Capaian Target PAD Makassar Belum Maksimal, Begini Kata Dewan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Makassar , turut prihatin dengan tidak maksimalnya capaian PAD Makassar di tengah pandemi COVID-19 ini.
Meski saat ini Pemerintah Kota Makassar, sudah melakukan sejumlah hal untuk mengangkat perekonomian Makassar, meski saat ini kasus COVID-19 terus meningkat.
Anggota Komisi B Bidang Ekonomi Keuangan DPRD Kota Makassar Hasanuddin Leo menjelaskan bahwa, beberapa pekan terakhir pemerintah terus berupaya membangkitkan ekonomi, namun katanya masih banyak faktor hingga belum maksimal.
Termasuk kata dia, aspek pemutusan kerja maupun pembatasan kerja, hal ini berimbas pada pemasukan masyarakat. Yang mana otomatis akan mengurangi minat belanja warga.
"Kalau punya pendapatan kan dia bisa macam-macam, bisa beli apa, dia bisa pergi di rumah makan misalnya dan seterusnya," ujar Legislator PAN ini.
Minat belanja masyarakat yang menurun tersebut kata Leo, membuat sejumlah badan usaha hanya masih belum maksimal, termasuk industri pariwisata tetap lesu meski sudah dibuka.
Belum lagi lanjutnya, dipengaruhi oleh faktor psikologis dari masyarakat yang berimbas pada mobilitas mereka. Kesemua faktor tersebut dianggap Leo menjadi tantangan besar bagi pemkot.
Leo menganggap menurunnya PAD adalah hal lumrah di tengah situasi saat ini, semua daerah dianggap mempunyai persiapan dan dampak serupa.
"Ini semua saya kira sangat rasional bukan cuma di Makassar, tapi di seluruh wilayah republik ini pasti terjadi hal yang seperti itu," katanya.
Lebih jauh Leo menjelaskan, target PAD saat ini sudah sangat anjlok. Target bahkan telah direvisi oleh Bapenda Makassar dari sebelumnya mencapai Rp1,7 triliun dari PAD 2020, kini hanya mencapai Rp900 milliar, berkurang hampir 50% dari target semula.
Program kegiatan pemerintah yang diketahui dirombak penuh melalui refocusing anggaran ditengarai menjadi salah satu penyebab dilakukannya perombakan. Selain itu, Hasanuddin Leo melihat situasi ini telah diperkirakan oleh mereka, sampai menemukan jumlah yang paling rasional tersebut.
"Yang baru terealisasi itu masih di triwulan pertama, belum lagi triwulan kedua pasti lebih anjlok lagi," ujarnya.
Meski saat ini Pemerintah Kota Makassar, sudah melakukan sejumlah hal untuk mengangkat perekonomian Makassar, meski saat ini kasus COVID-19 terus meningkat.
Anggota Komisi B Bidang Ekonomi Keuangan DPRD Kota Makassar Hasanuddin Leo menjelaskan bahwa, beberapa pekan terakhir pemerintah terus berupaya membangkitkan ekonomi, namun katanya masih banyak faktor hingga belum maksimal.
Termasuk kata dia, aspek pemutusan kerja maupun pembatasan kerja, hal ini berimbas pada pemasukan masyarakat. Yang mana otomatis akan mengurangi minat belanja warga.
"Kalau punya pendapatan kan dia bisa macam-macam, bisa beli apa, dia bisa pergi di rumah makan misalnya dan seterusnya," ujar Legislator PAN ini.
Minat belanja masyarakat yang menurun tersebut kata Leo, membuat sejumlah badan usaha hanya masih belum maksimal, termasuk industri pariwisata tetap lesu meski sudah dibuka.
Belum lagi lanjutnya, dipengaruhi oleh faktor psikologis dari masyarakat yang berimbas pada mobilitas mereka. Kesemua faktor tersebut dianggap Leo menjadi tantangan besar bagi pemkot.
Leo menganggap menurunnya PAD adalah hal lumrah di tengah situasi saat ini, semua daerah dianggap mempunyai persiapan dan dampak serupa.
"Ini semua saya kira sangat rasional bukan cuma di Makassar, tapi di seluruh wilayah republik ini pasti terjadi hal yang seperti itu," katanya.
Lebih jauh Leo menjelaskan, target PAD saat ini sudah sangat anjlok. Target bahkan telah direvisi oleh Bapenda Makassar dari sebelumnya mencapai Rp1,7 triliun dari PAD 2020, kini hanya mencapai Rp900 milliar, berkurang hampir 50% dari target semula.
Program kegiatan pemerintah yang diketahui dirombak penuh melalui refocusing anggaran ditengarai menjadi salah satu penyebab dilakukannya perombakan. Selain itu, Hasanuddin Leo melihat situasi ini telah diperkirakan oleh mereka, sampai menemukan jumlah yang paling rasional tersebut.
"Yang baru terealisasi itu masih di triwulan pertama, belum lagi triwulan kedua pasti lebih anjlok lagi," ujarnya.
(agn)