Terkenal Penghasil Manik-manik, Desa di Jombang Diusulkan Jadi Desa Devisa

Senin, 14 Februari 2022 - 07:33 WIB
loading...
Terkenal Penghasil Manik-manik, Desa di Jombang Diusulkan Jadi Desa Devisa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau hasil karya perajin warga Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.Foto/ist
A A A
SURABAYA - Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengusulkan ke Lembaga Pembeayaan Eksport Indonesia (LPEI) Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang menjadi Desa Devisa.

Selama ini desa tersebut terkenal sebagai desa penghasil manik-manik berbahan dasar limbah beling. Tidak main-main, selain diminati pasar domestik, manik-manik buatan desa tersebut juga telah mampu menembus pasar di negara-negara Benua Asia, Afrika dan Eropa.

Baca juga: Laksamana Cheng Ho, Penjelajah Muslim China yang Ikut Sebarkan Islam di Nusantara

"Desa ini punya keunikan dan sangat otentik. Produk yang dihasilkan terbukti diminati pasar Asia dan Eropa sehingga sangat memenuhi syarat menjadi Desa Devisa yang tengah kita usulkan," kata Khofifah, Minggu (13/2/2022).

Desa Devisa merupakan program pendampingan yang digagas Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development). Program Desa Devisa memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya.

Dengan beberapa kriteria yang dijadikan asesmen oleh LPEI, Khofifah menyebut Kampung Manik-Manik di Jombang ini telah memenuhi keseluruhannya."Yang pertama adalah produk milik sendiri bukan karya orang lain yang diperjual belikan ditempatnya. Lalu punya keunikan, punya pasar ekspor, dilakukan oleh banyak orang di satu desa didukung kelembagaan kelompok. Saya rasa ini sudah memenuhi kriteria itu," ucap Khofifah.

Khofifah menyebut, LPEI memberikan kuota kepada Jatim sebanyak 15 desa untuk dijadikan desa devisa pada tahun 2022 ini. Khofifah bersyukur atas besarnya kuota yang diberikan tersebut karena bisa menjadi pendongkrak kesejahteraan masyarakat desa. Tetapi saat ini yang telah siap ada 20 desa. "Kita akan mengajukan semua," terangnya.



Sementara itu, salah satu perajin, Wartiah mengungkapkan bahwa sebelum pandemi COVID-19 melanda, tak kurang dari 10 negara di Asia dan Eropa menjadi pelanggan tetap manik-manik yang diproduksi para perajin. Di Desa Plumbon Gambang terdapat 125 unit pengusaha manik manik, dengan pekerja 1.200 orang yang berasal dari masyarakat sekitar. Baik perempuan maupun laki-laki.

Selain pasar luar negeri, manik-manik dari desa ini juga sangat diminati di dalam negeri. Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan beberapa provinsi di Kalimantan, menjadi pasar tetap produk manik-manik asal desa tersebut. "Meskipun ekspor ke luar negeri semenjak pandemi memang menurun, tapi disini kami sudah pernah ekspor hingga Madrid," katanya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0819 seconds (0.1#10.140)