Pembina NU Purworejo Sebut Warga Wadas yang Kontra Tak Mau Diajak Berdialog Sejak Awal
loading...
A
A
A
PURWOREJO - Syuriyah atau Pembina Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Purworejo, KH Zaenal Mustofa menanggapi kondisi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.
Lokasi tersebut sedianya bakal menjadi lokasi penambangan batu adesit untuk pembangunan Bendungan Bener.
"Kebetulan saya tinggal di desa tetangga yang bisa dibilang setiap hari lewat Desa Wadas dan intens berinteraksi dengan masyarakat itu. Nah masyarakat Desa Wadas awalnya diinformasikan oleh pemerintah dan setelah pemutihan, tersiar berita bahwa si desa itu memang menurut penelitian mengandung batu andesit yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan material Bendung Bener," kata Zaenal Mustofa, saat dihubungi wartawan, Jumat (11/2/2022).
"Nah setelah diinformasikan, masyarakat memberikan beragam tanggapan. Dari upaya sosialisasi secara masif oleh pemerintah, ada pihak dari masyarakat yang menolak kehadiran mereka (pemerintah) untuk sosialisasi," lanjutnya.
Zaenal bilang, sejak awal rencana proyek strategis nasional Bandungan Bener itu dicanangkan, pemerintah terus berupaya melakukan sosialisasi dan mediasi kepada masyarakat di Desa Wadas. Namun, adanya pihak-pihak yang kontra membuat pendekatan persuasif tersebut tak berjalan mulus.
"Mereka (kontra) sama sekali tidak mau dan menolak sosialisasi dari pemerintah, lalu memasang spanduk di jalan sebagai ekspresi rasa tidak sepakat. Kemudian pihak pro lama kelamaan muncul, dari situlah pihak pro dan kontra mulai ada jarak, padahal tetanggan, komunikasi juga jadi tidak terlalu intens," ucapnya.
Zaenal mengungkapkan, kehadiran pihak kontra tersebut juga kerap membuat warga sekitar menjadi resah. Bahkan, acapkali menyebarkan teror disepanjang malam dan mengancam warga yang ingin menjual tanahnya.
"Pihak kontra sudah menghalang-halangi pihak masyarakat yang pro, jadi diancam kalau sampe memperbolehkan (menjual) berarti pengkhianat. Sehingga mulai sangat tidak kondusif, kubu kontra juga sering melakukan konvoi pakai motor malam-malam, ke desa-desa tetangga yang disitu itu juga banyak pemilik-pemilik tanah yang ada di Desa Wadas, pernah juga menjelang subuh," ungkapnya.
Lokasi tersebut sedianya bakal menjadi lokasi penambangan batu adesit untuk pembangunan Bendungan Bener.
"Kebetulan saya tinggal di desa tetangga yang bisa dibilang setiap hari lewat Desa Wadas dan intens berinteraksi dengan masyarakat itu. Nah masyarakat Desa Wadas awalnya diinformasikan oleh pemerintah dan setelah pemutihan, tersiar berita bahwa si desa itu memang menurut penelitian mengandung batu andesit yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan material Bendung Bener," kata Zaenal Mustofa, saat dihubungi wartawan, Jumat (11/2/2022).
"Nah setelah diinformasikan, masyarakat memberikan beragam tanggapan. Dari upaya sosialisasi secara masif oleh pemerintah, ada pihak dari masyarakat yang menolak kehadiran mereka (pemerintah) untuk sosialisasi," lanjutnya.
Zaenal bilang, sejak awal rencana proyek strategis nasional Bandungan Bener itu dicanangkan, pemerintah terus berupaya melakukan sosialisasi dan mediasi kepada masyarakat di Desa Wadas. Namun, adanya pihak-pihak yang kontra membuat pendekatan persuasif tersebut tak berjalan mulus.
"Mereka (kontra) sama sekali tidak mau dan menolak sosialisasi dari pemerintah, lalu memasang spanduk di jalan sebagai ekspresi rasa tidak sepakat. Kemudian pihak pro lama kelamaan muncul, dari situlah pihak pro dan kontra mulai ada jarak, padahal tetanggan, komunikasi juga jadi tidak terlalu intens," ucapnya.
Zaenal mengungkapkan, kehadiran pihak kontra tersebut juga kerap membuat warga sekitar menjadi resah. Bahkan, acapkali menyebarkan teror disepanjang malam dan mengancam warga yang ingin menjual tanahnya.
"Pihak kontra sudah menghalang-halangi pihak masyarakat yang pro, jadi diancam kalau sampe memperbolehkan (menjual) berarti pengkhianat. Sehingga mulai sangat tidak kondusif, kubu kontra juga sering melakukan konvoi pakai motor malam-malam, ke desa-desa tetangga yang disitu itu juga banyak pemilik-pemilik tanah yang ada di Desa Wadas, pernah juga menjelang subuh," ungkapnya.