Duh! Makassar Masuk Daftar 10 Kota Intoleran di Indonesia

Jum'at, 08 April 2022 - 23:48 WIB
loading...
Duh! Makassar Masuk Daftar 10 Kota Intoleran di Indonesia
Pemandangan Kawasan Anjungan Pantai Losari. Kota Makassar masuk dalam daftar 10 kota paling tidak toleran atau intoleran versi Setara Institute. Foto/Dok SINDOnews
A A A
MAKASSAR - Kota Makassar masuk dalam daftar 10 kota paling tidak toleran atau intoleran versi Setara Institute. Daftar tersebut dirilis dalam Laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2021, pada 30 Maret 2022.

Laporan itu disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan Setara terhadap 94 kota di Indonesia untuk memberikan baseline dan status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawasan kebangsaan dan inklusi sosial.



Dalam laporan itu, Setara Institute menetapkan 4 (empat) variabel dengan 8 indikator sebagai alat ukur, yaitu regulasi pemerintah kota dengan indikator rencana pembangunan dalam bentuk RPJMD dan produk hukum pendukung lainnya, serta indikator kebijakan diskriminatif.

Kemudian variabel tindakan pemerintah dengan indikator pernyataan pejabat kunci tentang peristiwa intoleransi dan indikator tindakan nyata terkait peristiwa. Lalu variabel regulasi sosial dengan indikator peristiwa intoleransi dan indikator dinamika masyarakat sipil terkait peristiwa intoleransi.

Terakhir, variabel demografi agama dengan indikator heterogenitas keagamaan penduduk dan indikator inklusi sosial keagamaan.

Riset tersebut menempatkan Makassar berada pada urutan 85 atau masuk dalam 10 besar kota paling tidak toleran dengan skor akhir 4,517. Lalu disusul Pekanbaru, Padang, Padang Panjang, Sabang, Langsa, Pariaman, Cilegon, Banda Aceh, dan terakhir Kota Depok dengan skor paling rendah, yakni 3,577.



Menanggapi hal itu, Wali Kota Makassar justru tak terima dan meragukan hasil survei tersebut. Sebab menurutnya, dirinya yang memimpin Makassar saat ini yang merupakan kaum minoritas dari sisi kesukuan, menjadi salah satu bukti bahwa Makassar adalah kota yang toleran.

"Saya lahir di Makassar, tapi saya ini kaum minority secara kesukuan dan saya dihantam karena persoalan ras tapi masyarakat tetap pilih saya. Artinya, masyarakat ini paling toleran," ungkap Danny.

Danny curiga, hasil riset yang menyebut Makassar salah satu kota intoleran itu disebabkan karena sebelumnya ada pengajuan Peraturan Wali Kota yang di dalamnya terdapat unsur kebebasan, salah satunya terkait kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Namun Perwali itu secara tegas ia tolak.

"Tapi saya curiga, mudah-mudahan saya salah, ada pengajuan Perwali yang di dalamnya mengandung kebebasan, termasuk kebebasan LGBT. Saya tolak dengan tegas itu, apakah itu yang dimaksud tidak toleran? Biar saja kalau itu," tegas Danny.

Menurut Danny, Kota Makassar tidak boleh membebaskan aktivitas kelompok LGBT. Sehingga, dia bersama umat beragama lainnya sepakat untuk menolak LGBT.

"Tidak bisa, kota ini punya agama. Tadi malam saya bersama umat beragama sepakat anak-anak kita harus diselamatkan, dan kita ini bukan kota bebas. Tapi itu baru dugaan, belum tentu benar," urainya.

Di samping itu, Danny juga mensinyalir indikasi lain yang memungkinkan Makassar termasuk kota intoleran, yakni kebijakan Pemkot yang melakukan razia kondom pada saat malam valentine Februari lalu.

"Apakah karena razia kondom kemarin jadi tidak toleran ? Tidak apa-apa, saya tanggung jawab kalau itu dianggap tidak toleran. Karena memang kondom itu mau ditertibkan. Bukan kondom dilarang, tapi mau ditertibkan karena itu alat kontrasepsi," jelasnya.



Meski masuk sepuluh besar kota paling tidak toleran, namun kata Danny, Makassar berada pada posisi tertinggi dari 9 kota lainnya.

"Di antara sepuluh kota intoleran, Makassar nomor satu yang paling toleran dari tidak toleran. Nilainya Makassar tinggi," pungkas dia.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1144 seconds (0.1#10.140)