Memilukan! Bayi di Kendari Tewas Gara-gara Ambulans Kehabisan Bensin
loading...
A
A
A
KENDARI - Peristiwa memilukan terjadi di Kota Kendari. Bayi tewas saat dalam perjalanan dari Puskesmas Poasia, untuk dirujuk ke RSUD Kota Kendari, Sabtu (12/3/2022). Pemicu tewasnya bayi tersebut, gara-gara ambulans yang ditumpangi macet kehabisan bensin.
Menurut paman korban, Leo (28) awalnya pasien bernama Juli, masuk Puskesmas Poasia pada Sabtu (12/3/2022) sekitar pukul 03.00 WITA. Sekitar satu jam kemudian, tepatnya pukul 04.00 WITA, pasien berhasil melahirkan seorang bayi.
Tanpa penjelasan yang jelas, sekitar pukul 05.00 WITA, pihak Puskesmas Poasia, tiba-tiba merujuk bayi tersebut di RSUD Kota Kendari. Pengantaran sempat tertunda sebab sopir ambulans tidak ada di tempat.
Setelah sekitar 15-20 menit, sopir ambulans datang dan langsung membawa pasien ke RSUD Kota Kendari. Sedangkan ibu bayi tersebut masih menjalani perawatan di Puskesmas Poasia, karena mengalami pendarahan serius.
Dalam perjalanan ke RSUD Kota Kendari, mobil ambulans yang digunakan kehabisan bensin di sekitar perumahan. Bukannya berusaha memberi ketenangan, petugas justru bersitegang dengan pihak keluarga.
"Masa sopirnya dia suruh keluargaku yang bawa sendiri mobil ambulansnya, padahal tidak ada bensinnya," ujarnya. Tak ingin mengambil risiko, keluarga pasien membawa bayi tersebut menggunakan taksi online tanpa bantuan oksigen.
Sesampainya di RSUD Kota Kendari, pihak RS tidak bisa menerima bayi tersebut. Alasannya, karena bayi sudah meninggal dunia. Dengan kabar duka yang menyelimuti keluarga itu, mereka kembali menggunakan taksi online membawa jenazah bayi ke Poasia. "Setelah itu, bayi kita bawa pulang di rumah duka di Anduonohu dekat SMP 5 Kendari, untuk dimakamkan," tambahnya.
Tak lama kemudian, Puskesmas Poasia juga merujuk ibu bayi tersebut di RSUD Kota Kendari. Saat ini, sang ibu masih dalam perawatan sedangkan bayi telah dimakamkan. Atas peristiwa yang menimpanya, pihak keluarga menyayangkan tindakan Puskesmas Poasia atas kelalaian tersebut. Mereka mendesak Kepala Puskesmas agar segera memberi sanksi tegas kepada anggotanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Poasia, Hasmira mengaku, belum mengetahui pasti kronologis kejadian tersebut. Tetapi, dia sedang memanggil dan meminta penjelasan dari petugas yang terlibat dalam perawatan pasien itu. "Kami selesaikan dahulu secara internal pak. Maaf ya, saya belum bisa berkomentar banyak," ungkapnya.
Lihat Juga: RS Harapan Bunda dan PK3D DKI Jakarta Resmikan Layanan Kegawatdaruratan di Wilayah Jakarta Timur
Menurut paman korban, Leo (28) awalnya pasien bernama Juli, masuk Puskesmas Poasia pada Sabtu (12/3/2022) sekitar pukul 03.00 WITA. Sekitar satu jam kemudian, tepatnya pukul 04.00 WITA, pasien berhasil melahirkan seorang bayi.
Tanpa penjelasan yang jelas, sekitar pukul 05.00 WITA, pihak Puskesmas Poasia, tiba-tiba merujuk bayi tersebut di RSUD Kota Kendari. Pengantaran sempat tertunda sebab sopir ambulans tidak ada di tempat.
Setelah sekitar 15-20 menit, sopir ambulans datang dan langsung membawa pasien ke RSUD Kota Kendari. Sedangkan ibu bayi tersebut masih menjalani perawatan di Puskesmas Poasia, karena mengalami pendarahan serius.
Dalam perjalanan ke RSUD Kota Kendari, mobil ambulans yang digunakan kehabisan bensin di sekitar perumahan. Bukannya berusaha memberi ketenangan, petugas justru bersitegang dengan pihak keluarga.
"Masa sopirnya dia suruh keluargaku yang bawa sendiri mobil ambulansnya, padahal tidak ada bensinnya," ujarnya. Tak ingin mengambil risiko, keluarga pasien membawa bayi tersebut menggunakan taksi online tanpa bantuan oksigen.
Sesampainya di RSUD Kota Kendari, pihak RS tidak bisa menerima bayi tersebut. Alasannya, karena bayi sudah meninggal dunia. Dengan kabar duka yang menyelimuti keluarga itu, mereka kembali menggunakan taksi online membawa jenazah bayi ke Poasia. "Setelah itu, bayi kita bawa pulang di rumah duka di Anduonohu dekat SMP 5 Kendari, untuk dimakamkan," tambahnya.
Tak lama kemudian, Puskesmas Poasia juga merujuk ibu bayi tersebut di RSUD Kota Kendari. Saat ini, sang ibu masih dalam perawatan sedangkan bayi telah dimakamkan. Atas peristiwa yang menimpanya, pihak keluarga menyayangkan tindakan Puskesmas Poasia atas kelalaian tersebut. Mereka mendesak Kepala Puskesmas agar segera memberi sanksi tegas kepada anggotanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Poasia, Hasmira mengaku, belum mengetahui pasti kronologis kejadian tersebut. Tetapi, dia sedang memanggil dan meminta penjelasan dari petugas yang terlibat dalam perawatan pasien itu. "Kami selesaikan dahulu secara internal pak. Maaf ya, saya belum bisa berkomentar banyak," ungkapnya.
Lihat Juga: RS Harapan Bunda dan PK3D DKI Jakarta Resmikan Layanan Kegawatdaruratan di Wilayah Jakarta Timur
(eyt)