Sungai Berhulu Puncak Merapi Rawan Jadi Jalan Tol Wedus Gembel
loading...
A
A
A
SLEMAN - Jalur aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi kini sudah penuh dengan material erupsi. Dikhawatirkan luncuran awan panas guguran atau wedus gembel akan bertambah jauh melalui aliran sungai layaknya jalan tol.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Makwan menuturkan, peristiwa semburan awan panas guguran pada 9-10 Maret 2022 yang mencapai 5 Km ke arah Kali Gendol sangat tidak terduga. Karena biasanya paling jauh hanya 3 kilometer.
"Rata-rata itu 2.000 hingga 2.500 meter. Lha ini sampai 5 kilometer," katanya, Jumat (11/3/2022).
Makwan mengatakan, saat ini sungai-sungai yang berhulu di puncak Merapi kini menjadi mulai penuh lagi. Hal ini yang perlu dikhawatirkan karena jika ada guguran kembali, maka jalur sungai ini sudah seperti jalan tol.
Sehingga jangkauan awan panas guguran bisa menjadi lebih jauh dari yang sekarang.
Oleh karena itu yang sangat penting, aktivitas pengambilan galian C tutup terutama Kali Gendol. Kebijakan ini diambil untuk memininalisir jumlah korban jiwa ataupun korban materi lainnya. Ia tidak menginginkan para penambang dan armadanya menjadi korban.
"Karena kondisi sudah penuh, kalau ada APG lagi bisa lebih jauh," ucapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Makwan menuturkan, peristiwa semburan awan panas guguran pada 9-10 Maret 2022 yang mencapai 5 Km ke arah Kali Gendol sangat tidak terduga. Karena biasanya paling jauh hanya 3 kilometer.
"Rata-rata itu 2.000 hingga 2.500 meter. Lha ini sampai 5 kilometer," katanya, Jumat (11/3/2022).
Makwan mengatakan, saat ini sungai-sungai yang berhulu di puncak Merapi kini menjadi mulai penuh lagi. Hal ini yang perlu dikhawatirkan karena jika ada guguran kembali, maka jalur sungai ini sudah seperti jalan tol.
Sehingga jangkauan awan panas guguran bisa menjadi lebih jauh dari yang sekarang.
Oleh karena itu yang sangat penting, aktivitas pengambilan galian C tutup terutama Kali Gendol. Kebijakan ini diambil untuk memininalisir jumlah korban jiwa ataupun korban materi lainnya. Ia tidak menginginkan para penambang dan armadanya menjadi korban.
"Karena kondisi sudah penuh, kalau ada APG lagi bisa lebih jauh," ucapnya.