Banjir Rob Demak Mengganas, Warga Dukuh Mondoliko Terisolir
loading...
A
A
A
DEMAK - Air laut pasang atau rob yang disertai abrasi di wilayah pesisir utara Kabupaten Demak, Jateng, kian mengganas. Wilayah pesisir Desa Bedono, Kecamatan Sayung, tepatnya di Dukuh Mondoliko, menjadi wilayah terparah yang digenangi banjir rob.
(Baca juga: Galeri Nasional Kembali Dibuka dengan Prosedur Kunjungan Baru )
Ratusan rumah warga hingga akses jalan desa tersebut terputus karena terendam banjir rob dengan ketinggian di atas lutut orang dewasa. Akibatnya, ratusan warga Dukuh Mondoliko terancam terisolir jika banjir rob yang merendam di wilayahnya tidak segera tertangani.
Ironisnya, banjir rob yang merendam wilayah Dukuh Mondoliko ini sudah berlangsung sejak belasan tahun. Hal itu diakui oleh Kepala Desa Bedono, Agus Salim. Ia mengungkapkan bahwa Dukuh Mondoliko merupakan salah satu dari tujuh dukuh di Desa Bedono yang terancam terisolir saat datangnya musim rob.
"Namun warga tetap bertahan di kampungnya, karena ingin mempertahankan tanah kelahirannya, Meski setiap hari selalu bergelut dengan banjir rob, mereka merasa nyaman tinggal di tempat tinggalnya," beber Agus, Kamis (18/6/2020).
(Baca juga: Kreasi Makeup dalam Permainan )
Ia menyebutkan, warga yang tinggal di Dukuh Mondoliko, semula mencapai 350 KK. Namun karena banyak rumah yang rusak dan hilang tersapu gelombang air pasang, kini jumlah rumah yang masih dihuni tinggal 125 KK. Mereka tinggal dalam satu RW dan terbagi 4 RT.
Atas kondisi tersebut, pihaknya berharap program talud pantai segera direalisasi oleh pemerintah sehingga banjir rob di wilayahnya bisa segera teratasi.
Sementara itu, meski akses jalan di wilayah Dukuh Mondoliko terputus, warga tetap nekat menerabas genangan banjir rob. Pasalnya, kawasan tersebut merupakan akses utama bagi warga yang hendak beraktivitas seperti belanja ke pasar, mengurus surat surat ke Kantor Desa hinggaberangkat bekerja.
Apalagi akses jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Genuk, Semarang, dengan Tambak Bulusan Sayung Demak, terputus dan terendam banjir rob.
(Baca juga: Galeri Nasional Kembali Dibuka dengan Prosedur Kunjungan Baru )
Ratusan rumah warga hingga akses jalan desa tersebut terputus karena terendam banjir rob dengan ketinggian di atas lutut orang dewasa. Akibatnya, ratusan warga Dukuh Mondoliko terancam terisolir jika banjir rob yang merendam di wilayahnya tidak segera tertangani.
Ironisnya, banjir rob yang merendam wilayah Dukuh Mondoliko ini sudah berlangsung sejak belasan tahun. Hal itu diakui oleh Kepala Desa Bedono, Agus Salim. Ia mengungkapkan bahwa Dukuh Mondoliko merupakan salah satu dari tujuh dukuh di Desa Bedono yang terancam terisolir saat datangnya musim rob.
"Namun warga tetap bertahan di kampungnya, karena ingin mempertahankan tanah kelahirannya, Meski setiap hari selalu bergelut dengan banjir rob, mereka merasa nyaman tinggal di tempat tinggalnya," beber Agus, Kamis (18/6/2020).
(Baca juga: Kreasi Makeup dalam Permainan )
Ia menyebutkan, warga yang tinggal di Dukuh Mondoliko, semula mencapai 350 KK. Namun karena banyak rumah yang rusak dan hilang tersapu gelombang air pasang, kini jumlah rumah yang masih dihuni tinggal 125 KK. Mereka tinggal dalam satu RW dan terbagi 4 RT.
Atas kondisi tersebut, pihaknya berharap program talud pantai segera direalisasi oleh pemerintah sehingga banjir rob di wilayahnya bisa segera teratasi.
Sementara itu, meski akses jalan di wilayah Dukuh Mondoliko terputus, warga tetap nekat menerabas genangan banjir rob. Pasalnya, kawasan tersebut merupakan akses utama bagi warga yang hendak beraktivitas seperti belanja ke pasar, mengurus surat surat ke Kantor Desa hinggaberangkat bekerja.
Apalagi akses jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Genuk, Semarang, dengan Tambak Bulusan Sayung Demak, terputus dan terendam banjir rob.
(eyt)