Pantau Penyebaran Virus PMK, Satgas Pangan Sidoarjo Optimalkan Patroli ke Peternak
loading...
A
A
A
SIDOARJO - Seiring serangan wabah virus penyakit mulut dan kuku (PMK) jumlah hewan ternak jenis sapi yang terpapar virus PMK di Sidoarjo, terus bertambah. Meski sejumlah sapi berhasil disembuhkan, namun masih banyak sapi yang mati akibat virus pmk.
Kondisi membuat Satgas Pangan Sidoarjo terus mengoptimalkan patroli ternak ke sejumlah peternak sapi di pinggiran Kota Sidoarjo.
Di antaranya di wilayah Taman, Krian dan Balongbendo untuk mengingatkan peternak agar tidak menjual sapi miliknya keluar daerah.
"Kita mengikuti anjuran dari pemerintah untuk melarang peternak mengeluarkan sapi keluar daerah," ujar Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro, Jumat (13/5/2022).
Patroli ternak yang melibatkan unsur TNI, Polri, dokter hewan dan Dinas Pangan Pertanian Sidoarjo ini sengaja dioptimalkan, mengingat kondisi penyebaran virus PMk terhadap hewan ternak jenis sapi di Sidoarjo masih mengkhawatirkan.
"Meski jumlah sapi yang berhasil disembuhkan terus bertambah, namun angka kematian hewan ternak jenis sapi akibat serangan virus PMK masih cukup tinggi," terang Kusumo.
Peternak sapi asal Taman, Amin mengaku bahwa jumlah sapi yang mati akibat serangan virus PMK ini mencapai lebih dari 40 ekor. Tidak hanya mati mendadak, sejumlah ekor sapi juga terpaksa dipotong paksa karena kondisinya sudah melemah akibat serangan virus PMK.
"Yang mati sudah lebih dari 40 ekor mas," ujar Amin. Sementara, sejumlah peternak mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan serangan virus PMK yang mematikan hewan ternak miliknya.
Mereka kini hanya menunggu kiriman vaksin dari pemerintah untuk menangani masalah serangan virus PMK yang terjadi seratus tahun sekali ini. "Kami masih menunggu bantuan vaksin dari pemerintah," ujarnya.
Kondisi membuat Satgas Pangan Sidoarjo terus mengoptimalkan patroli ternak ke sejumlah peternak sapi di pinggiran Kota Sidoarjo.
Di antaranya di wilayah Taman, Krian dan Balongbendo untuk mengingatkan peternak agar tidak menjual sapi miliknya keluar daerah.
"Kita mengikuti anjuran dari pemerintah untuk melarang peternak mengeluarkan sapi keluar daerah," ujar Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro, Jumat (13/5/2022).
Patroli ternak yang melibatkan unsur TNI, Polri, dokter hewan dan Dinas Pangan Pertanian Sidoarjo ini sengaja dioptimalkan, mengingat kondisi penyebaran virus PMk terhadap hewan ternak jenis sapi di Sidoarjo masih mengkhawatirkan.
"Meski jumlah sapi yang berhasil disembuhkan terus bertambah, namun angka kematian hewan ternak jenis sapi akibat serangan virus PMK masih cukup tinggi," terang Kusumo.
Baca Juga
Peternak sapi asal Taman, Amin mengaku bahwa jumlah sapi yang mati akibat serangan virus PMK ini mencapai lebih dari 40 ekor. Tidak hanya mati mendadak, sejumlah ekor sapi juga terpaksa dipotong paksa karena kondisinya sudah melemah akibat serangan virus PMK.
"Yang mati sudah lebih dari 40 ekor mas," ujar Amin. Sementara, sejumlah peternak mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan serangan virus PMK yang mematikan hewan ternak miliknya.
Mereka kini hanya menunggu kiriman vaksin dari pemerintah untuk menangani masalah serangan virus PMK yang terjadi seratus tahun sekali ini. "Kami masih menunggu bantuan vaksin dari pemerintah," ujarnya.
(shf)