Mantan Guru Hadiahi KSAD Jenderal Dudung Abdurachman Lukisan Toleransi

Jum'at, 18 Februari 2022 - 15:58 WIB
loading...
Mantan Guru Hadiahi KSAD Jenderal Dudung Abdurachman Lukisan Toleransi
Umar Sumarta saat menyerahkan lukisan Toleransi kepada KSAD, Jenderal Dudung Abdurachman. Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Guru mana yang tak bangga jika anak didiknya sukses menjadi orang penting di Negeri ini. Terlebih, menjadi seorang Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Hal itulah yang dirasakan Umar Sumarta yang tak lain guru seni rupa saat KSAD, Jenderal Dudung Abdurachman bersekolah di SMP Kartika Chandra Bandung.


Pria berusia 74 tahun itu begitu bangga melihat anak didiknya kini telah menempati jabatan tertinggi di lingkungan TNI AD. Rasa bangganya itu kemudian dia ungkapkan dengan menghadiahi Jenderal Dudung sebuah lukisan unik.

Ditemui di kediamannya di Jalan Sarimadu, Kota Bandung, Jumat (18/2/2022), Umar pun menceritakan keunikan lukisan berjudul "Toleransi" itu.

Menurutnya, lukisan tersebut dia ciptakan sesaat setelah bertemu Jenderal Dudung yang kala itu masih menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Bermodalkan kisah hidup Jenderal Dudung, Umar pun mulai melukis di atas kanvas. Dalam lukisannya itu, Umar menggambar sosok Jenderal Dudung berseragam TNI yang sedang duduk di atas kuda berwarna cokelat dan tampak dikeliling banyak warga. Terlihat pula banyak bangunan tempat ibadah dari agama yang ada di Indonesia.


"Ini saya gambarkan karena kita hidup ber-Pancasila dan kita menjunjung toleransi. Kalau dilihat detailnya, ada masjid karena kita mayoritas agama Islam. Terus ada Candi Borobudur, gereja, ada liong untuk Konghucu. Semua agama ada dan hidup berdampingan," tutur Umar.

Keunikan lainnya dalam lukisan tersebut, yakni adanya sosok anak berseragam sekolah tengah memberikan koran kepada Jenderal Dudung. Menurut Umar, sosok itu merupakan gambaran Jenderal Dudung saat masih kecil yang juga diketahui sempat bekerja sebagai loper koran.

"Detail menjual koran yang paling berkesan buat saya, karena apa? Saya bisa menggambarkan sosok Jenderal Dudung umur sebelas tahun. Ini tidak melihat foto, saya gambarkan," ungkapnya.



Keunikan lain yang tak kalah menarik, yakni empat bintang di baret hijau yang dikenakan Jenderal Dudung dalam lukisan itu. Pasalnya, lukisan tersebut diciptakan saat Dudung masih menjabat Pangkostrad dengan pangkat mayor jenderal.

"Itu belum jadi KSAD (saat melukis), belum bintang empat. Saya bikin sebagai doa. Akhirnya doa saya terkabul menjadi KSAD. Itu doa dari guru ke murid," ungkapnya lagi.

Umar juga mengatakan bahwa lukisan tersebut diciptakan atas inisiatifnya sendiri. Sebab, dia sangat bangga karena dari sekian banyak muridnya, Jenderal Dudung paling sukses meniti karir militernya.

"Jadi lukisan ini tidak dipesan, tapi hanya ide inisiatif saya melukis murid saya. Sampai saya bangga, berhasil waktu saya melukis. Waktu diketemukan saya bangga karena murid saya banyak, yang paling melesat Pak Jenderal Dudung," tuturnya.

Proses pembuatan lukisan unik tersebut memang sudah rampung sejak setahun lalu. Bahkan, saat itu, Jenderal Dudung yang sengaja menemui Umar akan membawa langsung lukisan yang belum sempat dibingkai itu. Namun, Umar melarangnya untuk dibawa terlebih dahulu.

"Waktu itu mau langsung dibawa, digulung. Saya bilang jangan dulu, mau saya kasih bingkai dulu," katanya.

Lukisan "Toleransi" berbingkai emas itu pun akhirnya selesai. Umar bersama keluarga dan salah seorang pengacara pribadinya, Heri Wijaya mengantarkan langsung lukisan unik itu ke kediaman Jenderal Dudung.

"Ini salah satu bentuk respect dari seorang guru kepada muridnya," ujar pengacara yang kerap menangani perkara selebritis itu.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2344 seconds (0.1#10.140)