Gunung Anak Krakatau Waspada, PVMBG Imbau Warga Menjauh dalam Radius 2 Km

Sabtu, 05 Februari 2022 - 17:22 WIB
loading...
Gunung Anak Krakatau...
Gunung Anak Krakatau erupsi. Foto: Istimewa
A A A
BANDUNG - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menetapkan status waspada untuk Gunung Anak Krakatau.

Penetapan status waspada tersebut seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung yang berada di Selat Sunda itu. Sebagai langkah mitigasi, PVMBG mengimbau masyarakat menjauhi Gunung Anak Krakatau dalam radius minimal 2 kilometer (km) dari kawah aktif.

"Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada level II (waspada), kami merekomendasikan agar masyarakat tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah aktif," tutur Kepala Badan Geologi PVMBG Budi Eko Lelono dalam keterangan resminya, Sabtu (5/2/2022).



Lebih lanjut Budi mengatakan, kegempaan Gunung Anak Krakatau selama 16 Januari-4 Februari 2022 ditandai dengan terekamnya 9 kali gempa letusan, 135 kali gempa embusan, 4 kali tremor harmonik, 499 kali gempa low frequency, dan 2 kali gempa hybrid/fase banyak.

"Kemudian ada 32 kali gempa vulkanik dangkal, 4 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, 8 kali gempa tektonik jauh dan 19 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0.5-26 mm (dominan 5 mm)," sebutnya.

Menurut Budi, berdasarkan data pemantauan secara visual dan instrumental, Gunung Anak Krakatau terindikasi masih berpotensi erupsi. Selain itu, berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB), hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter kurang lebih 2 kilometer dan area sekitarnya merupakan kawasan rawan bencana.



"Berdasarkan data-data visual dan instrumental, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava, dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 km dari kawah aktif," katanya.

Tidak hanya itu, Gunung Anak Krakatau juga berpotensi melakukan aktivitas hujan abu yang lebih tipis dan area yang lebih jauh dapat terpapar bergantung pada arah dan kecepatan angin. Adapun potensi bahaya longsoran tubuh Gunung Anak Krakatau, kata Budi, secara historis merupakan ancaman bahaya permanen.

"Ini perlu selalu diwaspadai dan diantisipasi, utamanya oleh instansi yang berwenang dalam peringatan dini bahaya ikutan gunung api seperti tsunami," imbuh Budi.



Budi menegaskan, longsoran tubuh gunung api tidak dapat diprediksi waktu kejadian dan volumenya serta tidak bergantung pada kondisi gunung api sedang mengalami erupsi maupun tidak. Sehingga, mitigasi harus dilakukan oleh masyarakat dan instansi pemerintah daerah setempat.

"Longsoran tubuh gunung api dapat terjadi dengan atau tanpa diawali peningkatan aktivitas gunungapi," tandasnya.

Diketahui, PVMBG melaporkan bahwa Gunung Anak Krakatau erupsi lagi pada Sabtu (5/2/2022) pukul 05.32 WIB. Tinggi kolom abu tercatat 1.500 meter di atas puncak.

"Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Sabtu, 05 Februari 2022, pukul 05:32 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1500 m di atas puncak (± 1657 m di atas permukaan laut)," tulis PVMBG lewat akun media sosial resminya.
(hsk)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2819 seconds (0.1#10.140)