Cerita Kampung Cilempung di Karawang, dari Kampung Santri Menjadi Kampung Begal

Selasa, 05 April 2022 - 11:55 WIB
loading...
Cerita Kampung Cilempung di Karawang, dari Kampung Santri Menjadi Kampung Begal
Tokoh masyarakat Karawang ubah stigma Kampung Begal jadi Kampung Santri. Foto: Nila/SINDOnews
A A A
KARAWANG - Menyebut nama Dusun Cilempung, di Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat, warga langsung secara spontan menyebut Kampung Begal.

Bukan apa-apa, sudah lebih satu dekade kampung ini menjadi langganan polisi untuk menangkap pelaku begal. Dusun Cilempung, diketahui menjadi salah satu pusat transaksi motor bodong di Karawang.

Motor-motor hasil curian di Karawang dan sekitarnya 'disimpan' di Dusun Cilempung untuk kemudian dijual. Kemudian Dusun Cilempung semakin terkenal sebagai tempat transaksi motor hasil curian hingga kemudian masyarakat menyebutnya sebagai Kampung Begal. Padahal, jauh sebelumnya Desa Pasirjaya dikenal sebagai Kampung Santri.



Stigma Kampung Begal di Dusun Cilempung sudah lama mengusik warga Desa Pasirjaya. Soalnya, Dusun Cilempung menjadi salah satu bagian dari Desa Pasirjaya yang terdiri beberapa dusun.

Upaya untuk mengubah stigma kampung begal sudah sering dilakukan tokoh masyarakat dan ulama setempat. Kalangan ulama disana menjadi garda terdepan merubah stigma kampung begal.

"Sedih dengan cap Kampung Begal di desa kami ini. Makanya kami sedang berupaya mengubah citra begal yang melekat dalam kampung kami. Bulan Ramadhan sekarang, kami makin gencar mengajak warga desa, terutama anak-anak muda untuk meramaikan masjid atau musolah-musolah," kata salah seorang toko agama di Desa Pasirjaya, H.Ismail, Selasa (5/4/2022).

Menurut Ismail, Desa Pasirjaya jauh sebelumnya dikenal sebagai kampung santri. Masyarakatnya menjalani kehidupan dengan penuh religius. Belasan pesantren, masjid dan musala berdiri sejak lama disetiap dusun yang ada.



"Selain Dusun Cilempung, ada Dusun Tanjungbaru dan Dusun Ceah. Setiap dusun ada pesantren, masjid dan musala. Lantunan ayat suci setiap malam selalu terdengar ketika itu. Namun sekarang itu sudah jarang terjadi, karena masjid atau musala sepi jamaah," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2338 seconds (0.1#10.140)