Program Klinik BUM Desa Mampu Tekan Angka Kemiskinan di Jawa Timur
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa secara resmi membuka program Klinik BUM Desa yang mengusung tema ‘Optimis Jatim Bangkit Melalui Penguatan Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas Mandiri dan Sejahtera) Berbasis BUM Desa’.
Khofifah menegaskan komitmen menjadikan Klinik BUM Desa Jatim menjadi salah satu pintu masuk proses penyejahteraan masyarakat desa.
"Apa yang telah kita lakukan beberapa tahun terakhir, kini tampak hasilnya. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), penurunan kemiskinan di Jatim paling siginifikan dibanding provinsi lain di Indonesia. Kita berharap tahun ini dapat turunkan kemiskinan di bawah satu digit," kata Khofifah, Rabu (2/2/2022).
Baca juga: Emak-emak Pengajian Surabaya Duetkan Airlangga-Khofifah Maju Pilpres 2024
Ketua Umum PP Muslimat itu juga menyampaikan bahwa Pemprov Jatim baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Salah satunya terkait penguatan program One Village One CEO yang diharapkan mampu mengidentifikasi keunikan tiap desa dengan manajerial yang lebih baik.
"Kami berharap program tersebut dapat mendorong sebuah desa berubah status menjadi desa maju mandiri. Program One Village One CEO dapat diintegrasikan dengan Klinik BUM Desa Jatim agar dapat mencapai hasil yang lebih maksimal," imbuhnya.
Program Klinik BUM Desa digelar Pemprov Jatim bersama Yayasan Rumah Kita Sidoarjo, KIP Foundation dan Sampoerna untuk Indonesia sejak tahun 2019. Tahun ini hadir dengan format kolaboratif yang menyinergikan program kolaborasi Klinik BUM Desa dan program Dewi Cemara. Kolaborasi tersebut melahirkan inovasi suatu wadah pelatihan dan pengembangan bernama Akademi Desa Wisata (Demi Dewi).
Setidaknya, terdapat 500 pelaku dan pegiat desa wisata yang berasal dari 190 desa wisata berbasis BUM Desa mengikuti Demi Dewi setelah melalui serangkaian proses seleksi."Demi Dewi merupakan bagian dari program Klinik BUM Desa Jatim yang mendukung penguatan Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas, Mandiri, dan Sejahtera)," ujar Ketua Pelaksana Demi Dewi, Dwi Ariady Kusuma.
Baca juga: Tinjau IKN Baru, Gubernur Khofifah Usulkan Lokasi Strategis Kantor Badan Perwakilan Daerah
Ari menjelaskan Demi Dewi adalah merupakan pusat pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pengelola desa wisata dengan pendekatan kreatif, inovatif, dan produktif. Hal ini bertujuan mewujudkan destinasi desa wisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Program tersebut mendapat dukungan penuh dari tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jatim yakni Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Kebudaayaan dan Pariwisata, dan Dinas Koperasi dan UMKM.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jatim, Sukaryo menjelaskan, program Klinik BUM Desa telah memberi dampak positif bagi pengembangan BUM Desa di Jatim. "Tentu capaian ini harus dipertahankan, bahkan diupayakan untuk terus ditingkatkan. Karena itu perlu peningkatan kapasitas serta inovasi ke depannya," katanya.
Khofifah menegaskan komitmen menjadikan Klinik BUM Desa Jatim menjadi salah satu pintu masuk proses penyejahteraan masyarakat desa.
"Apa yang telah kita lakukan beberapa tahun terakhir, kini tampak hasilnya. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), penurunan kemiskinan di Jatim paling siginifikan dibanding provinsi lain di Indonesia. Kita berharap tahun ini dapat turunkan kemiskinan di bawah satu digit," kata Khofifah, Rabu (2/2/2022).
Baca juga: Emak-emak Pengajian Surabaya Duetkan Airlangga-Khofifah Maju Pilpres 2024
Ketua Umum PP Muslimat itu juga menyampaikan bahwa Pemprov Jatim baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Salah satunya terkait penguatan program One Village One CEO yang diharapkan mampu mengidentifikasi keunikan tiap desa dengan manajerial yang lebih baik.
"Kami berharap program tersebut dapat mendorong sebuah desa berubah status menjadi desa maju mandiri. Program One Village One CEO dapat diintegrasikan dengan Klinik BUM Desa Jatim agar dapat mencapai hasil yang lebih maksimal," imbuhnya.
Program Klinik BUM Desa digelar Pemprov Jatim bersama Yayasan Rumah Kita Sidoarjo, KIP Foundation dan Sampoerna untuk Indonesia sejak tahun 2019. Tahun ini hadir dengan format kolaboratif yang menyinergikan program kolaborasi Klinik BUM Desa dan program Dewi Cemara. Kolaborasi tersebut melahirkan inovasi suatu wadah pelatihan dan pengembangan bernama Akademi Desa Wisata (Demi Dewi).
Setidaknya, terdapat 500 pelaku dan pegiat desa wisata yang berasal dari 190 desa wisata berbasis BUM Desa mengikuti Demi Dewi setelah melalui serangkaian proses seleksi."Demi Dewi merupakan bagian dari program Klinik BUM Desa Jatim yang mendukung penguatan Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas, Mandiri, dan Sejahtera)," ujar Ketua Pelaksana Demi Dewi, Dwi Ariady Kusuma.
Baca juga: Tinjau IKN Baru, Gubernur Khofifah Usulkan Lokasi Strategis Kantor Badan Perwakilan Daerah
Ari menjelaskan Demi Dewi adalah merupakan pusat pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pengelola desa wisata dengan pendekatan kreatif, inovatif, dan produktif. Hal ini bertujuan mewujudkan destinasi desa wisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Program tersebut mendapat dukungan penuh dari tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jatim yakni Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Kebudaayaan dan Pariwisata, dan Dinas Koperasi dan UMKM.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jatim, Sukaryo menjelaskan, program Klinik BUM Desa telah memberi dampak positif bagi pengembangan BUM Desa di Jatim. "Tentu capaian ini harus dipertahankan, bahkan diupayakan untuk terus ditingkatkan. Karena itu perlu peningkatan kapasitas serta inovasi ke depannya," katanya.
(msd)