Tobat dari Kelamnya Dunia Hitam, Robby Nugraha Dirikan Rumah Tahfidz Quran Gratis
loading...
A
A
A
TANAH DATAR - Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an, terdengar merdu bersautan dengan gemercik air sungai dan semilir angin lembah. Sore itu, belasan anak begitu damai menghafalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di tepian sungai dan persawahan di dekat Rumah Tahfidz Quran.
Rumah Tahfidz Quran ini, berada di tepian sungai dan persawahan yang ada di Batu Basurek, Jorong Gudam, Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Setiap hari, Rumah Tahfidz Quran yang didirikan oleh Robby Nugraha, seorang pemuda dari Nagari Pagaruyung tersebut, selalu ramai oleh aktivitas anak-anak untuk mengaji. "Ada 147 yang bukan reguler, dan ada 27 santri reguler yang merupakan anak yatim piatu sehingga harus tinggal di sini," ungkap Robby Nugraha.
Metode belajar Alquran di Rumah Tahfidz Quran ini cukup unik, karena para santrinya diajak melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di alam terbuka. Baik di dekat persawahan, tepian sungai, mapun di pematang-pematang sawah.
Robby Nugraha mengaku, metode ini muncul setelah pada awal pendirian Rumah Tahfidz Quran, penghafalan Al-Qur'an selalu berada di dalam ruangan yang monoton. "Menghafal itu cepat membuat bosan, sehingga perlu metode yang tidak membuat bosan," ungkapnya.
Dari upaya untuk menghilangkan kebosanan saat menghafal Alquran, akhirnya muncul ide metode menghafalkan Al-Qur'an di alam terbuka. Metode ini terbukti cukup efektif, karena para santri menjadi senang melakukannya dan cepat dalam menghafalnya.
Rumah Tahfidz Quran ini tidak memungut biaya kepada para santrinya, termasuk para santri reguler yang merupakan anak-anak yatim piatu. Pendirian Rumah Tahfidz Quran ini, juga cukup unik, di mana Rumah Tahfidz Quran merupakan bagian dari pertobatan Robby Nugraha dari dunia hitam.
Robby Nugraha menemukan hidayah, dan kembali menuju jalan Tuhan dengan mendirikan Rumah Tahfidz Quran, setelah sebelumnya berada di dunia kelam narkoba. Bahkan, dia juga pernah merasakan rasanya ditangkap oleh petugas BNN, karena menyalahgunakan narkoba.
Di tengah keterpurukannya akibat berada di lembah kelam penyalahgunaan narkoba, Robby Nugraha akhirnya memiliki kesadaran untuk berhijrah. Sedikit demi sedikit dia belajar dan mendalami Alquran, dan akhirnya memutuskan untuk mengelola Rumah Tahfidz Quran secara gratis di kampung halamannya.
"Saya ingin anak-anak di kampung ini tumbuh menjadi orang yang baik dan berguna. Tidak meniru jalan hidup saya, yang sempat terjerumus ke dunia hitam," ungkapnya. Di antara segala keterbatasan sarana, Rumah Tahfidz Quran ini terus tumbuh dan berkembang, hingga melahirkan tahfidz- tahfidz berprestasi.
Rumah Tahfidz Quran ini, berada di tepian sungai dan persawahan yang ada di Batu Basurek, Jorong Gudam, Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Setiap hari, Rumah Tahfidz Quran yang didirikan oleh Robby Nugraha, seorang pemuda dari Nagari Pagaruyung tersebut, selalu ramai oleh aktivitas anak-anak untuk mengaji. "Ada 147 yang bukan reguler, dan ada 27 santri reguler yang merupakan anak yatim piatu sehingga harus tinggal di sini," ungkap Robby Nugraha.
Metode belajar Alquran di Rumah Tahfidz Quran ini cukup unik, karena para santrinya diajak melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di alam terbuka. Baik di dekat persawahan, tepian sungai, mapun di pematang-pematang sawah.
Robby Nugraha mengaku, metode ini muncul setelah pada awal pendirian Rumah Tahfidz Quran, penghafalan Al-Qur'an selalu berada di dalam ruangan yang monoton. "Menghafal itu cepat membuat bosan, sehingga perlu metode yang tidak membuat bosan," ungkapnya.
Dari upaya untuk menghilangkan kebosanan saat menghafal Alquran, akhirnya muncul ide metode menghafalkan Al-Qur'an di alam terbuka. Metode ini terbukti cukup efektif, karena para santri menjadi senang melakukannya dan cepat dalam menghafalnya.
Rumah Tahfidz Quran ini tidak memungut biaya kepada para santrinya, termasuk para santri reguler yang merupakan anak-anak yatim piatu. Pendirian Rumah Tahfidz Quran ini, juga cukup unik, di mana Rumah Tahfidz Quran merupakan bagian dari pertobatan Robby Nugraha dari dunia hitam.
Robby Nugraha menemukan hidayah, dan kembali menuju jalan Tuhan dengan mendirikan Rumah Tahfidz Quran, setelah sebelumnya berada di dunia kelam narkoba. Bahkan, dia juga pernah merasakan rasanya ditangkap oleh petugas BNN, karena menyalahgunakan narkoba.
Di tengah keterpurukannya akibat berada di lembah kelam penyalahgunaan narkoba, Robby Nugraha akhirnya memiliki kesadaran untuk berhijrah. Sedikit demi sedikit dia belajar dan mendalami Alquran, dan akhirnya memutuskan untuk mengelola Rumah Tahfidz Quran secara gratis di kampung halamannya.
"Saya ingin anak-anak di kampung ini tumbuh menjadi orang yang baik dan berguna. Tidak meniru jalan hidup saya, yang sempat terjerumus ke dunia hitam," ungkapnya. Di antara segala keterbatasan sarana, Rumah Tahfidz Quran ini terus tumbuh dan berkembang, hingga melahirkan tahfidz- tahfidz berprestasi.
(eyt)