Sketsa Pembunuh Ibu-Anak Disebar, Kuasa Hukum Yosef: Pelaku Dicurigai dari Saksi yang Diperiksa

Jum'at, 07 Januari 2022 - 16:35 WIB
loading...
Sketsa Pembunuh Ibu-Anak...
Dirreskrimum Polda Jabar, Kombes Pol Ke Yani Sudarto memperlihatkan sketsa wajah terduga pelaku di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
SUBANG - Kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu di Kabupaten Subang memasuki babak baru pasca-Polda Jabar merilis sketsa wajah yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan.

Sketsa Pembunuh Ibu-Anak Disebar, Kuasa Hukum Yosef: Pelaku Dicurigai dari Saksi yang Diperiksa


Sketsa wajah tersebut bahkan diyakini bisa menjadi pembuka tabir yang menyelimuti kasus pembunuhan sadis itu. Terlebih, hampir lima bulan sejak ditemukan tewas tanpa busana di bagasi mobil Alphard, pembunuh ibu dan anak gadisnya itu tak kunjung terungkap.



Rohman Hidayat, kuasa hukum Yosef Hidayat, suami sekaligus ayah korban mengatakan bahwa hadirnya sketsa wajah tersebut menjadi pertanda besar bahwa kasus ini bakal segera terungkap.

"Justru sekarang fokusnya adalah sketsa wajah yang sudah dirilis Polda Jabar, mirip siapa? apakah Pak Yosep atau Pak Yoris tahu tidak, di lingkungan sekolah, keluarga, apakah ada tidak yang mirip dengan sketsa wajah itu, itu fokusnya hari ini," tutur Rohman melalui sambungan telepon selulernya, Jumat (7/1/2022).

Dari sketsa wajah yang sudah dirilis Polda Jabar yang memperlihatkan tampak belakang dan kanan terduga pelaku, Rohman bahkan meyakini bahwa polisi sebenarnya sudah mengantongi tampak depan atau wajah pelaku.

"Saya meyakini, kalau misalnya tampak belakang dan samping sudah ada, bukan tidak mungkin tampak depan sudah ada. Kan namanya juga sketsa wajah, yang namanya sketsa wajah kan tampak depan, kiri, dan kanan," jelasnya.



Menurut Rohman, untuk menetapkan tersangka, polisi tak perlu lagi mencari orang-orang di luar saksi yang telah diperiksa. Dia juga meyakini, dari total 69 saksi yang telah diperiksa, pasti ada yang memiliki kemiripan dengan sketsa wajah tersebut.

"Mungkin polisi tidak perlu mencari jauh-jauh, dari 69 saksi masa sih tidak ada yang mirip, cuma perlu digali saja, sketsa itu kan berdasarkan keterangan saksi. Tinggal digali lagi saja," tegasnya.

Lebih lanjut Rohman mengatakan, seiring semakin mengerucutnya kasus pembunuhan sadis ini, Yoris Raja Amanullah yang merupakan anak sekaligus kakak kandung korban kini pecah kongsi dengan keponakan korban, Muhammad Ramdanu alias Danu.



Rohman mengatakan, setelah sempat berseberangan dengan Yosep, Yoris kini justru bergabung dengan Yosep. Menurutnya, bergabungnya Yoris dengan pihaknya bukan tanpa alasan. Alasan yang paling mendasar, kata Rohman, Yoris mencurigai bahwa Danu lah sebagai pembunuh sadis itu.

"Saat di TKP, anjing pelacak sempat menggigit Danu hingga tiga kali, lalu keterangan Danu banyak berubah-ubah. Bahkan, Danu tidak mau menandatangani BAP dengan alasan keterangan yang disampaikan hanya karangan belaka, itu yang membuat penyidik kesal, Danu itu banyak mengarang cerita," bebernya.

"Dari situlah Yoris memiliki kecurigaan, ada apa dengan Danu? kalau tidak terlibat kenapa berubah ubah? Itu lah yang menjadi pertimbangan Yoris bergabung dengan kita karena dia tidak mau dikelompokan dengan Danu karena tentu apa yang terjadi pada Danu akan berdampak pada Yoris," sambungnya.

Dengan semakin mengerucutnya kasus pembunuhan ini ditambah hadirnya sketsa wajah yang dirilis Polda Jabar, Rohman menekankan bahwa kasus pembunuhan ini tidak ada kaitannya dengan anggapan rebutan pengelolaan dana BOS yayasan sekolah yang dikelola oleh korban dan Yosep.

Bahkan, Rohman meyakinkan bahwa dalam proses penyidikan, tidak ada lagi pertanyaan penyidik yang mengarah pada pengelolaan dana BOS tersebut. Selain itu, sejak awal mencuatnya kasus hingga saat ini, anggapan bahwa kasus pembunuhan ini berkaitan dengan pengelolaan dana BOS tidak terbukti.

"Sama sekali tidak ada kaitannya, itu sempat disebutkan di awal pada saat Yoris dan Danu masih bergabung saat itu. Pada saat itu, Yosep masih sendirian atau berdua dengan Bu Mimin (istri kedua) dan dana itu tidak terbukti sampai saat ini," katanya.

"Bahkan saat Pak Yosep dan Yoris bergabung saat ini juga tidak terbukti. Justru saat ini mereka sedang berupaya untuk kembali membuka operasional sekolah karena sudah lama berhenti beroperasi, agar bantuan pemerintah juga bisa turun lagi," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Polda Jabar terus berupaya mengungkap tabir sekaligus pelaku pembunuhan Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu di Kabupaten Subang.

Diketahui, sejak jasad ibu dan anak gadisnya itu ditemukan di bagasi mobil Alphard dalam keadaan telanjang, Rabu (18/8/2021) lalu, peristiwa tersebut hingga kini masih diselimuti misteri.

Namun, Polda Jabar mulai menunjukkan titik cerah terkait pengungkapan kasus tersebut. Berdasarkan keterangan saksi potensial, Ditreskrimum Polda Jabar telah mengantongi sketsa wajah yang diduga kuat pelaku pembunuhan sadis itu.

"Kami sudah melakukan langkah memeriksa saksi potensial dan mendapatkan sketsa wajah dari terduga yang potensial dalam kasus tersebut. Sketsa wajah ini hasil dari tim Inafis Bareskrim," ungkap Dirreskrimum Polda Jabar, Kombes Pol Ke Yani Sudarto dalam kegiatan Rilis Akhir Tahun Polda Jabar di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (29/12/2021).

Yani pun memperlihatkan salinan sketsa wajah yang diduga kuat pelaku pembunuhan kepada puluhan awak media yang hadir dalam kegiatan tersebut. Meski keterangan yang tertera dalam salinan sketsa tidak jelas, namun terlihat bahwa pelaku merupakan seorang pemuda menggunakan kemeja planel hitam dan putih.

Lebih lanjut Yani mengatakan, sejak peristiwa pembunuhan itu terungkap, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga lima kali, otopsi dua kali, hingga memeriksa 69 saksi.

"69 saksi yang diperiksa 15 di antaranya dari keluarga, 11 saksi yang saat itu melintas di TKP, 32 saksi untuk menentukan alibi, sedangkan 11 saksi lain tidak berhubungan dengan peristiwa, tapi diambil keterangannya," bebernya.

Tidak hanya itu, pihaknya pun telah melakukan tujuh pemeriksaan saksi ahli, analisa informasi teknologi (IT), termasuk analisa kamera pengawas (CCTV) sebanyak 40-50 CCTV yang terpasang di jalan sepanjang 50 kilometer.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2425 seconds (0.1#10.140)