Melihat Lebih Dekat PKBM Mencerdaskan Masyarakat di Wilayah 3T

Sabtu, 26 Februari 2022 - 11:17 WIB
loading...
Melihat Lebih Dekat...
PKBM menjadi salah satu solusi masyarakat di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), terutama perbatasan negara, untuk mengejar ketertinggalan pendidikan dan mendapatkan ijazah. (Ist)
A A A
PONTIANAK - Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjadi salah satu solusi masyarakat di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), terutama perbatasan negara, untuk mengejar ketertinggalan pendidikan dan mendapatkan ijazah. Salah satunya PKBM Mutiara Hati, Melawi, Kalimantan Barat yang didirikan sejak 2009.

Vivin Darsanti, pengelola PKBM Mutiara Hati mengatakan, masyarakat Melawi masih banyak yang buta aksara, tamatan SD, dan lulusan SMP/sederajat. Peserta didik yang mengikuti program belajar di PKBM-nya rata-rata remaja dan dewasa.

Sebagian besar merupakan pekerja kebun sawit. Pendidikan kesetaraan ini banyak diminati guna mendapatkan pekerjaan yang lebih layak demi kesejahteraan kehidupannya.

Selama beroperasi 13 tahun, PKBM Mutiara Hati telah meluluskan 980 siswa berbagai jenjang kesetaraan, seperti Kejar Paket A (setara SD), Kejar Paket B (setara SMP), dan Kejar Paket C (setara SMA), Keaksaraan Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, Keterampilan Komputer, Keterampilan Hidup Pemberdayaan (PKHP).

"Pada 2021, PKBM Mutiara Hati telah meluluskan 110 siswa," kata Vivin, Sabtu (26/2/2022).

Menggelar program belajar mengajar di wilayah perbatasan tidak semudah di kota besar, di mana akses pendidikan dan fasilitas dapat dengan mudah didapatkan. PKBM Mutiara Hati pun menemui banyak kendala, terutama saat kebijakan standarisasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) karena tidak memiliki fasilitas komputer layaknya sekolah negeri.

Vivin harus menyewa beberapa komputer di sekolah terdekat setiap bulan untuk murid-muridnya mendapatkan kelas tambahan atau kursus dan juga Ujian Nasional.

"Cukup besar biaya yang kami keluarkan untuk hanya menyewa komputer dan tenaga pendidik kursus komputer, apalagi jumlah murid yang terus bertambah setiap tahunnya. Biasanya kami datang ke sekolah negeri untuk menyewa ruang komputer," kata Vivin.

Hal yang sama dialami Hayati, Pengelola PKBM Teluk Batu, Landak, Kalimantan Barat. Ia memiliki peserta didik dengan tingkatan pendidikan paling banyak tamatan SD. Rata-rata peserta didik PKBM Teluk Batu merupakan petani dan buruh usia dewasa yang kesulitan menjual hasil pertanian, sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak ini, menurut Hayati, sangat ingin meningkatkan taraf hidupnya dengan memiliki keterampilan. Karena itu banyak masyarakat yang masuk melalui pendidikan kesetaraan.

Namun di sisi lain, Hayati juga memiliki hambatan yang sama dengan PKBM lainnya di wilayah perbatasan karena kurangnya akses dan fasilitas pendidikan terutama komputer. PKBM yang ia kelola sejak 2014 ini tidak memiliki komputer sama sekali bahkan untuk sekedar administrasi apalagi untuk pelajaran maupun UNBK yang sudah disamaratakan.

Keterbatasan fasilitas penunjang pendidikan di PKBM ini tidak menyurutkan semangatnya untuk mengajar anak muridnya. Hayati berupaya agar anak didiknya tidak tertinggal dengan siswa yang lain, paling tidak mereka harus belajar dasar-dasar penggunaan komputer, sehingga saat ujian tidak memakan waktu lama dan bisa bergantian dengan murid lainnya.

"Secara bergantian mereka menggunakan laptop sayauntuk sekedar belajar bagaimana mengenal komputer. PKBM Teluk Batu sangat membutuhkan komputer untuk mempermudah murid-murid mengejar ketertinggalan dan tentunya untuk ujian kelulusan, bagi para guru pun juga berguna untuk mereka mengikuti asesmen. Saat ini dalam melaksanakan ujian nasional, kami menjalin kemitraan dengan SMKN 01 Ketungau Tengah, sehingga murid PKBM Teluk Batu tidak ketinggalan saat ujian," kata Hayati.

Semangat belajar yang ditunjukkan guru-guru PKBM di wilayah 3T perlu dukungan berbagai pihak, baik pemerintah maupun kalangan lainnya. Melalui Askrindo Peduli Pendidikan Wilayah 3T, PT Asuransi Kredit Indonesia menaruh perhatian pada PKBM di wilayah perbatasan dengan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh fasilitas pendidikan yang memadai. Baca: Pelaku Usaha Pempek di Palembang Keluhkan Kelangkaan Minyak Goreng.

Sejak 2019 Askrindo secara konsisten mendukung digitalisasi PKBM melalui pemberian 270 unit komputer kepada 21 PKBM di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara. Di 2022, Askrindo kembali memberikan bantuan 30 unit komputer kepada 3 PKBM yakni PKBM Mutiara Hati di Melawi, PKBM Maju Bersama di Sanggau, dan PKBM Teluk Batu di Landak, guna mendukung pendidikan di perbatasan .

Nur Aini, Kepala Bagian Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Askrindo, mengatakan, bantuan komputer kepada PKBM merupakan salah satu upaya agar masyarakat perbatasan mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak. Baca Juga: WN Palestina Kabur dari Rudenim Surabaya Segera Diproses Hukum.

"Dengan adanya sarana komputer, peserta didik PKBM bisa memanfaatkannya untuk mengikuti ujian akhir kesetaraan dan apalagi disaat pandemi seperti 2 tahun terakhir. Fasilitas komputer akan sangat bermanfaat dan memudahkan para guru untuk melakukan pembelajaran jarak jauh atau daring yang masih berlangsung hingga sekarang," katanya.
(nag)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2580 seconds (0.1#10.140)