Kisah Diki Anak Yatim yang Tak Malu Bantu Ibunya Jualan Siomay Sambil Sekolah

Sabtu, 12 Februari 2022 - 07:43 WIB
loading...
Kisah Diki Anak Yatim...
Diki pelajar kelas XI SMKN 8 Luwu Utara, Sulawesi Selatan, tak malu berjualan siomay sambil bersekolah. Dia berjualan untuk membangtu orang tuanya. Foto/iNews TV/Nasruddin Rubak
A A A
LUWU UTARA - Jam istirahat belajar tiba. Diki dengan cekatan membuka dagangannya, yang ada di gerobak sepeda motornya. Asap putih mengepul ketika panci di gerobak motornya di buka, tanda siomay yang dijual Diki dalam kondisi panas.

Baca Juga: Pelajar Ini Sukses Bisnis Makanan Sehat

Sambil mengenakan seragam sekolah, siswa kelas XI SMKN 8 Luwu Utara, Sulawesi Selatan tersebut, tak malu melayani konsumen yang merupakan teman-temannya di sekolah. Ya Diki yang merupakan bungsu dari enam bersaudara, harus membantu ibunya berjualan siomay untuk memenuhi biaya kebutuhan sehari-hari.



Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, Diki harus kehilangan ayahnya untuk selama-lamanya, karena meninggal dunia. Kini, pemuda yang telah berusia 17 tahun tersebut, ikut membanting tulang membantu ibunya dengan berjualan siomay.



"Saya biasanya membawa barang dagangan ke sekolah, untuk dijual. Garganya Rp1.000 per biji," ujar Diki. Pemuda sederhana yang bercita-cita menjadi pengusaha ini, tidak sedikitpun merasa malu berjualan. Semangatnya hanya ingin membantu ibunya, dan bisa hidup mandiri.

Kepala SMKN 8 Luwu Utara, Mustajab Ponta menyebutkan, secara pelajaran di sekolah Diki tidak terlalu menonjol, namun semangatnya untuk berwira usaha sangat kuat. "Kami berikan izin dia berjualan di sekolah, namun hanya saat jam istirahat pelajaran saja," tuturnya.

Mustajab mengaku sangat bangga punya murid yang berbakti kepada orang tuanya, dan tidak merasa malu untuk membangun usaha mandiri meskipun hanya berjualan siomay. "Kami selalu mengingatkan, agar kegiatannya berjualan tidak mengganggu waktu belajarnya," ungkapnya.

Kisah Diki Anak Yatim yang Tak Malu Bantu Ibunya Jualan Siomay Sambil Sekolah


Sepulang sekolah, biasanya Diki tak langsung kembali ke rumah. Dia terlebih dahulu berkeliling kampung untuk memasarkan siomaynya. Karena rasanya enak dan lezat, membuat siomay Diki menjadi favorit di kampung-kampung tempatnya berjualan.

Tak jarang warga di sekitar SMKN 8 Luwu Utara, rela menunggu Diki saat jam pulang sekolah demi menikmati siomay lezat tersebut. Kerja keras dilakukan Diki untuk membangun usahanya tersebut.



Setiap harinya dia harus bangun lebih awal, untuk belanja di pasar dan menyiapkan siomay yang akan dijajakannya. Dia tak sama dengan remaja seusianya. Setiap hari dia tidak sempat bermain bersama teman-temannya, karena harus berjuang menjajakan siomaynya hingga sore hari.

Ibu Diki, Narwati menyebut, Diki merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Sejak 10 tahun silam, ayahnya meninggal dunia, sehingga Narwati harus banting tulang menghidupi anak-anaknya. Beruntung Diki sangat mengerti kondisi ibunya, sehingga juga turut bekerja keras untuk mencari nafkah di sela-sela sekolah.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2573 seconds (0.1#10.140)