Ilmuwan Ungkap Ada Risiko Tsunami di Dekat Ibu Kota Baru Indonesia

Kamis, 23 April 2020 - 18:17 WIB
loading...
Ilmuwan Ungkap Ada Risiko...
Pemetaan risiko tsunami di Selat Makassar, Indonesia. Foto/RE Brackenridge et al/BBC
A A A
JAKARTA - Sekelompok ilmuwan internasional mengidentifikasi potensi risiko tsunami di wilayah yang dekat dengan ibu kota baru Indonesia. Para peneliti memetakan bukti beberapa tanah longsor purba bawah laut di Selat Makassar antara pulau Kalimantan dan Sulawesi.

Jika hal tersebut terulang saat ini, itu akan menghasilkan tsunami yang mampu menggenangi Teluk Balikpapan, daerah yang dekat dengan ibu kota baru yang dipilih pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tetapi tim peneliti internasional memperingatkan agar tidak bereaksi berlebihan.

"Kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menilai situasi dengan tepat. Yang disampaikan, ini adalah sesuatu yang mungkin harus dimiliki oleh pemerintah Indonesia pada daftar risiko di suatu tempat—bahkan jika kita hanya berbicara tentang peristiwa 'frekuensi rendah, dampak tinggi'," kata Dr Uisdean Nicholson dari Heriot-Watt University, Inggris.

Tim peneliti Inggris-Indonesia-nya menggunakan data seismik untuk menyelidiki sedimen dan strukturnya di dasar laut Makassar. Survei tersebut mengungkapkan 19 zona berbeda di sepanjang selat tempat lumpur, pasir, dan lanau jatuh ke lereng yang lebih dalam.



Beberapa slide yang dirilis memaparkan ratusan kilometer kubik material—volume yang lebih dari kolom air mengganggu, dan menghasilkan gelombang besar di permukaan laut.

"Tanah longsor ini—atau mass transport deposits (MTD) seperti yang kita sebut—cukup mudah dikenali dalam data seismik," kata Dr Rachel Brackenridge dari Aberdeen University, penulis utama laporan yang menggambarkan penelitian tersebut.

"Mereka berbentuk lensa dan sedimen di dalamnya kacau-balau; mereka bukan lapisan datar, teratur, seperti tramline yang Anda harapkan akan ditemukan. Saya memetakan 19 peristiwa, tetapi itu dibatasi oleh resolusi data. Akan ada yang jadi lainnya, peristiwa kecil yang tidak bisa saya lihat," katanya kepada BBC, Kamis (23/4/2020).

Semua MTD berada di sisi barat saluran (3.000 m) yang dalam, yang melintasi Selat Makassar. Itu juga sebagian besar berada di sebelah selatan delta outlet untuk Sungai Mahakam di pulau Kalimantan, yang mengeluarkan jutaan meter kubik sedimen setiap tahun.

Tim peneliti berpikir material ini diambil oleh arus di selat dan kemudian dibuang di tempat yang lebih dangkal dari dasar laut jatuh jauh ke kedalaman.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3722 seconds (0.1#10.140)