, karena menjadi hari pertama setelah libur Lebaran,” ujar Wahyu, Sabtu (14/5/2022).
Wahyu menjelaskan, bahwa sebenarnya pihaknya tidak libur selama Lebaran. Bahkan, pelayanan penitipan barang masih dijalankan saat Hari Raya Idul Fitri. Namun, pihak kejaksaan yang memang baru saat ini mengirimkan tahanan baru.
“Dengan penambahan ini, penghuni kami menjadi 1.369 orang,” lanjut Wahyu.
Wahyu juga menjelaskan, bahwa jumlah penghuni di Rutan Medaeng sudah menurun drastis jika dibandingkan akhir tahun lalu yang mencapai 2.500 orang. Hal ini dikarenakan pihak rutan secara bertahap melakukan distribusi penghuni.
“Karena kami dalam tahap akhir persiapan untuk perluasan blok hunian agar kapasitas bisa meningkat sampai dua kali lipat,” tutur Wahyu.
Menurut jadwal, proses perluasan Rutan Surabaya akan dimulai pertengahan tahun ini. Beberapa blok sudah dibersihkan agar saat proses renovasi bisa efektif dan efisien.
“Kami telah melakukan mitigasi terhadap risiko yang mungkin muncul, sehingga diharapkan bisa meminimalisir potensi gangguan keamanan dan ketertiban,” urai Wahyu.
Sementara itu, Zaeroji berpesan agar Rutan Surabaya tetap mengedepankan aspek keamanan dan ketertiban. Hal ini juga harus diimbangi dengan pelayanan tahanan yang prima.
“Sinergi dan kolaborasi dengan stakeholder agar kondisi rutan tetap kondusif,” ujarnya.
Sedangkan di Rupbasan dan Bapas Surabaya Zaeroji meminta jajarannya agar bekerja dengan optimal. Jangan sampai kekurangan yang ada membuat penurunan kinerja. Justru harus dijadikan dasar untuk menciptakan inovasi kinerja.
“Jangan mudah menyerah dengan keadaan, inovasi mutlak agar pelayanan tetap berjalan dengan baik,” pesan Zaeroji.
Setelah di Rutan Medaeng, dilanjutkan ke Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Surabaya.
(san)