Kisah Kakek Buta yang Tinggal di Gubuk Reyot dengan Ditemani Entok
loading...
A
A
A
TEGAL - Sutomo seorang kakek berusia 92 tahun warga Desa Gembong Dadi, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal , Jawa Tengah hidup sebatangkara di sebuah gubug reyot. Di usia senjanya sang kakek yang sudah tidak bisa melihat lagi ini tinggal di gubuk yang nyaris ambruk ditemani beberapa ekor angsa.
Sutomo yang biasa dipanggil mbah Tomo sudah menempati rumah tak layak huni ini sejak dua puluh tahun lalu karena kemiskinan yang dialaminya.
Mbah Tomo hidup sebatangkara sepeninggal istrinya beberapa tahun silam di rumahnya dia ditemani beberapa ekor angsa peliharaan tetangganya yang sering masuk ke rumah mbah Tomo. Rumah mbah Tomo juga berdekatan dengan kandang kambing milik tetangganya hingga nampak kotor. (Baca: Buang Bendera Merah Putih saat Demo, Massa FPR Dilaporkan ke Polisi)
Banyak tetangga mbah Tomo yang iba dengan memberikan makanan setiap hari meski tidak memiliki anak kandung, Mbah Tomo mengaku masih memiliki sanak saudara yakni keponakan mbah Tomo namun tinggal di kecamatan lain. Mbah Tomo pernah diajak keponakan untuk dirawat namun dia mengaku ingin tinggal sendiri.
Di usia Mbah Tomo yang nyaris satu abad ini selain sudah tidak bisa melihat pendengarannya pun mulai menurun. Kaki Mbah Tomo juga sulit untuk berjalan, sang kakek kerap ditengok tetangga depan rumahnya yang selalu memberi makanan dan menyiapkan minuman serta mencuci pakaian.
Mbah tomo pernah bercerita kepada tetangganya ia ingin ada dermawan yang memperbaiki rumahnya sehingga layak di tempati. Meski Mbah Tomo menempati tanah milik orang lain sejumlah relawan pun menggalang donasi untuk merehab rumah Mbah Tono agar layak huni.
Sutomo yang biasa dipanggil mbah Tomo sudah menempati rumah tak layak huni ini sejak dua puluh tahun lalu karena kemiskinan yang dialaminya.
Mbah Tomo hidup sebatangkara sepeninggal istrinya beberapa tahun silam di rumahnya dia ditemani beberapa ekor angsa peliharaan tetangganya yang sering masuk ke rumah mbah Tomo. Rumah mbah Tomo juga berdekatan dengan kandang kambing milik tetangganya hingga nampak kotor. (Baca: Buang Bendera Merah Putih saat Demo, Massa FPR Dilaporkan ke Polisi)
Banyak tetangga mbah Tomo yang iba dengan memberikan makanan setiap hari meski tidak memiliki anak kandung, Mbah Tomo mengaku masih memiliki sanak saudara yakni keponakan mbah Tomo namun tinggal di kecamatan lain. Mbah Tomo pernah diajak keponakan untuk dirawat namun dia mengaku ingin tinggal sendiri.
Di usia Mbah Tomo yang nyaris satu abad ini selain sudah tidak bisa melihat pendengarannya pun mulai menurun. Kaki Mbah Tomo juga sulit untuk berjalan, sang kakek kerap ditengok tetangga depan rumahnya yang selalu memberi makanan dan menyiapkan minuman serta mencuci pakaian.
Mbah tomo pernah bercerita kepada tetangganya ia ingin ada dermawan yang memperbaiki rumahnya sehingga layak di tempati. Meski Mbah Tomo menempati tanah milik orang lain sejumlah relawan pun menggalang donasi untuk merehab rumah Mbah Tono agar layak huni.
(sms)