Dugderan Diganti Tabuh Bedug sebagai Penanda Awal Puasa

Kamis, 23 April 2020 - 19:09 WIB
loading...
Dugderan Diganti Tabuh...
Tradisi dugderan digantikan pemukulan bedug menandai awal puasa, di Masjid Kauman Semarang, Kamis (23/4/2020). Foto : SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Tradisi dugderan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya

Dugderan yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang kali ini digelar secara sederhana tanpa iringan perayaan seperti karnaval dugderan maupun pasar rakyat. Kondisi tersebut imbas dari merebaknya pandemi wabah virus corona atau Covid-19.

Ya, tradisi dugderan kali ini berlangsung tanpa kerumunan massa, Kamis (23/4/2020). Di awali dengan kunjungan Walikota Semarang Hendrar Prihadi yang didampingi Wakil Walikota Semarang Hevearita G Rahayu dan Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin ke Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman).

Kedatangan punggawa Pemkot tersebut disambut oleh sejumlah ulama di Kota Semarang. Kemudian, prosesi dilanjutkan dengan pembacaan halaqah tentang pengumuman ketentuan dimulainya puasa oleh walikota yang akrab disapa Hendi itu dengan ditandai pemukulan bedug sebagai tanda awal puasa.

Hendi menjelaskan, dugderan ini merupakan tradisi kebudayaan dari Kota Semarang dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

“Hari ini dugderan digelar dengan sederhana karena adanya wabah Covid-19, tapi tetap prosesinya kita jalankan sesuai dengan budaya yang pernah dilakukan setiap tahunnya,” ungkap Hendi.

Menurutnya, momentum saat ini diharapkan membuat warga Kota Semarang lebih khusus dalam beribadah puasa. “Kami berpesan untuk masyarakat sebaiknya menjalankan ibadah-ibadah keagamaan selama bulan ramadhan ini di rumah saja, ini untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” pintanya.

Sementara, Ketua Takmir Masjid Agung Kota Semarang, KH Hanief Ismail mengutarakan, sesuai dengan anjuran pemerintah, pihak masjid tak menggelar salat tarawih berjamaah .

“Untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, Masjid Agung Semarang sudah tidak menyelenggarakan salat jumat seperti yang dianjurkan oleh pemerintah. Untuk salat tarawih juga tidak digelar secara berjamaah di masjid,” tandasnya. Selain itu, pihaknya juga menyarankan supaya masyarakat menjalankan ibadah di rumah.
(nun)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1641 seconds (0.1#10.140)