Meningkat di Tengah Pandemi, Banten Jadi Primadona Investasi

Selasa, 10 Mei 2022 - 21:01 WIB
loading...
Meningkat di Tengah Pandemi, Banten Jadi Primadona Investasi
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Ekonomi Banten triwulan IV-2021 terhadap triwulan IV-2020 tumbuh 5,19 persen. (Ist)
A A A
SERANG - Meski diterjang Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir, perekonomian Provinsi Banten mengalami tren positif. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Ekonomi Banten triwulan IV-2021 terhadap triwulan IV-2020 tumbuh 5,19 persen (y-on-y).

Dari sisi produksi, lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,65 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Total Net Ekspor mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 46,79 persen.

Sama halnya dengan bidang penanaman modal, Provinsi Banten berhasil mempertahankan tren positif dalam realisasi investasi. Di bawah kepemimpinan Gubernur Banten Wahidin Halim dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, berhasil melakukan pencapaian dan pembangunan yang membanggakan. Bahkan, capaian realisasi PMA dan PMDN Tahun 2021 bertengger di peringkat ke-4 secara nasional.

Terkini, berdasarkan rilis Kementerian Investasi, realisasi investasi Provinsi Banten Triwulan I Tahun 2022 tercatat sebesar Rp. 17,156 triliun dengan 4.237 proyek, dan berhasil menyerap tenaga kerja kerja Indonesia sebanyak 13.944 pekerja. Secara terperinci, realisasi investasi untuk Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp. 10,231 triliun dengan 1.128 proyek, dan menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 6.706 pekerja. PMA Provinsi Banten berada di peringkat 6 besar secara nasional.

Sementara itu, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp. 6,925 triliun dengan 3.109 proyek, dan menyerap Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 7.238 pekerja. Capaian PMDN Provinsi Banten berada di peringkat 7 besar secara nasional. Jika dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2021 di triwulan yang sama, realisasi investasi Triwulan I tahun 2022 mengalami peningkatan. Sekadar diketahui, realisasi investasi Triwulan I Tahun 2021 sebesar Rp. 14,78 triliun dengan 2.898 proyek.

Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten Komarudin mengatakan, meski mengalami masa-masa sulit karena pandemi, namun realisasi investasi Banten tahun 2021 mampu berhasil melampaui target yang ditentukan.

Ia menambahkan, setidaknya ada dua sektor investasi yang nilainya cukup tinggi sepanjang tahun 2021, sektor industri pengolahan dan sektor properti. Di tengah Pandemi memang sangat sulit bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan nilai investasi.

“Tapi karena strategi pemasaran dan sosialisasi kita yang maksimal dan massif, akhirnya capaian nilai investasi kita cukup tinggi,” ucapnya dalam keterangannya, Selasa (10/5/2022).

Sekadar informasi, dalam 4 tahun terakhir, realisasi investasi di Banten juga cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2018, realisasi investasi sebesar Rp56,52 triliun dari target Rp52,40. Lalu di 2019 sempat mengalami penurunan yakni Rp48,70 triliun dari target Rp60,80 triliun, 2020 meningkat lagi menjadi Rp62,01 triliun dari target Rp49 triliun, dan di 2021 sebesar Rp58 triliun dari target Rp51,30 triliun.

Salah satu faktor penting dalam mendorong kegiatan investasi adalah infrastruktur yang pendukung. Selama empat tahun terakhir Gubernur WH dan Wagub Andika, berhasil membangun infrastuktur jalan yang menjadi kewenangan provinsi dalam kondisi mantap telah mencapai 99 persen dari 762,026 km.

Selain itu, guna mendukung aktivitas ekonomi dan kemudahan berusaha di Banten, pemerintah pusat juga telah menetapkan dan merealisasikan beberapa proyek strategis nasional diantaranya Tol Serang-Panimbang sepanjang 83,67 km sebagai akses wisata kawasan Lebak dan Pandeglang.

Akses jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 1 Serang-Rangkasbitung sepanjang 26,5 Km sudah beroperasi. Kemudian, Bendungan Sindang Heula dan Bendungan Karian. Jalan Tol Kunciran-Serpong (11,19 Km). Jalan Tol Serpong-Cinere (10,14 Km).

Ketersedaan air baku yang melimpah sangat penting dalam mendorong aktivitas investasi sektor industri dan perumahan. Saat ini, Banten memiliki 2 bendungan yang menjadi penyuplai kebutuhan air baku, yakni Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang dan Bendungan Karian di Kabupaten Lebak.
Meningkat di Tengah Pandemi, Banten Jadi Primadona Investasi


Bendungan Sindangheula menyediakan kebutuhan air baku hingga 800 liter per detik dengan kapasitas tampung sebesar 9,30 juta meter kubik. Untuk menyuplai kebutuhan energi lsitrik, bendungan ini mampu menghasilkan 0,40 megawatt. Sementara itu, Bendungan Karian yang ditargetkan selesai pada tahun ini memiliki kapasitas tampung air sebanyak 314,7 juta meter kubik dengan pasokan air baku sebesar 9,10 meter kubik perdetik dan menghasilkan listrik sebesar 0,65 megawatt.

Kedua bendungan ini memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan air baku bagi aktivitas industri dan kawasan perumahan di daerah Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, dan kawasan Tangerang.

Pada 9 Mei 2022, Pemprov Banten meresmikan pembangunan Banten International Stadium (BIS) yang terletak di Area Sport Center, Kecamatan Curug, Kota Serang. Stadium berstandar Federation Internationale dari Football Association (FIFA) ini mampu menampung sebanyak 38 ribu penonton.

Berdiri di atas lahan seluas 60 hektar dengan luas bangunan 78.116 meter persegi, keberadaan BIS akan membuka kran investasi bagi sektor lainnya, seperti hunia, kawasan perbelanjaan, dan sektor pariwisata. Baca: Bocah Ditinggal Sendirian Main Korek Gas, Rumah Kontrakan Terbakar.

Untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan pelayanan perizinan bagi Pelaku Usaha, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten telah menerapkan Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko atau OSS Risk Based Approach (RBA). OSS RBA merupakan portal satu pintu perizinan investasi yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memulai dan menjalankan kegiatan usahanya yang dinilai berdasarkan tingkat risiko kegiatan usaha.

Baca Juga: Gara-gara Knalpot Keluarkan Percikan Api, 7 Motor Habis Terbakar di SPBU.

Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten Komarudin mengatakan, OSS Berbasis Risiko membagi tingkat perizinan menjadi tiga level antara lain rendah, menengah, dan tinggi. Setiap level memiliki syarat yang berbeda-beda. Khusus untuk usaha berisiko tinggi akan mengacu pada pedoman Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang mengatur teknis perizinan.

“Kemudahan perizinan investasi diharapkan dapat menarik investor untuk datang ke Banten. Dari sisi keamanan, kita pastikan setiap kabupaten/kota menjamin keamanan dalam berinvestasi,” tuturnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1962 seconds (0.1#10.140)