Hari Bumi Internasional, Perusahaan Konsultan Ini Teguhkan Komitmen Gerakan Keberlanjutan

Sabtu, 23 April 2022 - 00:00 WIB
loading...
Hari Bumi Internasional, Perusahaan Konsultan Ini Teguhkan Komitmen Gerakan Keberlanjutan
Memperingati Hari Bumi Internasional, perusahaan konsultan merek dan analisa data konsumen dari Inggris yaitu Kantar Indonesia menggelar webinar Meaningful Sustainability in Indonesia pada Jum’at (22/04).Foto/ist
A A A
SURABAYA - Perusahaan konsultan merek dan analisa data konsumen dari Inggris yaitu Kantar Indonesia menegaskan komitmennya berkontribusi dalam gerakan keberlanjutan (sustainability) dan mendukung pelaku usaha lokal maupun mancanegara mengedepankan aksi keberlanjutan dalam usahanya.

Hal ini terungkap dalam webinar “Meaningful Sustainability in Indonesia” yang digelar memperingati Hari Bumi Internasional, Jumat (22/4/2022).

Baca juga: Dilantik Jadi Ketua Partai Demokrat Jatim, Emil Tegas Sebut Tak Ada Kubu-kubuan

Menurut Managing Director of Insights Division Kantar Indonesia Suresh Subramanian, konsumen Indonesia telah memiliki kesadaran dalam gerakan berkelanjutan. Lporan Kantar Sustainability Foundational Study menunjukkan 72% orang Indonesia mempertimbangkan ‘keberlanjutan’ ketika berbelanja, setidaknya sesekali.

"Karena itu, penting untuk memahami sikap dan perilaku konsumen Indonesia terkait keberlanjutan untuk menentukan strategi yang tepat bagi pengembangan merek dan bisnis,” ujarnya.

Head of Client Engagement & Sustainability Practice Lead, Insights Division Kantar Indonesia, Nadya Ardianti menegaskan, mengambil tindakan berkelanjutan yang tepat tidak selalu mudah bagi orang Indonesia.

Konsumen Indonesia menghadapi hambatan besar dan berat, terutama seputar ketersediaan dan keterjangkauan pilihan yang lebih ramah lingkungan dan kurangnya informasi dan interaksi dengan produk yang berkelanjutan.

"Dengan mengatasi masalah ini, kami berharap dapat mengurangi kesenjangan antara nilai dan tindakan nyata dari konsumen Indonesia, sehingga dapat memudahkan dan menarik konsumen Indonesia untuk membuat pilihan yang berkelanjutan,” paparnya.

Reza Andreanto Sustainability selaku manager dari Tetrapak pun menegaskan, semua mengetahui adanya kesenjangan antara nilai dengan tindakan di beberapa praktik keberlanjutan, seperti dalam hal pengelolaan sampah. Sejak 2005, pihaknya secara aktif terlibat dan bekerja sama dengan mitra pengumpulan sampah serta industri daur ulang untuk memastikan bahwa karton minuman pasca-konsumsi / bekas dikumpulkan dan dikirim untuk didaur ulang.

Webinar yang dihadiri sekitar 200 peserta dengan narasumber ahli di bidangnya serta praktisi kehidupan berkelanjutan, seperti Reza Andreanto, Sustainability Manager dari Tetra Pak, perusahaan pengemasan dan pemrosesan makanan multinasional yang mempunyai komitmen serius terhadap kemasan yang berkelanjutan.

Eki Setijadi, Co-founder dan COO dari Jangjo, sebuah platform dan fasilitator pengelolaan sampah yang bertujuan membangun kesadaran seputar sampah dan menginspirasi desentralisasi pemilahan sampah dan daur ulang yang efisien.

Brenda Cynthia Atmadja, PR & Partnership dari Siklus, sebuah perusahaan yang bertujuan menciptakan kembali masa depan ritel dengan mengirimkan isi ulang kebutuhan sehari-hari dari pintu ke pintu, tanpa sampah plastik. Hadir juga Andi Moehammad Ichsan, CEO dari Octopus Indonesia, sebuah platform ekonomi sirkular yang membantu produsen melacak dan mengumpulkan kemasan bekas pakai.

Hasil riset Kantar Sustainability Foundational Study, juga menemukan bahwa konsumen Indonesia paling bersedia menggunakan / membeli kemasan / produk yang dapat digunakan kembali.

Sementara, mengurangi pemborosan makanan dan energi, serta membeli produk lokal atau berkelanjutan adalah perubahan lain yang paling mungkin terjadi dalam waktu dekat. Di sisi lain, moderasi konsumsi dan pengurangan penggunaan kendaraan pribadi adalah tindakan berkelanjutan yang masih membutuhkan lebih banyak upaya.

Kantar Sustainability Foundation Study membantu merek dan pelaku usaha membuat rencana aktivasi untuk target market yang berbeda. Di Indonesia sendiri, 54% konsumen berada pada titik kritis dari tindakan berkelanjutan. Kelompok konsumen ini tidak percaya bahwa mereka dapat membuat perbedaan.

Eki Setiaji, Co-Founder and Chief Operation Officer dari Jangjo menambahkan, ara pebisnis harus mengubah perspektif mereka tentang keberlanjutan. Keberlanjutan harus dianggap bukan sebagai beban bagi bisnis, namun, hal tersebut dapat dijadikan sebagai peluang dalam mengembangkan bisnis.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2073 seconds (0.1#10.140)