Dilarang Pakai Logam, Jam Istirahat Sekolah Ditiadakan

Sabtu, 13 Juni 2020 - 18:35 WIB
loading...
Dilarang Pakai Logam,...
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berdiskusi dengan para kepala sekolah SD-SMP lewat daring. Risma ingin masukan dari para guru menjelang pembukaan sekolah di tengah pandemi. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Ribuan siswa dan wali murid di Kota Pahlawan masih menunggu kepastian kapan kebiasaan baru di sektor pendidikan akan dimulai.

Mereka masih resah ketika belum ada kepastian di tengah pandemi COVID-19 kelanjutan belajar mengajar akan dimulai. (Baca juga: Pandemi Covid-19, Mendesak Dibuat Kurikulum Sekolah Jarak Jauh )

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mulai melakukan sosialisasi kebiasaan baru yang ditujukan kepada Kepala Sekolah MKKS SD-SMP negeri maupun swasta se-Surabaya. Mereka dipastikan menerima informasi tentang new normal yang akan dilakukan di dunia pendidikan.

Risma menjelaskan kepada seluruh Kepala Sekolah tingkat SD – SMP isi protokol kesehatan yang sudah diatur pada Perwali Nomor 28 Tahun 2020.

“Pertemuan ini bukan akan membuka sekolah. Lebih pada penyiapan protokol kesehatan,” kata Risma saat membuka video conference di Halaman Balai Kota Surabaya, Sabtu (13/6/2020).

Menurut dia, saat ini pihaknya belum mengetahui kapan sekolah akan dibuka, namun yang paling utama ialah merumuskan protokol kesehatan pada tiap-tiap sekolah dengan dasar Perwali tersebut.

Bagi Risma, setiap sekolah memiliki karakteristik siswa dan lingkungan berbeda. Makanya dia meminta kepada tiap sekolah untuk mengembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah.

“Karena bapak ibu yang paling mengerti kondisi sekolahnya. Jadi mohon untuk dikembangkan dan lebih dirinci. Standarnya adalah perwali, jangan di bawah itu,” jelas dia.

Selain itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga meminta agar para guru dapat bekerjasama dengan wali murid untuk saling mendukung. Dia meminta agar para guru dapat memikirkan bagaimana caranya agar pelajar dapat menerapkan physical distancing selama berada di sekolah.

“Satu kelas ada 30-40 anak. Bagaimana itu bisa jaga jarak. Karena itu butuh masukan dari panjenengan semua,” kata dia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1559 seconds (0.1#10.140)