Stok BBM Dijamin Aman, Pertamina Imbau Konsumen Tak Panik Membeli
loading...
A
A
A
SURABAYA - PT Pertamina (Persero) melalui Sub Holding Commercial & Trading yaitu PT Pertamina Patra Niaga terus berupaya agar penyaluran BBM berjalan lancar dan tepat sasaran ke masyarakat di tengah permintaan yang meningkat. Pertamina pun memastikan stok ketersediaan BBM terutama Solar bersubsidi dan Pertalite di seluruh Terminal BBM dalam kondisi aman dan cukup.
Menurut Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Deden Mochamad Idhani, terpicunya panik membeli (panic buying) yang terjadi saat ini di masyarakat mengakibatkan stok BBM di SPBU cepat habis.
Baca juga: Jadwal Imsak Wilayah Surabaya dan Sekitarnya 7 Ramadhan 1443 H, Sabtu (9/4/2022)
“Sebenarnya untuk stok utama di Terminal BBM itu sangat cukup, hanya saja Pertamina membutuhkan waktu penyaluran dari Terminal BBM ke SPBU menggunakan mobil tangki dan jika konsumsi meningkat maka butuh waktu atau jadwal tambahan oleh mobil tangki tersebut melakukan pengisian kembali,” kata Deden, Jumat (8/4/2022).
Berdasarkan data yang diterima sejak 1 April 2022 telah terjadi peningkatan konsumsi produk BBM jenis Pertalite dan Biosolar masing-masing sebesar 15 persen dan 10 persen. Untuk wilayah Jatim penyaluran bulanan Pertalite sebesar 280.000 Kiloliter (KL) per bulan dan solar sebanyak 182.000 KL per bulan.
Disinyalir pemicu kenaikan tersebut akibat dari semakin tingginya aktivitas masyarakat belakangan ini. “Kami memohon maaf jika konsumen mengalami kendala ketersediaan produk BBM di SPBU," imbuhnya.
Pertamina, kata dia, berkomitmen penuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pihaknya juga terus melakukan tindakan antisipasi dengan optimalisasi seluruh armada mobil tangki dalam menyalurkan BBM ke seluruh SPBU.
Pertamina juga menambah jam layanan Fuel Terminal menjadi 24 jam. Harga Pertalite dan Biosolar sendiri tidak mengalami kenaikan. Pertalite harganya Rp7.650 per liter dan solar subsidi Rp5.150 per liter. "Untuk itu kami menghimbau kepada konsumen untuk tidak melakukan panic buying,” imbau Deden.
Terkait dugaan peralihan konsumsi masyarakat dari Pertamax ke Pertalite, Deden menyatakan hal tersebut dikembalikan kepada konsumen sebagai pemilik kendaraan. Tentunya pengisian jenis BBM merupakan hak konsumen yang disesuaikan dengan kemampuan dan spesifikasi kendaraan.
"Namun, jika konsumen yang sebelumnya telah menggunakan Pertamax dan terus menggunakan produk itu, kami sangat mengapresiasi karena dengan penggunaan Pertamax artinya mendukung terciptanya udara yang lebih bersih," pungkasnya.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying. “Saya yakin semuanya terintegrasi antara upaya Ibu Gubernur dan komitmen Pertamina yang memastikan jangan sampai SPBU kehabisan stok. Artinya, lebih mengoptimalkan fungsi fuel terminal,” kata Emil.
Lihat Juga: Taiwan ICDF Buka Pasar Petani di Karawang, Jadi Sarana Interaksi Langsung dengan Konsumen
Menurut Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Deden Mochamad Idhani, terpicunya panik membeli (panic buying) yang terjadi saat ini di masyarakat mengakibatkan stok BBM di SPBU cepat habis.
Baca juga: Jadwal Imsak Wilayah Surabaya dan Sekitarnya 7 Ramadhan 1443 H, Sabtu (9/4/2022)
“Sebenarnya untuk stok utama di Terminal BBM itu sangat cukup, hanya saja Pertamina membutuhkan waktu penyaluran dari Terminal BBM ke SPBU menggunakan mobil tangki dan jika konsumsi meningkat maka butuh waktu atau jadwal tambahan oleh mobil tangki tersebut melakukan pengisian kembali,” kata Deden, Jumat (8/4/2022).
Berdasarkan data yang diterima sejak 1 April 2022 telah terjadi peningkatan konsumsi produk BBM jenis Pertalite dan Biosolar masing-masing sebesar 15 persen dan 10 persen. Untuk wilayah Jatim penyaluran bulanan Pertalite sebesar 280.000 Kiloliter (KL) per bulan dan solar sebanyak 182.000 KL per bulan.
Disinyalir pemicu kenaikan tersebut akibat dari semakin tingginya aktivitas masyarakat belakangan ini. “Kami memohon maaf jika konsumen mengalami kendala ketersediaan produk BBM di SPBU," imbuhnya.
Pertamina, kata dia, berkomitmen penuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pihaknya juga terus melakukan tindakan antisipasi dengan optimalisasi seluruh armada mobil tangki dalam menyalurkan BBM ke seluruh SPBU.
Pertamina juga menambah jam layanan Fuel Terminal menjadi 24 jam. Harga Pertalite dan Biosolar sendiri tidak mengalami kenaikan. Pertalite harganya Rp7.650 per liter dan solar subsidi Rp5.150 per liter. "Untuk itu kami menghimbau kepada konsumen untuk tidak melakukan panic buying,” imbau Deden.
Terkait dugaan peralihan konsumsi masyarakat dari Pertamax ke Pertalite, Deden menyatakan hal tersebut dikembalikan kepada konsumen sebagai pemilik kendaraan. Tentunya pengisian jenis BBM merupakan hak konsumen yang disesuaikan dengan kemampuan dan spesifikasi kendaraan.
"Namun, jika konsumen yang sebelumnya telah menggunakan Pertamax dan terus menggunakan produk itu, kami sangat mengapresiasi karena dengan penggunaan Pertamax artinya mendukung terciptanya udara yang lebih bersih," pungkasnya.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying. “Saya yakin semuanya terintegrasi antara upaya Ibu Gubernur dan komitmen Pertamina yang memastikan jangan sampai SPBU kehabisan stok. Artinya, lebih mengoptimalkan fungsi fuel terminal,” kata Emil.
Lihat Juga: Taiwan ICDF Buka Pasar Petani di Karawang, Jadi Sarana Interaksi Langsung dengan Konsumen
(msd)