Dramatis! Bidan di Pedalaman Papua 3 Jam Arungi Laut Antar Bayi Prematur dengan Metode Kanguru

Selasa, 05 April 2022 - 19:12 WIB
loading...
Dramatis! Bidan di Pedalaman Papua 3 Jam Arungi Laut Antar Bayi Prematur dengan Metode Kanguru
Bidan Sisilia Borobean mendekap bayi prematur dalam perjalanan laut selama 3 jam menggunakan longboat berukuran kecil menuju RSUD Bintuni pada Minggu (3/4/2022). Foto/iNews TV/Chanry Andrew Suripati
A A A
BINTUNI - Kondisi geografis Papua yang sangat ekstrem berupa laut dan pegunungan tak menyurutkan tekad pengabdian para bidan di pedalaman Papua dan Papua Barat ini untuk terus melayani masyarakat.

Kisah Sisilia Borobean, bidan yang bertugas di Puskesmas Babo, Distrik Babo, Kabupaten Bintuni, Papua Barat bikin terenyuh. Dia harus berjuang mengarungi sungai dan laut selama tiga jam menggunakan longboat berukuran kecil demi mengevakuasi seorang bayi yang lahir prematur ke RSUD Bintuni pada Minggu (3/4/2022).



Bayi prematur berjenis kelamin laki-laki yang dilahirkan oleh Saresa Manuama dengan usia kehamilan 28 Minggu ini terpaksa harus di rujuk ke RSUD Bintuni karena kondisi fasilitas kesehatan di Puskesmas Babo tidak lengkap. Padahal sang bayi harus segera mendapatkan pertolongan.

"Bayi tersebut dilahirkan hari Sabtu (2/4/2022) sekitar pukul 16.00 WIT dengan berat 1,5 kg. Jenis kelamin laki-laki. Saat dilahirkan, saya mengambil tindakan atau langkah-langkah medis untuk memasukkan bayi Prematur ke inkubator, lalu berkoordinasi dengan dokter anak di RSUD Bintuni karena bayi yang lahir prematur ini mempunyai berat badan lahir rendah atau BBLR," kata Sisilia kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (5/4/2022).

Selanjutnya dokter menyatakan bahwa sang jabang bayi harus segera dirujuk ke RSUD Bintuni untuk mendapatkan pertolongan medis secara lengkap, mengingat bayi lahir dalam kondisi prematur.

"Atas petunjuk dokter anak, bayi segera dievakuasi. Jadi bayi lahir pada hari Sabtu, kami rujuk ke Bintuni pada hari Minggu (4/4/2022). Satu malam kami sempat menaruh bayi dalam inkubator sebelum di rujuk ke RSUD Bintuni," ungkap Sisilia.

Bidan Sisilia yang telah enam belas tahun mengabdikan diri di pedalaman Papua ini mengatakan, perjuangan merujuk pasien bayi BBLR ini harus melalui perjuangan panjang. Ada metode khusus yang harus digunakan dalam merujuk bayi yang lahir prematur.


Apalagi harus menggunakan transportasi laut (menggunakan longboat) selama kurang lebih tiga jam.

"Saat kami rujuk bayi ini menggunakan metode Kangguru (bayi dalam dekapan) bidan atau ibunya agar bayi tidak kedinginan. Ditambah dengan membungkus bayi dengan selimut hangat. Kami lewati perjalanan dengan menggunakan longboat melalui jalur sungai dan laut hingga ke Bintuni selama kurang lebih tiga jam," ujarnya.

"Dan Puji Tuhan kami tiba dengan selamat bersama bayi dan ibu bayi serta beberapa tenaga medis Puskesmas Babo dan keluarga bayi yang ikut dalam proses rujuk menggunakan transportasi laut," jelas Sisilia.

Menurut Sisilia, metode Kangguru ini sudah diajarkan oleh Kepala Puskesmas kepada keluarga bayi. Namun karena pihak keluarga bayi tidak ada yang berani mencoba metode Kangguru untuk membawa bayi untuk di rujuk ke RSUD Bintuni, akhirnya dia yang ditunjuk untuk membawa bayi ke RSUD Bintuni.

"Saya yang ditunjuk untuk mendampingi membawa bayi dan ibunya ke Bintuni untuk mendapatkan pertolongan atau perawatan lebih lanjut," ungkapnya.

Dengan semua pertolongan Tuhan, lanjut Sisilia, semua proses perjalanan merujuk pasien bayi prematur tersebut berjalan lancar. Walaupun dengan kondisi terbatas, namun perjalanan hingga di tempat tujuan berjalan dengan baik.

"Semua karena anugerah Tuhan. Ternyata metode Kanguru sangat sangat dan sangat bermanfaat. Makasih Ibu Kepala Puskesmas Babo (ibu Sarce M), dokter Benn dan semua teman2 Bidan di PKM Babo dan juga perawat ( paman Firdaus) PKM Babo atas kerja samanya..TYB kita semua
#terusbekerjamenyelamatkanibudanbayi#" tulis Bidan Sisilia dalam unggahan ceritanya di media sosial Facebook.



Kisah sederhana perjuangan Bidan Sisilia yang membawa bayi Prematur dan ibunya ke RSUD Bintuni lewat jalur laut pun viral di media sosial Facebook. Aksi heroik bidan Sisilia mendapatkan empati dari sejumlah netizen di media sosial Facebook.

Mereka memberikan dukungan kepada Bidan Sisilia pada kolom komentar. Like dan care juga diberikan Netizen atas Perjuangan Bidan Sisilia yang sangat mulia ini.

"Pelayanan yg Luar biasa utk puskesmas Babo... utk ibu Bidan Cicilia luar biasa . tetap melayani dgn sepenuh hati.. Tuhan berkati," ungkap salah seorang netizen.

"Suster yg baik hati pux jiwa pelayanan yg luar biasa ..Tuhan berkati selalu bersama keluarga," timpal netizen lainnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1269 seconds (0.1#10.140)